Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brandweer Batavia, Cikal Bakal Dinas Damkar DKI yang Ada Sejak 1873

Kompas.com - 01/03/2018, 15:54 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kamis (1/3/2018), pemadam kebakaran seluruh Indonesia merayakan ulang tahun ke-99. Tanggal 1 Maret ditetapkan sebagai HUT lantaran ada kisah di baliknya.

Dikutip dari buku "Dari Brandweer Batavia ke Dinas Kebakaran DKI Jakarta", urusan pemadam kebakaran di Jakarta mulai diorganisir pada 1873 oleh pemerintah Belanda.

Resident of Batavia membuat ketentuan yang disebut sebagai Reglement of de Brandweer in de Ardeeling stad vorsteden van Batavia. Tahun 1910, Wali Kota Batavia waktu itu mulai mendirikan kantor brandweer Batavia di daerah Gambir.

Pembentukan satuan yang menangani kebakaran ini dilatarbelakangi kebakaran besar di kampung Kramat Kwitang. Kebakaran tersebut tidak dapat teratasi oleh pemerintah kota pada saat itu.

Baca juga : Anies Ucapkan Terima Kasih kepada Para Petugas Damkar

Satu kejadian penting yang selalu diingat yakni peristiwa diberikannya tanda penghargaan kepada Brandweer Batavia oleh mereka yang mengatasnamakan kelompok orang betawi. Tanda penghargaan tersebut diberikan dalam bentuk prasasti pada 1 Maret 1929, dengan tulisan:

Di dalam masa jang soeda-soeda bahaja api djarang tertjega habis terbakar langgar dan roema.

Tidak memilih tinggi dan renda sepoeloeh tahoen sampai sekarang semendjak Brandweer datang menentang bahaja api moedah terlarang mendjadikan kita berhati girang.

Tanda girang dan terima kassi kami semoea orang Betawi menghoedjoekan pada hari jang ini tanda peringatan boekan seperti.

Betawi, 1 Maret 1929

Prasasti Brandweer Batavia yang menandakan hari lahir pemadam kebakaran KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Prasasti Brandweer Batavia yang menandakan hari lahir pemadam kebakaran
Guratan tahun 1919 di sebelah kiri dianggap sebagai lahirnya blandweer atau pemadam kebakaran. Maka kemudian pada 1 Maret 1919 tetapkan sebagai tahun berdirinya organisasi Pemadam Kebakaran DKI Jakarta.

Kemudian pada masa pemerintahan Jepang, perubahan aturan soal pemadam kebakaran itu tercatat pada 20 April 1943 melalui ketentuan yang dikenal dengan "Osamu seirei No II" tentang "syoobootai" (pemadam kebakaran).

Baca juga : Melihat Kehebatan Damkar DKI Jakarta di HUT ke-99

Usai Indonesia merdeka, pemadam kebakaran dikukuhkan sebagai Barisan Pemadam Kebakaran (BPK). Sesuai namanya, tugas pokok BPK masih terfokus pada upaya pemadam kebakaran.

Kemudian pada 1975 diterbitkan Surat Keputusan Gubernur KDH DKI Jakarta No. BIII-b.3/1/5/1975. SK Gubernur itu menetapkan nama pemadam kebakaran menjadi Dinas Kebakaran.

Penghapusan kata "Pemadam" bukan semata-mata untuk mempersingkat nomenklatur organisasi, tetapi untuk menegaskan bahwa tugas pokok Dinas Kebakaran tidak hanya pada bidang pemadaman saja tetapi juga pada aspek pencegahan kebakaran dan penyelamatan korban jiwa dan akibat kebakaran dan bencana lainnya.

Pada masa ini, Dinas Kebakaran masih dibagi menjadi 3 markas, yakni di Jalan KH Zainul Arifin Nomor 71 atau dulu bernama Jalan Ketapang.

Baca juga : Pak Anies, PHL Damkar, Pak...

Saat ini, markas ini menjadi kantor dinas pusat sekaligus markas suku dinas Jakarta Pusat. Kemudian ada juga di Kebayoran Baru, sebagai markas Jakarta Selatan dan Jalan Matraman Raya sebagai markas Jakarta Timur.

Seiring dengan pesatnya pertumbuhan Ibu Kota, pemadam kebakaran yang kini bernama Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan punya berbagai fungsi yakni mencegah dan menangani kebakaran, serta melakukan penyelamatan di berbagai situasi mulai dari orang tenggelam, orang terjebak, orang tertimpa, hingga hewan yang mengganggu.

Kompas TV Bangunan kontrakan semi permanen di jalan Pasar Darurat, Kapuk, Cengkareng, Jakarta Barat, jumat siang (3/1/17) terbakar. Kobaran api dengan cepat membesar dan membakar 40 rumah kontrakan. Sebanyak 18 unit mobil pemadam kebakaran, petugas, dan juga warga terus berupaya memadamkan api.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Penyidikan Tewasnya Taruna STIP di Tangan Senior Belum Final...

Megapolitan
Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Motor Warga Kampung Pugur Dicuri, Maling Beraksi Saat Korban Olahraga Pagi

Megapolitan
Longsor 'Teror' Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Longsor "Teror" Warga New Anggrek 2, Waswas Mencengkeram meski Tinggal di Perumahan Elite

Megapolitan
Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Geruduk Mahasiswa Berujung Petaka, 4 Warga di Tangsel Kini Jadi Tersangka

Megapolitan
PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

PKB Kota Bogor Andalkan Hasil Survei untuk Usung Kandidat pada Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta, Rabu 8 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam Nanti Berawan

Megapolitan
Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Hari Pertama Pendaftaran Cagub Independen, KPU DKI Belum Terima Berkas Masuk

Megapolitan
Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Keluarga Histeris Saat Tahu Putu Tewas di Tangan Senior STIP

Megapolitan
Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Sosok Taruna STIP yang Meninggal Dianiaya Senior, Dikenal Mudah Berteman dan Bisa Diandalkan

Megapolitan
Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Taruna Tingkat Satu STIP Disebut Wajib Panggil Kakak Tingkat dengan Sebutan “Nior”

Megapolitan
Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Pengakuan Eks Taruna STIP, Difitnah dan Dipukul Senior sampai Kancing Seragam Pecah

Megapolitan
Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Tanggapi Permintaan Maaf Pendeta Gilbert ke MUI, Ketum PITI Tetap Berkeberatan

Megapolitan
Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Cerita Eks Taruna STIP: Lika-liku Perpeloncoan Tingkat Satu yang Harus Siap Terima Pukulan dan Sabetan Senior

Megapolitan
Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Bacok Pemilik Warung Madura di Cipayung, Pelaku Sembunyikan Golok di Jaketnya

Megapolitan
Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Pura-pura Beli Es Batu, Seorang Pria Rampok Warung Madura dan Bacok Pemiliknya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com