Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ada Orang Daerah Kembali ke Jakarta Setelah Dengar Becak Diizinkan

Kompas.com - 26/01/2018, 17:55 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Lurah Pekojan, Jakarta Barat, Tri Prasetyo Utomo, membantah isu adanya penarik becak dari luar Jakarta yang datang berbondong-bondong untuk beroperasi di Jakarta. Tri mengatakan, isu tersebut memang pernah dia dengar. Namun, sampai saat ini belum ditemukan penarik becak lain dalam jumlah besar datang ke Jakarta, khususnya ke kawasan Bandengan, Kelurahan Pekojan.

"Yang katanya sampai dua truk datang (becak), sampai hari ini saya nungguin belum ada. Kami belum menemukan dan masih mencari," kata Tri di kolong flyover Bandengan Utara, Jakarta Barat, Jumat (26/1/2018).

Yang ada, kata Tri, warga dari daerah, seperti Tegal dan Bogor, yang dulu sudah pulang kampung karena gencar penertiban becak, kini kembali lagi ke Jakarta. Mereka dulu penarik becak, setelah mendengar becak akan diizinkan untuk beroperasi di perkampungan, mereka kembali lagi ke Jakarta.

Baca juga : Cara Anies Cegah Becak dari Luar Daerah Masuk Jakarta

Tri mengatakan, dari arahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, tidak boleh ada becak baru yang sengaja datang dari daerah lain untuk beroperasi di Jakarta. Jika ketahuan, petugas akan memulangkan mereka.

"Dia orang daerah Bogor sudah lama tinggal di sini. Tapi KTP-nya masih KTP daerah, enggak diurus. Dia usaha becak di Jakarta. karena becak enggak bisa beroperasi bebas, dia takut dia pulang ke daerahnya. Ketika diperbolehkan beroperasi becak (di Jakarta), mereka datang lagi ," ujar Tri.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya mengatakan bahwa ia mendapat laporan dari Satpol PP tentang kedatangan becak yang diangkut truk dari luar daerah dan mencoba masuk Ibu Kota.

"Begini, di Satpol PP itu memantau dan mereka sempat mendapatkan ada beberapa becak yang kemudian belum sampai turun truknya sudah disuruh kembali (ke daerah asal)," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta.

Baca juga : Becak yang Berusaha Masuk ke Jakarta Diduga dari Indramayu

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com