Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlihatkan Rusun, Sandiaga Ingin Warga Bisa "Touch and Feel" Sebelum Direlokasi

Kompas.com - 07/02/2018, 09:31 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memikirkan cara menghadapi warga bantaran sungai yang menolak direlokasi. Sandiaga ingin memperlihatkan rusun yang akan ditempati terlebih dahulu sebelum merelokasi mereka.

"Kami harus ajak dialog dan kami harus perlihatkan tempat pindahnya kemana. Jadi, mereka punya bayangan," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Rabu (8/2/2018).

"Supaya mereka ada touch and feel, di mana mereka akan tinggal setelah itu," tambahnya.

Baca juga: Sandi Minta Korban Banjir Dipindahkan dari Trotoar ke Penampungan

Sandiaga menceritakan pengalamannya meninjau banjir di Kampung Arus, Jakarta Timur. Kata dia, warga di sana sudah nyaman puluhan tahun tinggal di tempat itu.

Saat itu, Sandiaga melihat sendiri banyak warga yang menolak dievakuasi dari rumah mereka. Alasannya, mereka sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu.

"Padahal, kalau misalnya air naik sedikit lagi, berbahaya buat mereka. Mereka mungkin sudah biasa, tetapi kami ingin kehidupan mereka dan anak cucu mereka lebih baik lagi ke depan," ujar Sandiaga.

Baca juga: Cerita Warga Cawang Arus soal Banjir Besar Lagi Setelah 5 Tahun

Oleh karena itu, dia ingin memperlihatkan tempat tinggal baru kepada warga terlebih dahulu jika nanti melakukan relokasi. Untuk Kampung Arus, katanya, sebenarnya sudah ada warga yang setuju apabila pemerintah mau melakukan normalisasi.

Ia akan bergerak cepat menjalankan program normalisasi itu.

"Ini harus kami tangkap dan gerak cepat kalau mereka berubah pikiran. Kami siapkan programnya sesuai keinginan kita mengelola air ini lebih baik lagi," ujarnya.

Baca juga: Sinyal Sandiaga Melanjutkan Normalisasi Sungai...

Meski demikian, Sandiaga belum memastikan akan melakukan relokasi dalam waktu dekat. Apalagi, beberapa rusun saat ini sudah penuh.

Sandiaga mengatakan, pemerintah daerah juga masih menampung aspirasi warga mengenai lokasi yang bisa dinormalisasi.

Kompas TV Tumpukan sampah sempat menutup aliran Kali Ciliwung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com