Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandi Tanya kepada Aa Gym Bagaimana Atasi Masalah Sampah dan Hoaks

Kompas.com - 10/12/2017, 17:53 WIB
Tim Cek Fakta

Penulis

hoaks

hoaks!

Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menghadiri pengajian rutin Daarut Tauhiid yang digelar dai Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym di Masjid Istiqlal, Minggu (10/12/2017). Di depan para jemaah, Sandiaga meminta bantuan Aa Gym untuk mengatasi sampah dan hoaks.

"Saya waktu ke Daarut Tauhiid rapi banget sandalnya. Saya ingin ada gerakan, kelas menengah meningkat pendapatannya tapi perilakunya belum berubah. Rajin shalat, ikut maulidan, tapi masih buang sampah (sembarangan). Ini enggak mencerminkan warga DKI, gimana ini A?" kata Sandiaga kepada Aa Gym.

Baca juga : DPRD Kota Bekasi Anggap DKI Tak Penuhi Janji Masalah Sampah

Untuk menangapi Sandiaga, Aa Gym menyampaikan akronim-akronim buatannya tentang hidup tertib, sperti "TSP" yang berarti tahan-simpan-pungut sampah masing-masing. Menurut Aa Gym, memungut sampah adalah pahala. Ada juga akronim "Bebas Komiba" yang berarti berantakan, rapikan; basah, keringkan; kotor, bersihkan; miring, luruskan; bahaya, amankan.

Aa mengatakan, rumus perubahan sikap itu bisa dimulai dengan 3M yakni mulai dari diri sendiri, mulai dari hal kecil, dan mulai saat ini. Di pesantren miliknya, Daarut Tauhiid yang berlokasi di Jawa Barat, Aa Gym menerapkan "BRTT" atau bersih-rapi-tertib-teratur. Santri dan santriwati yang berantakan, bisa tak naik kelas hanya karena tak menerapkan BRTT ini.

"Ini bisa kerja sama Daarut Tauhiid dengan Dinas Sosial untuk acara-acaran, kemudian pasukan oranye juga belajar dari Daarut Tauhiid soal sampah," kata Sandiaga.

Selain sampah, Sandiaga meminta bantuan Aa Gym mengatasi masalah hoaks. Sandi mengeluhkan perpecahan pasca-pilkada masih terjadi karena banyak masyarakat jadi korban hoaks. Ia menitip pesan kepada jemaah Daarut Tauhiid agar jangan mempercayai hoaks.

"Pesan jangan diteruskan kalau belum jelas validitasnya, kalau kemungkinan bisa menyakiti saudara kita jangan diterusin walaupun mungkin menyenangkan bagi kita, jangan diterusin, apakah bermanfaat atau tidak jangan diterusin karena ini sumber ejek-mengejek bagi warga Jakarta, cukuplah bagi warga olok-mengolok," ujar Sandiaga.

Aa Gym menanggapi dengan mengatakan agar warga selalu menanamkan rasa persaudaran. Warga Jakarta tak boleh melihat warga lain yang berbeda pandangan sebagai musuh. Aa Gym juga meminta agar sesama warga Jakarta  mencari solusi alih-alih sibuk mencari masalah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Bantah Pernyataan Ketua STIP soal Tak Ada Lagi Perpeloncoan, Alumni: Masih Ada, tapi pada Enggak Berani Berkoar

Megapolitan
Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Remaja Tusuk Seorang Ibu di Bogor Hingga Pisau Patah

Megapolitan
Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Jukir Liar Minimarket Ikhlas “Digusur” Asal Pemerintah Beri Pekerjaan Baru

Megapolitan
Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Warga Bekasi Tewas Tertabrak Kereta di Kemayoran karena Terobos Palang Pelintasan

Megapolitan
Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Manjakan Lansia, Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Tak Lagi Pakai Tempat Tidur Tingkat

Megapolitan
KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

KAI Commuter: Perjalanan Commuter Line Rangkasbitung-Tanah Abang Picu Pertumbuhan Ekonomi Lokal

Megapolitan
Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Tiga Jenazah ABK Kapal yang Terbakar di Muara Baru Telah Dijemput Keluarga

Megapolitan
Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Gangguan Jiwa Berat, Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Sempat Dirawat di RSJ

Megapolitan
Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Jika Profesinya Dihilangkan, Jukir Liar Minimarket: Rawan Maling Motor dan Copet!

Megapolitan
Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Polisi: Ibu yang Bunuh Anak Kandung di Bekasi Alami Gangguan Kejiwaan Berat

Megapolitan
Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Imbas Tanah Longsor, Warga New Anggrek 2 GDC Depok Khawatir Harga Rumah Anjlok

Megapolitan
Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Kisah Iyan, Korban Banjir Cipayung yang Terpaksa Mengungsi ke Rumah Mertua 2 Bulan Lamanya...

Megapolitan
Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Maling Motor 'Ngadu' ke Ibunya Lewat 'Video Call' Saat Tertangkap Warga: Mak, Tolongin...

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan 'Treadmill' untuk Calon Jemaah Haji

Asrama Haji Embarkasi Jakarta-Bekasi Sediakan Alat Pijat dan "Treadmill" untuk Calon Jemaah Haji

Megapolitan
Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Penampakan Rumah TKP Penusukan Seorang Ibu oleh Remaja Mabuk di Bogor, Sepi dan Tak Ada Garis Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com