Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nur Singgung Masalah Gereja Santa Clara dalam Debat Publik Paslon Wali Kota Bekasi

Kompas.com - 11/04/2018, 18:51 WIB
Setyo Adi Nugroho,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

BEKASI, KOMPAS.com - Calon Wali Kota Bekasi nomor urut 2 Nur Supriyanto mempertanyakan masalah izin pendirian gereja yang terjadi di masa pemerintahan Rahmat Effendi. 

"Pengalaman saya berkeliling, di utara masih menyisakan konflik sosial soal Santa Clara. Kemudian di Jatisampurna dan di Bantargebang masih menyisakan soal Ciketing," ujar Nur dalam debat publik di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (11/4/2018).

Berdasarkan data yang dipegang Nur, saat menjabat Wali Kota Bekasi, Rahmat sempat merelakan kepalanya ditembak jika pembangunan gereja tidak selesai.

Baca juga: Keteguhan Wali Kota Bekasi Pertahankan Gereja Santa Clara

"Saya ingin Bekasi ini menjadi kota yang aman, nyaman, dan jauh dari isu SARA. ketika saya jadi wali kota, ini akan saya selesaikan," kata Nur disambut tepuk tangan para pendukung. 

Pertanyaan Nur itu dijawab Rahmat. 

Menurutnya, kepala daerah harus tegas dalam menentukan problematika, salah satunya isu pendirian rumah ibadah.

"Saat terjadi konflik perbedaan keyakinan di Jatisampurna, saya tanya kepada Ustadz Syaikhu, apa yang harus saya lakukan dalam konteks sebagai kepala daerah. Saya lakukan sesuai ketentuan, aturan, dan norma yang berlaku, selesai. Kepala daerah harus bisa berdiri di semua kaki umat," ucap Rahmat disambut riuh pendukung.

Baca juga: Program Nur Supriyanto-Adhy Firdaus, Bangun Ikon untuk Kota Bekasi...

Ia mengatakan, pernyataannya soal kerelaan kepalanya ditembak, sudah dipotong. 

"Kalau kami tidak konsisten (sebagai pemimpin) dan tidak punya komitmen bagaimana kota Bekasi ini kami bangun dari pluralisme yang ada itu. Saya yakin, jika itu terjadi, KH Noer Alie akan sedih," ujarnya. 

Nur kembali menanggapi jawaban yang disampaikan Rahmat.

Baca juga: Rahmat Effendi Terima Nomor 1, Nur Supriyanto Harap Nomor Urut 2 Jadi Berkah

Ia berharap persoalan SARA seperti ini tidak muncul lagi.

Debat publik ini merupakan yang pertama dari tiga kali rencana penyelenggaraan oleh KPU Kota Bekasi.

KPU Kota Bekasi menghadirkan tiga orang pakar, yakni Nanang Najmulmunir selaku Rektor Universitas 45 Bekasi, Direktur Bekasi Institute Abdul Somad Kaffa, Rektor Institut Bisnis Muhammadiyah Bekasi Suryatmono.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com