Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Versi Ratna Sarumpaet hingga Dishub soal Mobil yang Diderek

Kompas.com - 10/04/2018, 07:25 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Dalam kasus penderekan mobil aktivis Ratna Sarumpaet, ada satu hal yang belum jelas. Hal itu adalah prosedur pengembalian mobil Ratna. Untuk mendapatkan kembali mobil yang diderek, warga harus membayar retribusi terlebih dahulu.

Ada cerita yang berbeda-beda antara Ratna, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, dan Dinas Perhubungan. Semuanya punya versi masing-masing terkait pengembalian mobil yang diderek

Versi Ratna Sarumpaet

Ratna menegaskan bahwa mobilnya diantarkan langsung oleh petugas Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Ratna sempat mencoba menghubungi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk memberitahukan tindakan petugas Dishub DKI yang dia anggap menyalahi aturan. Namun, telepon itu diangkat staf Anies.

Baca juga : Ratna Sarumpaet: Dishub Bantah, tapi Mobil Saya Kok Dipulangin?

Ratna mengaku tidak memberikan instruksi apa pun kepada staf tersebut. Dia hanya meminta agar petugas yang menderek mobil miliknya menjelaskan kesalahan yang telah dia perbuat. Ratna mengatakan menolak mengambil mobil tersebut sebelum ada penjelasan.

"Asistennya memberitahukan kepada saya, 'Kak, mobilnya sudah boleh diambil di Dishub di MT Hartono'. Saya jawab, sampaikan sama mereka, saya tidak akan ambil mobil kecuali mereka mampu menjelaskan kepada saya di mana letak kesalahan saya. Jadi apa yang dilakukan asisten Pak Anies aku enggak tahu, yang pasti mobil itu balik," ujar Ratna dalam konferensi pers kemarin di Jalan Sabang, Senin (9/4/2018).

Baca juga : Kirim Somasi, Ratna Sarumpaet Minta Dishub DKI Minta Maaf

"Permintaan saya itu, saya enggak minta Saudara John tolong atur itu tarik mobil saya, enggak. Saya malah bilang jangan diambil, saya enggak mau ambil. Saya tahu persis saya enggak salah, itu yang terjadi," ujar Ratna.

Namun yang terjadi adalah ada petugas Dishub yang mengantarkan mobilnya ke rumah. Ratna mengatakan, pada Selasa (3/4/2018) pukul 11.00, sejumlah petugas Dishub DKI datang dan mengembalikan mobil yang sebelumnya diderek di kawasan Taman Tebet, Jakarta Selatan. Ratna meminta stafnya untuk menemui petugas tersebut.

Dari laporan staf Ratna, petugas itu datang karena disuruh atasannya untuk mengembalikan mobil. 

Baca juga : Kadishub Tegaskan Petugasnya Berwenang Derek Mobil Ratna Sarumpaet

Versi Dinas Perhubungan

Sementara itu, keterangan Ratna berlawanan dengan penjelasan Wakil Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Sigit Wijatmoko. Sigit mengatakan, tidak ada petugas Dishub DKI yang mengantarkan mobil ke rumah Ratna. Mobil Toyota Avanza warna hitam bernomor polisi B 1237 BR diambil pemiliknya di Kantor Suku Dinas Perhubungan Jakarta Selatan.

"Seluruh mobil yang ditindak sudah diambil pemiliknya," ujar Sigit.

Baca juga : Tak Setuju Rencana Somasi, Sandiaga Ingin Ratna Sarumpaet Mediasi dengan Dishub

Selain mobil Ratna, ada mobil lainnya yang bernomor polisi B 2198 SZQ yang diderek di Taman Honda Tebet karena diparkir tidak pada tempatnya. Mobil itu juga sudah diambil pemilik.

Sebelum diambil, pemilik mobil yang diderek harus membayar retribusi, termasuk Ratna Sarumpaet. Setelah itu, barulah mereka bisa membawa pulang mobil yang diderek.

"Setiap mobil yang ditindak oleh penderekan, wajib membayar retribusi sesuai ketentuan," kata Sigit.

Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musywardana bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/4/2018)Stanly Ravel Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musywardana bersama Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan di Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/4/2018)

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Fortuner Penyebab Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ adalah Mobil Dinas Polda Jabar

Megapolitan
Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Foto Kondisi Longsor Sepanjang 10 Meter di Perumahan New Anggrek 2 Depok

Megapolitan
Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Kebakaran Toko Pakaian di Pecenongan Diduga akibat Korsleting

Megapolitan
Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas 'Headway' KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Pengembangan Stasiun Tanah Abang Pangkas "Headway" KRL Jalur Serpong, Jadi Lebih Cepat Empat Menit

Megapolitan
Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Pendaftaran Cagub Independen DKI Dibuka, Syarat Calon Dapat 618.968 Dukungan Warga Jakarta

Megapolitan
Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Fenomena Tawuran di Pasar Deprok, Disebut Ulah Provokator dan Diawali Pemasangan Petasan

Megapolitan
Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Syoknya Lansia di Bogor, Nyaris Tewas Usai Tertimbun Reruntuhan Rumahnya yang Ambruk akibat Longsor

Megapolitan
Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Pengakuan Alumni STIP soal Senioritas di Kampus: Telan Duri Ikan hingga Disundut Rokok

Megapolitan
Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Junior Tewas Dianiaya Senior di STIP, Keluarga Pelaku Belum Datangi Pihak Korban

Megapolitan
Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Sopir Diduga Mengantuk, Mobil Dinas Polda Jabar Sebabkan Kecelakaan Beruntun di Tol MBZ

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Pegawai Berhamburan ke Luar Gedung

Megapolitan
Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Warga yang Buang Sampah Sembarangan di Dekat Lokbin Pasar Minggu Bakal Didenda Rp 500.000

Megapolitan
Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Sopir di Tangerang Curi Uang Majikan Rp 150 Juta, Ajak Istri Saat Beraksi

Megapolitan
Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Polisi: Kami Butuh Partisipasi Warga untuk Atasi Tawuran

Megapolitan
Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Toko Pakaian di Pecenongan Terbakar, Kepulan Asap Putih Bikin Pemadam Kewalahan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com