Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Tangkap Sindikat Penipu Pengusaha Kelapa Sawit

Kompas.com - 23/01/2018, 19:08 WIB
Akhdi Martin Pratama

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi menangkap sindikat penipu yang menggelapkan uang seorang pemilik perkebunan dan pabrik kelapa sawit di Jambi berinisial V. Sindikat itu membawa kabur uang sebesar Rp 5 miliar dari pengusaha kelapa sawit tersebut.

Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya AKBP Ade Ary mengatakan, sindikat itu beranggotakan enam orang. Mereka adalah AW, AR, JW, MA, HB dan H.

"Sindikat penipuan ini mengiming-imingi korban menawarkan pinjaman modal cukup besar, Rp 500 miliar," ujar Ade di Mapolda Metro Jaya, Selasa (23/1/2018).

Ade menambahkan, dalam melakukan aksinya, para tersangka memiliki peran yang berbeda-beda. Mereka ada yang bertugas mencari korban, berpura-pura menjadi pemilik modal, ajudan pribadi dan petugas bank.

Baca juga : Polisi Tangkap Pengedar Narkoba di Bekasi

Menurut Ade, sang korban pertama kali kenal dengan pelaku AR pada Juni 2017 lalu. Saat iu korban mengeluhkan sedang membutuhkan suntikan modal untuk perkebunan dan pabrik kelapa sawitnya.

Saat itu AR mengaku mempunyai kenalan seorang pemilik modal yang mempu meminjamkan uang sebesar Rp 5 miliar. Akhirnya, korban dikenalkan oleh AR kepada AW yang saat itu berpura-pura sebagai pemilik modal.

"Tersangka AW saat bertemu dengan korban langsung meyakinkan bahwa dirinya sedang fokus memberi modal untuk perkebunan. Sebab saat itu dia mengaku sedang fokus bisnis perkebunan sawit," ucap Ade.

Ade menerangkan, untuk meyakinkan korbannya sindikat itu selalu mengajak bertemu di restauran mewah. Tak hanya itu, mereka juga menyewa mobil mewah agar para korban percaya.

Baca juga : Mengaku Bisa Ubah Benda Jadi Uang dan Emas, Pria Ini Tipu 5 Warga

Menurut Ade, tersangka AW mengatakan kepada korbannya jika ingin dipinjamkan modal sebesar Rp 500 miliar, para korban harus membayar bunga lima persen tiap tahunnya. Untuk tahun pertama, bunga yang diminta itu harus dibayar di muka.

Jika ingin pinjaman modalnya diproses, korban diminta segera membuat proposal peminjaman. Korban pun segera membuat proposal itu dan menyerahkan kepada para pelaku.

Sekitar November 2017, tersangka AR mengabarkan kepada korban bahwa proposal peminjaman modalnya disetujui. Akhirnya, pada Desember, korban dan para pelaku bertemu untuk melakukan transaksi pencairan modal itu di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan.

"Sebagai tanda jadi, korban membawa uang sebesar 368.000 USD atau sekitar Rp 5 miliar saat pertemuan itu," ujar Ade.

Saat pertemuan itu berlangsung korban mengajak seorang rekannya. Rekannya itu diberi tugas untuk memegang uang tanda jadinya.

Baca juga : Tipu 1.800 Korban, Kemenag Proses Pencabutan Izin Biro Umrah Ini

Sementara korban, diajak tersangka AW untuk mengambil uang pinjaman modal di kawasan Cijantung, Jakarta Timur. Di lokasi itu, korban diperlihatkan uang yang dikemas di dalam 80 koper yang berjumlah Rp 500 miliar.

"Uang yang ditunjukan itu palsu semua. Komplotan ini mencetak sendiri uang palsu itu," kata Ade.

Namun, untuk membawa uang itu, AW meminta SIM korban dengan alasan untuk membuat surat jalan pengantaran uang peminjaman modal. Saat perjalanan kembali ke Pondok Indah, AW menurunkan korban di depan pusat perbelanjaan.

Dia beralasan ingin menemui temannya. Namun, rupanya AW kembali lagi ke Pondok Indah untuk mengambil uang sebbesar 368.000 USD yang telah disiapkan korban untuk membayar bunga pinjaman.

"Setelah mendapatkan uang itu para tersangka langsung melarikan diri dan tak bisa dihubungi. Mengetahui telah ditipu akhirnya korban membuat laporan polisi.

Tak selang berapa lama polisi dapat menangkap keenam pelakunya di tempat berbeda-beda. Kini keenam orang tersebut telah ditahan di Rutan Polda Metro Jaya.

"Kami mengimbau agar masyarakat tidak mudah teriming-imingi bujuk rayu dari orang-orang yang tidak pasti, saat butuh pinjaman silahkan ke lembaga-lembaga resmi," ucap Ade.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Aditya Tak Tahu Koper yang Dibawa Kakaknya Berisi Mayat RM

Megapolitan
Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Kadishub DKI Jakarta Tegaskan Parkir di Minimarket Gratis

Megapolitan
Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Koper Pertama Kekecilan, Ahmad Beli Lagi yang Besar untuk Masukkan Jenazah RM

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com