Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Warga Rusun Menunggak, dari Jarang Ditagih hingga Terbebani Biaya Listrik Tinggi...

Kompas.com - 02/04/2018, 12:23 WIB
Ardito Ramadhan,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga Rumah Susun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, membenarkan bahwa banyak warga di sana yang belum membayar biaya sewa alias menunggak untuk waktu yang cukup lama.

Dasir, warga Blok A Rusun Marunda, mengaku menunggak biaya sewa rusun hingga jutaan rupiah.

Mengenai tunggakan ini, Dasir beralasan bahwa besarnya denda membuat tunggakannya membengkak.

"Waktu itu anak saya belum dapat kerja jadinya terpaksa ngutang untuk beberapa waktu. Eh lama-kelamaan dendanya juga semakin besar akhirnya numpuk," kata Dasir saat ditemui Kompas.com, Senin (2/4/2018).

Baca juga : Tarif Sewa Rusun KS Tubun Diusulkan Rp 1,5 Juta, Gubernur DKI yang Akan Putuskan

Dasir juga mengeluhkan tidak adanya pihak pengelola Rusun yang rutin menagih biaya sewa. "Akhirnya kita jadi santai-santai saja kemudian langsung numpuk tunggakannya," kata Dasir.

Umay, warga Blok C Rusun Marunda, punya alasan berbeda. Ia mengaku sempat menunggak tagihan rusun karena beban biaya listrik yang begitu berat.

Dalam sepekan, ia bisa menghabiskan listrik Rp 100.000. Padahal, biaya sewa rusunnya Rp 159.000 per bulan. "Akhirnya ya kebebanan juga karena harus bayar listrik buat usaha," kata Umay.

Baik Umay dan Dasir mengaku tunggakannya sudah mulai berkurang karena dicicil. Ida, warga lainnya, mengatakan bahwa sistem cicilan memudahkan warga untuk melunasi biaya sewa.

"Kalau saya mah mending dicicil sedikit demi sedikit tiap bulaannya. Kalau tiba-tiba langsung ditagih berapa juta ya langsung habis duit kita. Makanya dicicil saja sekalian menabung," katanya.

Baca juga : Tutupi Tunggakan, Penghuni Rusun Pulogebang Diberdayakan Membuat Batik

Kepala Unit Pengelola Rusun Marunda Yasin Pasaribu mengatakan, ada 50-an persen penghuni rusun yang menunggak biaya sewa. Yasin menyebut nilai tunggakan tersebut telah mencapai miliaran Rupiah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Usahanya Ditutup Paksa, Pemilik Restoran di Kebon Jeruk Bakal Tempuh Jalur Hukum jika Upaya Mediasi Gagal

Megapolitan
Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Aktor Utama Pabrik Narkoba di Bogor Masih Buron, Polisi: Sampai Lubang Semut Pun Kami Cari

Megapolitan
Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Polisi Amankan 8 Orang Terkait Kasus Pembacokan Remaja di Depok, 4 Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Bukan Melompat, Disdik DKI Sebut Siswa SMP Jaksel Terpeleset dari Lantai 3

Megapolitan
Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Insiden Siswa SMP Lompat dari Lantai 3, KPAI Minta Disdik DKI Pasang Sarana Keselamatan di Sekolah

Megapolitan
3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

3 Saksi Diperiksa Polisi dalam Kasus Dugaan Penistaan Agama yang Jerat Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Matraman

Megapolitan
Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Disdik DKI Bantah Siswa di Jaksel Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah karena Dirundung

Megapolitan
BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

BNN Masih Koordinasi dengan Filipina Soal Penjemputan Gembong Narkoba Johan Gregor Hass

Megapolitan
Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Polisi Minta Keterangan MUI, GBI, dan Kemenag Terkait Kasus Dugaan Penistaan Agama Pendeta Gilbert

Megapolitan
Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Walkot Depok: Bukan Cuma Spanduk Supian Suri yang Kami Copot...

Megapolitan
Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Satpol PP Copot Spanduk Supian Suri, Walkot Depok: Demi Allah, Saya Enggak Nyuruh

Megapolitan
Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Polisi Bakal Panggil Indonesia Flying Club untuk Mengetahui Penyebab Jatuhnya Pesawat di BSD

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Siswi SLB di Jakbar Dicabuli hingga Hamil, KPAI Siapkan Juru Bahasa Isyarat dan Pendampingan

Megapolitan
Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Ada Pembangunan Saluran Penghubung di Jalan Raya Bogor, Rekayasa Lalu Lintas Diterapkan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com