Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat "Kuburan" Bajaj Oranye di Gang Makmur Jakarta Pusat

Kompas.com - 07/03/2018, 19:28 WIB
David Oliver Purba,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belasan bajaj oranye usang teronggok di sebuah ruas jalan di kawasan Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018). Bajaj-bajaj tersebut sudah rusak dan terlihat tak terawat.

Jalan bernama Gang Makmur Raya itu tampak seperti kuburan bagi bajaj-bajaj tersebut. Hampir semua bajaj itu dalam kondisi rusak berat.

Seluruh bagian bajaj karatan serta bolong di mana-mana. Begitu juga dengan bagian lainnya seperti stang dan lampu yang rusak dan berkarat, tempat duduk yang tak lagi ada, kap penutup yang usang dan tak lagi bisa digunakan, serta ban bajaj yang terlihat hilang sebelah.

Sebagian cat bajaj yang sebelumnya berwarna oranye, luntur dan menjadi keputih-putihan. Bahkan ada bajaj yang diselimuti rumput liar.

Namun sebagian besar bajaj masih memiliki mesin. Meski tampak karatan karena terkena hujan dan tak lagi digunakan, mesin bajaj masih menempel dengan kuat dan utuh di bawah tempat duduk sopir.

Walau kebanyakan bajaj tampak usang, di lokasi yang sama terlihat ada beberapa bajaj oranye dalam kondisi baru. Berbeda dengan belasan bajaj oranye yang usang, bajaj itu terlihat  terawat.

Baca juga : Ingin Gaji Bulanan, Sopir Bajaj Qute Tertarik jika Ditawari OK Otrip

Cat oranye dipadukan dengan warna biru dan hijau yang mentereng, serta tak terlihat adanya karat. Kaca spion, lampu, tempat duduk, serta kap penutup bajaj tampak baru. Dua roda bajaj juga terlihat masih memiliki alur ban dan bisa mencengkram dengan baik ketika berkendara di aspal.

Belasan bajaj oranye usang  teronggok di sepanjang ruas jalan yang terletak di kawasan Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Belasan bajaj oranye usang teronggok di sepanjang ruas jalan yang terletak di kawasan Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018).
Wahyudin, warga Gang Makmur sekaligus pemilik bajaj oranye baru menceritakan, belasan bajaj yang usang itu sudah cukup lama ditinggalkan pemiliknya seiring diterapkannya regulasi bajaj oranye dilarang beroperasi di Jakarta.

Dulu, kawasan Gang Makmur ramai sebagai tempat mangkal bajaj, becak, dan moda transportasi lawas seperti "kancil".

"Dulu di gang ini banyak becak. Nah, sekitar (tahun) 90-an becak hilang, diganti bajaj. Setelah itu muncul lagi kancil, bentor. Ya kalau diingat-ingat bajaj mulai ditinggalkan sekitar 2011 atau 2012," kata Wahyudin, Rabu.

Menurut dia, bajaj oranye ditinggalkan karena para pemiliknya beralih ke bajaj biru yang berbahan bakar gas. Selain itu, pemiliknya bajaj oranye kesulitan mencari onderdil. Dampaknya, bajaj oranye dibuang begitu saja atau dijual dalam bentuk besi tua.

"Dulu ada bos bajaj dia punya 20 sampi 30 bajaj oranye, terus dijual sama dia jadi besi rongsokan, dibesituakan," ujar Wahyudin.

Bajaj oranye yang tampak baru itu, kata Wahyudin, telah direparasi. Selain untuk dijual, bajaj tersebut disewakan untuk sejumlah kegiatan, seperti festival kebudayaan, hingga dijadikan stan bazar.

Belasan bajaj oranye usang  teronggok di sepanjang ruas jalan yang terletak di kawasan Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018).KOMPAS.com/DAVID OLIVER PURBA Belasan bajaj oranye usang teronggok di sepanjang ruas jalan yang terletak di kawasan Cideng, Jakarta Pusat, Rabu (7/3/2018).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Prabowo-Gibran Belum Dilantik, Pedagang Pigura: Belum Berani Jual, Presidennya Masih Jokowi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com