Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saksi Sebut CW Sempat Tolak Anak Adopsinya Kembali ke Hotel

Kompas.com - 04/04/2018, 11:12 WIB
Sherly Puspita,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus dugaan penyekapan yang dilakukan Chandri Widharta alias CW (64) kepada lima anak adopsinya.

Salah satunya Yohana. Saat pertama kali melarikan diri dari hotel, anak adopsi Chandri berinisial FA (14) pergi ke rumah Yohana di kawasan Kramat, Senen, Jakarta Pusat.

Kuasa hukum Yohana, Julianus H Nainggolan mengatakan, Yohana diperiksa sebagai saksi pada 28 Maret 2018. Menurut dia, sebelumnya Yohana sempat menjadi saksi dalam kasus ini dan memberi keterangan di Mapolres Jakarta Pusat.

"Pada bulan April tahun 2017, anak yang berinisial FA lari dari hotel karena takut dimarahi Chandri lantaran tidak membeli mainan spinner. Saat itu, seluruh toko mainan di Jakarta sudah tutup," ujarnya kepada Kompas.com, Rabu (4/4/2018).

Baca juga : CW dan 5 Anak Adopsi Menginap 10 Tahun di Hotel, Pegawai Diperiksa Polisi

Menurut dia, setelah menerima FA, keesokan harinya Yohana menghubungi Chandri dan memberitahu bahwa anak adopsinya tersebut berada di rumahnya. Yohana mengaku sempat menawarkan diri untuk mengantarkan FA kembali ke hotel.

"Namun, Chandri menyatakan anak berinisial FA tidak usah balik ke Hotel. Saat itu, Chandri juga mengatakan bahwa anak tersebut adalah pencuri dan anak WTS (wanita tuna susila)," ujarnya.

Hal berbeda diungkapkan asisten rumah tangga Chandri bernama Siti. Menurut Siti, FA telah meninggalkan hotel sejak Juli 2017. Setelah kepergian FA, Siti dan Chandri langsung mencari di sejumlah lokasi.

Baca juga : CW Lakukan Penyekapan atau LPAI Bikin Fitnah?

"Saya dan Mami langsung cari. Kami juga ke Bu Yohana (orang yang pertama kali ditemui FA setelah kabur) di Kramat, tetapi dia tidak mempertemukan kami. Baru Januari 2018 kami bertemu FA lagi walaupun sebentar. Kami kaget tiba-tiba Mami dilaporkan," kata Siti di Mapolda Metro Jaya, Jumat (16/3/2018).

Hingga kini, kasus itu masih terus ditelusuri penyidik Polda Metro Jaya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Argo Cheribon, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Polisi Grebek Laboratorium Narkoba di Perumahan Elite Kawasan Sentul Bogor

Megapolitan
Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Bau Sampah Terasa Menyengat di Lokbin Pasar Minggu

Megapolitan
Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Ini Tujuan Benyamin Ikut Penjaringan Bakal Cawalkot Tangsel di Tiga Partai Rival

Megapolitan
Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Usaha Dinsos Bogor Akhiri Perjalanan Mengemis Rosmini dengan Telusuri Keberadaan Keluarga

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Sempat Tinggalkan Jasad Korban di Hotel

Megapolitan
Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Dipecat karena Dituduh Gelapkan Uang, Ketua RW di Kalideres: Buat Apa Saya Korupsi Kalau Datanya Lengkap

Megapolitan
Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Sudah Sepi Pembeli, Uang Retribusi di Lokbin Pasar Minggu Naik 2 Kali Lipat

Megapolitan
Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Benyamin-Pilar Kembalikan Berkas Penjaringan Pilkada Tangsel, Demokrat Sambut dengan Nasi Kebuli

Megapolitan
Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Sehari Berlalu, Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Belum Ditemukan

Megapolitan
Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Polisi Masih Observasi Kondisi Kejiwaan Anak yang Bacok Ibu di Cengkareng

Megapolitan
Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Pedagang Sebut Lokbin Pasar Minggu Sepi karena Lokasi Tak Strategis

Megapolitan
Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Ini Kantong Parkir Penonton Nobar Timnas Indonesia U-23 Vs Irak U-23 di Monas

Megapolitan
Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Golkar Depok Ajukan Ririn Farabi Arafiq untuk Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Jasad Bayi Tergeletak di Pinggir Tol Jaksel

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com