Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Anies Jatuh Bangun Kejar Mimpi Belajar di Luar Negeri...

Kompas.com - 10/03/2018, 16:18 WIB
Jessi Carina,
Farid Assifa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berbagi pengalaman dengan anak-anak muda yang mengikuti sarasehan nasional Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia 2018. Di depan anak-anak itu, Anies bercerita pengalamannya mengejar mimpi untuk bisa belajar di luar negeri.

"Selalu menarik ketika kita bicara belajar apalagi ke luar negeri. Banyak sekali kita yang punya minat pergi ke luar negeri. Saya termasuk yang punya mimpi itu dulu," ujar Anies di Gedung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Jalan Sudirman, Sabtu (10/3/2018).

Anies pernah ngotot mengikuti program pertukaran pelajar AFS. Ketika dia mengetahui program itu, tesnya sudah masuk tahap kedua. Dia tidak diperbolehkan mengikuti tesnya.

"Saya bilang, itu my dream. Tetap enggak bisa," kata dia.

Anies lalu ditanya kelas berapa saat itu. Dia menjawab masih kelas 1 SMA. Anies lega karena ternyata program itu baru bisa diikuti saat dia kelas 2 SMA. Dia pun mendaftar kembali tahun berikutnya. Dia lolos dan mengikuti pertukaran pelajar ke Amerika Serikat.

Baca juga : Anies Bantu Pengguna Kursi Roda Susuri Rintangan di Trotoar Thamrin

Satu tahun di sana tidak menyurutkan minat Anies belajar di luar negeri. Anies kembali mendaftar beasiswa Fullbright dari Aminef untuk melanjutkan kuliah master. Seleksinya begitu panjang. Setiap hari, Anies menunggu pengumuman melalui surat yang datang ke rumahnya di Yogyakarta.

Suatu ketika, surat dari Aminef itu tiba. Dia membuka surat itu dengan hati berdegup kencang.

"Ketika dibuka, isinya bertuliskan 'bersama ini kami nyatakan saudara tidak diterima'. Lemas saya," ucap Anies.

Anies mencoba menerima itu. Namun dia kemudian pergi ke wartel, mencoba menghubungi kantor Aminef. Ketika itu, teleponnya diangkat oleh Piet Hendradjo yang ternyata koordinator program beasiswa itu. Anies memperkenalkan diri sebagai pendaftar yang ditolak. Dia ingin tahu penyebab dirinya tidak bisa lolos dalam seleksi beasiswa itu.

Piet meminta Anies menyebut nomor pendaftarannya dan memintanya menunggu 10 menit. Piet akan memeriksa penyebab Anies tidak bisa mendaoat beasiswa.

"Dia bilang 10 menit lagi telepon lagi. Itu 10 menit terpanjang dalam hidup," kata Anies.

Anies menghubungi kantor Aminef lagi untuk mendengar jawaban. Piet menjelaskan kepada Anies bahwa dia ditolak karena bidang studi yang dipilih tidak ditawarkan dalam program itu. Anies bertanya apakah bisa mengganti bidang studinya. Piet membolehkan dan menawarkan bidang studi yang ada dalam program itu.

"Anda mau enggak di international trade?' Mau. Setelah itu diproses lagi, dipanggil wawancara, lalu dapat beasiswanya," kata Anies.

Dia tidak menyangka keputusannya untuk menghubungi kantor Aminef bisa mengubah keputusan atas beasiswanya. Dia pun bisa kuliah di University of Maryland, College Park.

Baca juga : Memori Anies Saat Kembali ke Kemendikbud...

Kepada anak-anak itu, Anies mengingatkan untuk jangan langsung menyerah begitu mendengar kabar buruk. Anies berpesan agar mereka memiliki mimpi yang tinggi. Namun jika tidak bisa kuliah di luar negeri, Anies mengatakan kesempatan untuk belajar tetap bisa didapatkan di Indonesia.

Khusus di Jakarta, anak-anak muda itu punya peluang networking yang sangat banyak. Anies menyarankan mereka sering ikut konferensi-konferensi internasional yang banyak digelar di Jakarta.

"Datanglah, bangun jaringan, kuasai bahasa internasional," ujar Anies.

Kompas TV Jelang perhelatan Asian Games 2018 yang digelar pada Agustus mendatang, trotoar di sepanjang Jalan Sudirman - Thamrin akan di tata ulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com