Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kata Sandiaga, Masalah Subsidi Daging Hanya karena Salah Komunikasi...

Kompas.com - 16/03/2018, 12:08 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menilai belum cairnya public service obligation (PSO) atau subsidi daging untuk PD Dharma Jaya karena komunikasi yang kurang baik saja.

Sebab, ada perubahan peraturan gubernur yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum pencairan PSO tahun ini dilakukan.

"Ini, kan, komunikasinya yang harus lebih (baik) nanti. Di Balai Kota, kan, pergubnya ganti, tentu administrasinya juga harus ganti," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat (15/3/2018). 

Baca juga: Anies: Kalau Dirut Dharma Jaya Mau, Mundur Saja, Enggak Usah Ancam-ancam

Revisi pergub dilakukan karena Pemprov DKI menambah susu dan ikan dalam daftar pangan yang disubsidi. 

Setelah revisi pergub selesai, PD Dharma Jaya baru bisa melakukan perjanjian kerja sama (PKS) dengan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan.

Kemudian, barulah bisa mengajukan surat pengajuan pencairan PSO ke Badan Pengelola Keuangan Daerah (BPKD).

Baca juga: Masalah Pangan Murah yang Berujung Pengunduran Diri Dirut Dharma Jaya

Saat mengajukan, sempat terjadi kesalahan administrasi dalam surat pengajuan PD Dharma Jaya.

Surat akhirnya dikembalikan ke PD Dharma Jaya untuk diperbaiki.

Surat baru diterima kembali oleh BPKD pada 13 Februari.

Baca juga: Kepala BPKD: Subsidi Daging untuk PD Dharma Jaya Sudah Cair

Akhirnya, subsidi untuk PD Dharma Jaya baru bisa diproses. 

Sandiaga mengatakan, masalah ini bukan karena PD Dharma Jaya tidak mendapatkan Penyertaan Modal Daerah (PMD) dari Pemprov DKI.

"Ini masalah komunikasi (saja). Kalau PMD dari pertama saya tanya sama Bu Marina, 'Bu Marina kalau ini saya cabut PMD-nya bermasalah enggak?'. Dijawab 'Enggak, Pak, tetapi saya perlu DP-nya',".

Baca juga: Tak Diberi Modal dan Subsidi Telat, Kekhawatiran Dharma Jaya yang Jadi Nyata...

"Oke DP-nya kami jalani (dengan PSO), ternyata administrasinya yang kemarin ada mispersepsi dan perubahan, jadi kami ke depan akan lebih baik lagi," ujarnya. 

Kompas TV Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memutuskan untuk mengurangi dan menghapuskan dana penyertaan modal pemerintah pada sejumlah BUMD.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com