Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga Pengemudi BMW Minta Maaf kepada "Driver" Ojek Online

Kompas.com - 12/04/2018, 20:31 WIB
David Oliver Purba,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Juru bicara keluarga M Nur Irfan, Arief Syaripudin, mengatakan bahwa keluarga Tiara Ayu, pengemudi mobil BMW yang menabrak Irfan, meminta untuk dipertemukan dengan Irfan dan keluarga pengemudi ojek online itu.

Hal itu disampaikan saat keluarga Tiara mendatangi Rumah Sakit Tarakan tempat Irfan dirawat akibat kecelakaan yang terjadi di simpang Harmoni, Jakarta Pusat, Selasa (9/4/2018).

Namun, keluarga Tiara hanya bisa menemui Arief karena keluarga Irfan masih belum mau untuk menemui keluarga Tiara.

Baca juga : Keluarga Pengemudi Ojek Online yang Ditabrak BMW Tempuh Upaya Hukum

Kelurga Irfan juga belum memperbolehkan keluarga Tiara melihat kondisi Irfan pasca-operasi amputasi kaki.

"Ini untuk menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, mereka juga ingin temui Mas Irfan. Nah, waktu kecelakaan pun keluarga (Tiara) langsung menghubungi kami, ingin menjenguk Mas Irfan, tapi keluarga korban belum ingin bertemu bahkan untuk menjenguk Irfan saya tidak menyarankan daripada syok lagi nanti. Keluarga sepakat untuk tidak bertemu dulu," ujar Arief saat ditemui di RS Tarakan, Kamis (12/4/2018).

Saat pertemuan itu, keluarga Tiara menyampaikan sejumlah hal. Keluarga Tiara meminta maaf atas kejadian yang akhirnya mengakibatkan kaki Irfan harus diamputasi. Pihak keluarga juga akan bertanggung jawab penuh pasca-kejadian.

"Keluarga sudah datang, menyampaikan yang pertama minta maaf atas nama pelaku dan siap bertanggung jawab penuh atas apa yang terjadi," ujar Arief.

Baca juga : Kaki Pengemudi Ojek Online yang Ditabrak BMW Diamputasi

Mohamad Nur Irfan dilarikan ke rumah sakit karena kecelakaan di simpang Harmoni, Jakarta Pusat, Senin (9/4/2018) malam.

Sepeda motor Irfan ditabrak pengemudi BMW bernama Tiara Ayu. Polisi mengatakan, saat berkendara, Tiara dalam kondisi mabuk.

Pihak Tiara telah menyatakan niatnya untuk menanggung biaya pengobatan dan kebutuhan sehari-hari kelurga Irfan. Polisi tidak menahan Tiara karena dinilai bertindak kooperatif.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Pendisiplinan Tanpa Kekerasan di STIP Jakarta Utara, Mungkinkah?

Megapolitan
STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

STIP Didorong Ikut Bongkar Kasus Junior Tewas di Tangan Senior

Megapolitan
Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir di Minimarket dan Simalakama Jukir yang Beroperasi

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Kuasa Hukum Berharap Ada Tersangka Baru Usai Pra-rekonstruksi

Megapolitan
Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Cerita Farhan Kena Sabetan Usai Lerai Keributan Mahasiswa Vs Warga di Tangsel

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini, 7 Mei 2024 dan Besok: Nanti Malam Hujan Ringan

Megapolitan
Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Provokator Gunakan Petasan untuk Dorong Warga Tawuran di Pasar Deprok

Megapolitan
Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Tawuran Kerap Pecah di Pasar Deprok, Polisi Sebut Ulah Provokator

Megapolitan
Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Tawuran di Pasar Deprok Pakai Petasan, Warga: Itu Habis Jutaan Rupiah

Megapolitan
Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Sebelum Terperosok dan Tewas di Selokan Matraman, Balita A Hujan-hujanan dengan Kakaknya

Megapolitan
Kemiskinan dan Beban Generasi 'Sandwich' di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Kemiskinan dan Beban Generasi "Sandwich" di Balik Aksi Pria Bayar Makan Seenaknya di Warteg Tanah Abang

Megapolitan
Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon 'Debt Collector'

Cerita Warga Sempat Trauma Naik JakLingko karena Sopir Ugal-ugalan Sambil Ditelepon "Debt Collector"

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

[POPULER JABODETABEK] Seorang Pria Ditangkap Buntut Bayar Makan Warteg Sesukanya | Taruna STIP Tewas di Tangan Senior Pernah Terjadi pada 2014 dan 2017

Megapolitan
Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Libur Nasional, Ganjil Genap Jakarta Tanggal 9-10 Mei 2024 Ditiadakan

Megapolitan
Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Curhat ke Polisi, Warga Klender: Kalau Diserang Petasan, Apakah Kami Diam Saja?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com