Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menghitung Beda Waktu Tempuh antara Melalui JLNT Casablanca dan Tidak

Kompas.com - 15/03/2018, 22:52 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Seolah tak ada kapoknya, para pengendara motor masih nekat melintas di Jalan Layang Non Tol (JLNT) Casablanca pada Kamis (15/3/2018).

Namun, seketika rasa nekat mereka ciut setelah melihat keberadaan anggota polisi lalu lintas (Polantas) yang berjaga di tengah JLNT Casablanca.

Mereka pun langsung memutarbalikkan motornya untuk kembali ke ujung JLNT dan melintas di bawah JLNT tersebut.

Waktu tempuh lebih cepat dan tidak macet menjadi salah satu alasan pengendara motor untuk melintas di JLNT Casablanca menuju Karet, Sudirman, dan Tanah Abang.

"Ya kalau kepepet banget lewat situ, karena kan enggak macet ya," ujar salah seorang pengendara motor berinisial SA (23) kepada Kompas.com.

Baca juga : Dinas Bina Marga DKI Klarifikasi Informasi soal Keretakan di JLNT Casablanca

Kompas.com pun mencoba membuat perhitungan guna membandingkan waktu tempuh motor apabila menggunakan jalan di bawah JLNT dengan menggunakan jalan layang tersebut.

Perjalanan dari City Walk Sudirman hingga ke Puri Casablanca ditempuh Kompas.com dalam waktu 11 menit dengan kecepatan rata-rata 50 kilometer per jam melintasi Jalan Prof Dr Satrio pukul 14.00 WIB, Kamis.

Waktu tempuh tersebut sudah termasuk melewati kemacetan yang ada di Jalan Prof Dr Satrio atau tepatnya menjelang Lotte Shopping Avenue dan di depan ITC Kuningan/Mall Ambassador.

JLNT Casablanca memiliki panjang sekitar 2,3 kilometer. Maka, dengan kecepatan rata-rata 50 kilometer per jam, waktu tempuh yang dibutuhkan pengendara motor dari daerah Casablanca menuju Jalan KH Mas Mansyur bisa hanya 2,76 menit atau hanya hampir tiga menit.

Baca juga : Bajaj Ditilang di JLNT Casablanca, Penumpang Pun Pindahkan ke Taksi

Waktu tempuh tersebut bahkan bisa lebih cepat lagi jika pengendara memacu motornya lebih cepat mengingat kondisi JLNT Casablanca tidak terlalu padat dan cenderung lengang.

Perbedaan delapan menit tersebut yang membuat banyak pengendara motor lebih suka naik ke JLNT Casablanca ketimbang harus terkena macet di Jalan Prof Dr Satrio.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com