Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akan Revisi Kepgub, Anies Ingin Penamaan Jalan Libatkan Warga

Kompas.com - 01/02/2018, 08:15 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Beberapa waktu lalu, Ikatan Keluarga Nasution mengusulkan agar nama pahlawan nasional Abdul Haris Nasution atau lebih dikenal dengan AH Nasution digunakan sebagai nama jalan di Jakarta.

Jalan yang diusulkan berubah nama menjadi Jalan AH Nasution adalah jalan terusan HR Rasuna Said (underpass Mampang), Mampang Prapatan, Warung Jati Barat, sampai perbatasan Jalan TB Simatupang.

Usulan tersebut disampaikan melalui surat tertulis kepada Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi. Menurut Tri, usulan tersebut telah diteruskan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Saat dikonfirmasi, Anies membenarkan adanya usulan tersebut dan berjanji menindaklanjuti usulan tersebut. Anies menyatakan tertarik dengan munculnya usulan tersebut.

Baca juga: Anies Akan Revisi Kepgub yang Mengatur Perubahan Nama Jalan di Jakarta

Ia menilai, nama AH Nasution pantas diabadikan sebagai nama jalan karena perannya yang besar terhadap pengamanan Pancasila.

Menurut Anies, dengan digunakannya nama AH Nasution sebagai nama jalan, warga Jakarta khususnya akan mengingat peran penting salah satu pahlawan nasional tersebut bagi bangsa Indonesia.

"Kedua, AH Nasution adalah seorang jenderal yang berhasil merumuskan pengalaman gerilyanya menjadi buku yang dipakai di semua pelatihan militer dunia terkait perang gerilya. Ini saya rasa satu dari sedikit orang yang pengalaman perangnya menjadi buku referensi. Kami ingin menghormati beliau," ujar Anies di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (30/1/2018).

Revisi Kepgub

Meski tertarik dengan usulan tersebut, menurut Anies, pengubahan nama jalan harus melalui proses yang panjang dan tak dapat diputuskan dengan serampangan. Sebagai langkah awal, Anies akan merevisi Keputusan Gubernur Nomor 28 Tahun 1999 tentang Pedoman Penetapan Nama Jalan, Tanah, dan Bangunan Umum di Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.

Keptusan gubernur (kepgub) tersebut dikeluarkan pada masa pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso.

"Kepgub ini sudah 18 tahun umurnya, jadi itu menggambarkan era itu ketika semuanya diatur oleh negara. Sekarang sudah demokratis, partisipatif, jadi insya Allah prosesnya lebih terbuka," kata dia, Rabu.

Dalam kepgub tersebut, penabalan (penobatan) nama seseorang menjadi nama jalan bisa atas usulan perseorangan, kelompok organisasi, atau inisiatif Pemprov DKI sendiri. Yang pasti, permohonan itu diajukan secara tertulis kepada Gubernur.

Usulan tersebut akan dinilai tim internal Pemprov DKI yang disebut Badan Pertimbangan Pemberian Nama Jalan, Taman, dan Bangunan. Badan tersebut kemudian akan melihat pada nilai ketokohan, kepahlawanan, atau jasa-jasa orang diusulkan. Hal inilah yang akan direvisi Anies.

"Saya mau melakukan revisi terhadap kepgub itu. Kenapa? Sebab, dalam kepgub itu tidak melibatkan unsur masyarakat, sejarawan, budayawan, dan ahli tata kota, jadi lebih tim internal," kata Anies.

Setelah kepgub direvisi, Anies akan menunjuk sejarawan, budayawan, dan ahli tata kota untuk membicarakan usulan itu.

Ia mengatakan, akan dibahas pula lokasi yang pas untuk pencantuman nama AH Nasution sebagai nama jalan.

"Jadi, belum tentu Rasuna Said. Soal kapannya dan di mananya nanti akan dibahas," tambah Anies.

Baca juga: Perubahan Nama Jalan Mampang-Buncit Tunggu Pendapat Warga

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Menyusuri Jalan yang Dilalui Para Korban Tragedi 12 Mei 1998...

Megapolitan
Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Sosok Dimas Aditya Korban Kecelakaan Bus Ciater Dikenal Tak Mudah Marah

Megapolitan
Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com