Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panitia Piala Presiden: Saya Mohon Maaf kepada Presiden Jokowi dan Gubernur Anies...

Kompas.com - 19/02/2018, 16:47 WIB
Nursita Sari,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Steering Committee (SC) Piala Presiden 2018, Maruarar Sirait (Ara), tidak memasukkan nama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ke dalam daftar nama pendamping Presiden Joko Widodo saat penyerahan piala dalam final Piala Presiden di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Sabtu (17/2/2018) malam.

Ara meminta maaf atas insiden tersebut kepada Anies. Selain itu, politikus PDI-P itu juga meminta maaf kepada Jokowi karena insiden tersebut menimbulkan kegaduhan.

"Saya mohon maaf kepada Presiden Jokowi dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan atas ketidaknyamanan ini," ujar Ara di Kompleks GBK, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2018).

Ara menyampaikan, yang membuat daftar nama pendamping Jokowi itu adalah dirinya. Dia mengaku salah karena tak memasukkan nama Anies ke dalam daftar tersebut.

Baca juga : Tak Masuk Daftar Pendamping Jokowi, Anies Dikira Akan Terima Piala Bareng Persija

"Saya yang bersalah. Itu tanggung jawab saya 100 persen," kata dia.

Dari insiden tersebut, Ara mengaku akan mempelajari kembali aturan protokoler yang harus dilaksanakan untuk acara kenegaraan.

"Itu jadi catatan buat saya kalau berani-berani ngundang Presiden sama Gubernur DKI ya mesti soal protokoler, saya mesti hati-hati ke depan. Jadi, mungkin saya akan belajar," ucap Ara.

Belakangan beredar luas video yang menampilkan Gubernur Anies ditahan oleh seorang paspampres saat hendak menuju podium untuk memberikan ucapan selamat atas kemenangan Persija dalam laga Piala Presiden.

Baca juga : Anies: Kasihan, Petugas Hanya Menjalankan Tugasnya, yang Penting Persija Menang

Mengenai kejadian itu, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden Bey Machmudi mengatakan bahwa tindakan tersebut merupakan prosedur pengamanan karena paspampres berpegang pada daftar nama pendamping presiden yang disiapkan panitia.

Mengingat acara tersebut bukan acara kenegaraan, maka panitia tidak mengikuti ketentuan protokoler kenegaraan mengenai tata cara pendampingan Presiden oleh Kepala Daerah.

Baca juga : Istana: Tak Ada Arahan Presiden Jokowi Untuk Cegah Anies Baswedan

Kompas TV Pihak istana beri penjelasan soal video Gubernur Jakarta Anies Baswedan yang dicegah oleh paspampres saat Piala Presiden 2018.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com