Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Temukan Paket Ekstasi Hello Kitty dari Jerman untuk Tahun Baru

Kompas.com - 27/12/2017, 20:30 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menggagalkan penyelundupan 20.000 ekstasi asal Jerman yang dikirim melalui jasa ekspedisi. Rencananya, barang haram itu akan diedarkan untuk pesta perayaan tahun baru 2018.

"Untuk ekstasi yang berjumlah 20 ribu butir ini, kita tahu bahwa akan ada pengiriman dari Jerman, diperuntukan untuk tahun baru," ujar Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Suwondo Nainggolan di Mapolda Metro Jaya, Rabu (27/12/2017).

Suwondo menambahkan, pengungkapan ini bermula ketika pihaknya menangkap tersangka DCS alias C dan ABL alias AB di halaman parkir kantor Pos, Jakarta Utara. Dari tangan keduanya polisi menemukan tujuh kotak susu berisi paket ekstasi berwarna merah muda dan bergambar Hello Kitty.

"Ini dikendalikan dari dalam LP oleh tersangka A yang merupakan warga negara Malaysia," ucap dia.

Baca juga : Laboratorium Narkoba di Diskotek MG Produksi Ekstasi Cair

DCS dan ABL mengaku diminta A untuk mengambil paketan ekstasi itu untuk diberikan kepada SDN. SDN merupakan kaki tangan A yang biasa diperintahkan untuk mengedarkan barang haram itu.

Berdasarkan informasi dari DCS dan ABL, polisi melakukan penangkapan terhadap SDN di Apartemen Green Bay Pluit, Jakarta Utara.

Dari tangan SDN polisi menemukan barang bukti berupa sabu seberat 1, 66 gram, 7 butir ekstasi, timbangan elektronik dan tiga buku berisi catatan transaksi narkoba.

"SDN ini pimpinan laundry, dia bekerja sebagai petugas laundry, sebagai manager, dia menyimpan barang itu di dispenser," kata Suwondo.

Sementara itu, DCS mengaku telah lima kali diperintahkan A untuk mengambil paketan narkoba. Bahkan dia pernah disuruh mengambil paketan narkoba dari Malaysia.

Baca juga : Polisi Tembak Mati Bandar Narkoba di Depok

"Naik pesawat (dari Malaysia). Kita dapat barang dari sana, sudah disuruh pakai seperti pembalut wanita, kita pakai terus harus pakai baju yang tidak terdeteksi metal detector yang enggak ada besinya," kata DCS.

DCS menambahkan, setiap mengambil ekstasi dari Malaysia, dia diperintahkan A untuk menggunakan salah satu maskapai penerbangan.

"Setiap pulang wajib pakai Air Asia lewat bandara Klia dua jangan Klia satu. Kita enggak tahu kenapa lewat situ, cuma disuruh. Tapi memang pengamanannya di sana kurang sih, enggak ada cek bodi," ucap dia.

DCS mengaku mendapat imbalan Rp 10 juta jika berhasil membawa paketan ekstasi itu. Dia berkomunikasi dengan A menggunakan aplikasi WeChat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Si Kribo Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Si Kribo Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Polisi Dalami Peran Belasan Saksi Dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Kepada Kapolres Jaktim, Warga Klender Keluhkan Aksi Lempar Petasan dan Tawuran

Megapolitan
Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Belasan Taruna Jadi Saksi dalam Prarekonstruksi Kasus Tewasnya Junior STIP

Megapolitan
Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tangkap Lebih dari 1 Orang Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

RTH Tubagus Angke Dirapikan, Pedagang Minuman Harap Bisa Tetap Mangkal

Megapolitan
Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Prarekonstruksi Kasus Penganiayaan Taruna STIP Digelar hingga 4 Jam

Megapolitan
Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Masih Bonyok, Maling Motor di Tebet Belum Bisa Diperiksa Polisi

Megapolitan
Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Cegah Prostitusi, RTH Tubagus Angke Kini Dipasangi Lampu Sorot

Megapolitan
Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Balita yang Jasadnya Ditemukan di Selokan Matraman Tewas karena Terperosok dan Terbawa Arus

Megapolitan
PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

PDI-P Buka Penjaringan Cagub dan Cawagub Jakarta hingga 20 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com