Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menunggu Realisasi Penerangan untuk Koridor 13 Transjakarta

Kompas.com - 21/03/2018, 11:35 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski jadi koridor yang paling lancar, koridor 13 transjakarta masih belum beroperasi optimal hingga malam, apalagi dini hari karena tidak ada penerangan.

Direktur Operasional PT Transjakarta Daud Joseph menyayangkan kekurangan yang sangat berdampak ke masyarakat ini.

"Sebetulnya buat saya sebagai Direktur Operasional sangat disayangkan karena belum bisa sampai jam 10, jam malam. Tapi kita kedepakankan safety  keselamatan," kata Joseph kepada Kompas.com, Selasa (20/3/2018).

Baca juga : Halte Swadarma dan JORR di Koridor 13 Mulai Dioperasikan

Sejak dioperasikan pada 17 Agustus 2017, jumlah penumpang koridor 13 per hari sudah mencapai 16.000.

Ia yakin, jika bus di koridor 13 bisa beroperasi sampai larut malam, target 40.000 penumpang akan tercapai. Saat ini, bus hanya beroperasi dari pukul 05.00-19.00 setiap harinya.

Pada malam hari, pencahayaan di ruas busway koridor 13 yang berupa jalan layang itu hanya mengandalkan penerangan gedung sekitar, head lamp bus, dan reflektor di sepanjang parapet atau pagar pembatas.

"Sudah banyak kami terima keluhan dari masyarakat, tapi daripada nanti beresiko jika dipaksakan, jadi saya pikir kita tetap tunggu," ujarnya.

Baca juga : Ratusan Lampu Penerangan Koridor 13 Transjakarta Dipastikan Tak Dipasang Tahun Ini

Sementara itu, Kepala Bidang Pencahayaan Kota Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Syamsul Bakhri mengatakan, saat ini lelang lampu penerangan untuk koridor 13 dengan nilai Rp 14 miliar sudah masuk dalam tahap evaluasi administrasi dan teknis.

Dia berharap, awal April nanti sudah ada penandatanganan kontrak sehingga pemasangan lampu bisa segera dilakukan.

Targetnya, pemasangan bisa selesai maksimal dalam waktu 244 hari sejak penandatangaman kontrak.

"Jumlah lampu bagian atas cabang 1 sebnyak 330 tititk, cabang 2 sbnyak 11 titik, untuk bawah cabang 1 sebayak 130 titik dan lampu ceiling 659 titik," kata Syamsul Bahri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

[POPULER JABODETABEK] Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas | Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang

Megapolitan
Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com