JAKARTA, KOMPAS.com - Korban ambrolnya tembok underpass kereta api Bandara Soekarno-Hatta, Dianti Diah Ayu Cahyani Putri (25), masih sadarkan diri saat dibawa ke Mayapada Hospital.
Meski tak berbicara, masih tampak kontak fisik yang dilakukan Putri saat dibawa menggunakan ambulan dari RSUD Tangerang.
"Kami konfirmasi pasien masih sadar, masih ada kontak secara visual," ujar Direktur Utama Mayapada Hospital Tangerang, Markus Waseso, saat konfrensi pers di Mayapada Hospital Tangerang, Selasa (6/2/2018) pagi.
Markus mengatakan, tim dokter yang mendampingi Putri saat berada di ambulans terus memantau kondisi Putri, khususnya tingkat kesadarannya. Namun, saat tiba di Mayapada Hospital, tiba-tiba Putri berhenti bernapas.
Baca juga : Putri, Korban Ambrolnya Tembok Perimeter Selatan, Meninggal
Dokter memberikan CPR kepada Putri selama 30 menit. Dokter juga memberikan obat-obatan untuk memperkuat kerja jantung.
Hal itu, kata Markus, merupakan prosedur penanganan gawat darurat bagi pasien yang berhenti bernaps. Namun, pada pukul 06.43, Putri dinyatakan meninggal dunia.
"Pada saat kami mau pindahkan, tiba-tiba berhenti bernapas. Kami berharap hal itu tidak terjadi. Kami juga sudah pasang selang bantuan untuk pernapasan," ujar Markus.
Putri terjebak selama 12 jam di bawah reruntuhan tembok underpass Soetta yang ambrol pada Senin sore bersama rekan kerjanya, Mukhmainna Syamsuddin.
Baca juga : Jenazah Putri, Korban Ambrol Tembok Soetta, Dibawa ke Serang
Tim Basarnas sejak Senin (5/2/2018) sore berusaha melakukan penyelamatan terhadap Putri dan Mukhmainna. Putri berhasil dievakuasi pukul 02.50, Selasa dini hari.
Namun, saat mendapat perawatan di Mayapada Hospital Tangerang, Putri dinyatakan meninggal dunia.
Berselang beberapa jam petugas Basarnas berhasil mengevakuasi Mukhmainna dan langsung dilarikan ke RS Siloam.
Baca juga : Kondisi Terkini Mukhmainna, Korban Tembok Ambrol di Perimeter Selatan