Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tak Disangka, Bangunan Bergaya Oriental di Kolong Tol Warakas Itu adalah Masjid

Kompas.com - 16/04/2018, 21:34 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah bangunan bergaya oriental berdiri megah di kolong Tol Pelabuhan, tepatnya di Gang 21, Warakas, Jakarta Utara. Bangunan itu tampak kontras dibandingkan padatnya rumah warga di sekitarnya.

Dilihat dari luar, banyak orang yang mengira bangunan tersebut merupakan klenteng atau vihara.

Di luar dugaan, bangunan yang didominasi warna merah dan hijau itu merupakan sebuah masjid yang bernama Babah Alun.

"Memang banyak yang tidak mengira kalau ini masjid, tetapi klenteng," kata Muntaha, penjaga masjid tersebut yang ditemui Kompas.com, Senin (16/4/2018).

Baca juga : Sandiaga Jalankan Program One Masjid, One Community, One Bisnis

Muntaha menuturkan, masjid tersebut didirikan oleh Jusuf Hamka, seorang mualaf keturunan Tionghoa yang tercatat sebagai Komisioner Independen PT Citra Marga Nusaphala Persada, perusahaan yang membangun sejumlah jalan tol di Indonesia.

Nama Babah Alun juga diambil dari sosok Jusuf Hamka. "Babah itu artinya bapak, sedangkan Alun nama panggilan Pak Jusuf waktu kecil. Jadi mengabadikan namanya lah" kata Muntaha.

Muntaha, penjaga masjid Babah Alun, masjid bergaya oriental yang berada di kolong Tol Pelabuhan, Warakas, Jakarta Utara.KOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Muntaha, penjaga masjid Babah Alun, masjid bergaya oriental yang berada di kolong Tol Pelabuhan, Warakas, Jakarta Utara.

Muntaha menjelaskan, arsitektur oriental yang digunakan dalam pembangunan masjid tersebut bukan tanpa alasan. Menurutnya, hal itu merupakan bentuk akulturasi antara kebudayaan China, Indonesia, dan Islam.

"Kami buat begini supaya enggak ada gap antara yang China dengan pribumi, Islam, dan orang lain. Jadi kita ada kesamaan, istilahnya Bhinneka Tunggal Ika lah," kata Muntaha.

Pintu masuk masjid tersebut mengingatkan pada pintu perguruan yang ada di film-film kungfu.

Masjid itu pun berdindingkan relief berwarna hijau yang bermotif oriental. Masjid itu juga berbentuk segi delapan, tidak seperti masjid pada umumnya yang berbentuk segi empat.

Pintu masuk masjid Babah Alun yang berada di kolong tol di kawasan Warakas, Jakarta UtaraKOMPAS.COM/Ardito Ramadhan D Pintu masuk masjid Babah Alun yang berada di kolong tol di kawasan Warakas, Jakarta Utara

Kubah yang menjadi ciri khas masjid juga tidak ditemukan di bangunan yang didirikan sejak Agustus 2017.

"Mentok ke kolong tol, jadi kubahnya enggak bisa tinggi-tinggi," kata Muntaha.

Saat ini, masjid berkapasitas sekitar 400 orang itu sedang dalam tahap penyelesaian akhir. Muntaha mengatakan, masjid tersebut rencananya dapat beroperasi pada Bulan Ramadhan mendatang.

"Iya ini lagi dikejar Bulan Puasa. Alhamdulillah tadi listrik sudah masuk, terus ini lagi bikin pagar. Insya Alllah Bulan Puasa bisa mulai (beroperasi), kata Muntaha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

DLH DKI Angkut 83 Meter Kubik Sampah dari Pesisir Marunda Kepu

Megapolitan
Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Janggal, Brigadir RAT Bunuh Diri Saat Jadi Pengawal Bos Tambang, tapi Atasannya Tak Tahu

Megapolitan
8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

8 Pasien DBD Masih Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Pengelola Imbau Warga Tak Mudah Tergiur Tawaran Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

UPRS IV: Banyak Oknum yang Mengatasnamakan Pengelola dalam Praktik Jual Beli Rusunawa Muara Baru

Megapolitan
9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

9 Jam Berdarah: RM Dibunuh, Mayatnya Dimasukkan ke Koper lalu Dibuang ke Pinggir Jalan di Cikarang

Megapolitan
Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Seorang Remaja Tenggelam di Kali Ciliwung, Diduga Terseret Derasnya Arus

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 2 Mei 2024, dan Besok: Malam Ini Hujan Petir

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

[POPULER JABODETABEK] Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang | Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi Ditangkap

Megapolitan
Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com