Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anies: Ada "Underpass" Kartini, Jalan Arteri Pondok Indah Lebih Lancar

Kompas.com - 28/02/2018, 19:22 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan underpass Kartini mampu mengatasi kemacetan di Jalan Arteri Pondok Indah, Jakarta Selatan. Dengan begitu, waktu tempuh kendaraan akan lebih singkat. 

"Dengan adanya lintas bawah Kartini ini, maka lalu lintas yang menyusur sepanjang Jalan Arteri Pondok Indah bisa lebih lancar dan mudah-mudahan warga Jakarta bisa merasakan manfaatnya, sehingga waktu tempuh bisa lebih singkat lagi," ujar Anies usai meresmikan Underpass Kartini, Rabu (28/2/2018).

Baca juga : Underpass Kartini Difungsikan, Tata Cahayanya Artistik

Anies menerangkan, berdasarkan data dari Dinas Perhubungan yang diperolehnya, kemacetan di Jalan Pondok Indah arah Utara ke Selatan sebelumnya mencapai 534 meter. Namun, saat underpass ini dioperasikan, tidak ada lagi kemacetan di kawasan tersebut.

"(Sebelumnya) untuk sampai ke perempatan ini waktu tempuh 2,5 menit, sekarang tanpa lampu lalu lintas dan ada jalan lintas bawah maka diharapkan enggak ada antrean, waktu tempuh nol. Data menunjukkan waktu tempuh menurun," kata Anies.

Dinding Underpass Kartini di Jalan RA Kartini, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, bermotif air mengalir. Foto diambil Jumat (23/2/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Dinding Underpass Kartini di Jalan RA Kartini, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, bermotif air mengalir. Foto diambil Jumat (23/2/2018).

Adapun, underpass ini panjangnya 500 meter, lebar 9 meter, dan panjang terowongan 120 meter.

Dinding underpass Kartini dibuat motif menyerupai air mengalir. Motif itu bermakna harapan agar lalu lintas dari arah Pondok Indah menuju Lebak Bulus lancar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com