Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Upaya Polisi yang Belum Juga Mampu Menguak Misteri Penyerangan Novel

Kompas.com - 09/12/2017, 10:07 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Misteri penyerangan terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan belum juga menemui titik terang.

Padahal, kasus ini sendiri telah berjalan hampir tujuh bulan lamanya sejak Novel diserang pada 11 April 2017 lalu.

Perkembangan penyelidikan terakhir, polisi telah merilis tiga sketsa wajah terduga penyerang Novel. Sketsa tersebut dibuat hasil kerja dari tim Australian Federal Police (AFP) dan Pusat Inafis Mabes Polri.

Mereka menganalisis berdasarkan rekaman CCTV di sekitar lokasi penyiraman Novel. Selain itu, keterangan saksi mata juga dianalisis polisi.

Sketsa pertama dirilis Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian di Istana Kepresidenan, Jakarta 31 Juli 2017 lalu. Dalam sketsa itu, ciri-ciri pelaku yakni tinggi badan antara 167 cm sampai 170 cm, kulit agak hitam, rambut keriting dan badan ramping.

Kapolri menjelaskan, wajah sketsa tersebut berdasarkan gambaran dari saksi yang melihat orang mencurigakan sebelum kejadian. Kualitas sketsa tersebut dinilai baik sekali atau mendekati wajah yang dilihat oleh saksi.

Saksi tersebut, kata Kapolri, melihat pria itu berada di dekat Masjid Al Ikhsan lima menit sebelum kejadian penyiraman air keras.

"Kami duga pengendara sepeda motor," kata Kapolri.

Namun, meski telah merilis sketsa tersebut pihak kepolisian belum juga mampu menguak tabir penyerangan terhadap Novel. Sejumlah elemen masyarakat menyangsikan keseriusan Polri untuk mengusut tuntas kasus tersebut.

Selang empat bulan merilisi sketsa pertama, Polri kembali merilis dua sketsa wajah terduga penyerang Novel. Saat itu Polri merilisnya di Gedung KPK usai melaporkan perkembangan penyelidikan kasus itu.

Adapun ciri-ciri dua pelaku dalam sketsa tersebut, yakni berusia sekitar 40 tahun, tinggi badan sekitar 170 cm, bentuk muka bulat, warna rambut hitam, hidung bulat besar, postur badan kekar, dan warna kulit sawo matang agak gelap.

Sketsa lainnya, yakni bertinggi badan sekitar 173 cm, bentuk muka oval, bentuk dagu tajam, warna rambut hitam, jenis rambut bergelombang panjang seleher, hidung lurus, postur badan, ramping atletis, dan warna kulit sawo matang terang.

Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Azis mengatakan pihaknya baru mendapatkan gambaran wajah pelaku saat ini lantaran kerja sama dengan AFP butuh waktu untuk proses administrasi.

Selain itu, sketsa tersebut juga hasil keterangan para saksi. Penyidik sudah memeriksa hingga 66 saksi.

"Kedua orang ini yang diduga terlibat dalam penyiraman korban Novel Baswedan," ucap Kapolda.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com