Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengembalikan "Car Free Day" ke Tujuan Semula....

Kompas.com - 07/05/2018, 07:56 WIB
Ardito Ramadhan,
Dian Maharani

Tim Redaksi

Selain kegiatan politik, menjamurnya para pedagang kaki lima (PKL) yang memanfaatkan kawasan CFD juga menjadi sorotan para inisiator CFD.

"CFD ini sebetulnya bukan sunday market sehingga tidak dapat dengan bebas digunakan untuk kegiatan berdagang," kata Ari.

Tidak hanya PKL, kemunculan kegiatan-kegiatan promosi dan pemasaran juga dianggap mengganggu kenyamanan para pengunjung CFD.

Baca juga : Inisiator: CFD Bukan Sunday Market 

Ari menuturkan, kegiatan-kegiatan bisnis itu juga melanggar norma ketertiban, kenyamanan, dan estetika karena tak sedikit yang meluber sampai ke badan jalan.

"Bahkan amat sangat mengabaikan hak-hak orang lain yang sedang bersepeda, berjalan kaki, joging, dan kegiatan lainnya yang menjadi tujuan CFD," katanya.


Untuk itu, Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Perdagangan DKI Jakarta diminta untuk bisa menata para pedagang. Sebab, para pedagang tidak bisa dihilangkan begitu saja.


"Dinas UKM itu sudah enggak kurang-kurang kita kasih saran. Coba kita plot dari Patung Arjuna sampai ke Patung Pemuda, kira-kira yang potensial untuk UKM di mana saja," kata Safrudin.

Baca juga : Inisiator Tak Ingin CFD Jadi Ajang Civil War

Safrudin mengusulkan, sentra kaki lima bisa ditempatkan di jalan-jalan yang terhubung dengan Sudirman-Thamrin. Sebut saja Jalan Sunda, Jalan Teluk Betung, dan Jalan Gresik.

Ia menambahkan, para PKL yang hendak berjualan di sana juga diseleksi dan didaftarkan oleh Pemprov DKI Jakarta untuk mencegah membludaknya jumlah PKL.

"Harus pakai interview juga, mendaftar dan interview. Interview itu sederhana saja, agar mereka taat azas kebersihan dan keteraturan," kata Safrudin.

Baca juga : Saat Inisiator CFD Saksikan Debat Satpol PP dengan Pria Berkaus #2019GantiPresiden ...

Ari dan Safrudin mengatakan, kegiatan CFD diinisiasikan sebagai sebagai wadah masyarakat dalam mengakses ruang publik untuk kegiatan olahraga, seni budaya, dan lingkungan hidup.

Safrudin berharap, ada langkah kongkrit dari Pemerintah untuk mengembalikan kegiatan CFD ke tujuan semulanya itu.

"Sudah seharusnya Presiden mengawal langkah Gubernur DKI Jakarta dalam mengembalikan CFD ke khittah-nya," katanya.

Kompas TV Spanduk berisi larangan mengenakan atribut politik dipasang di area car free day.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Viral Video Maling Motor Babak Belur Dihajar Massa di Tebet, Polisi Masih Buru Satu Pelaku Lain

Megapolitan
Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Personel Gabungan TNI-Polri-Satpol PP-PPSU Diterjunkan Awasi RTH Tubagus Angke dari Prostitusi

Megapolitan
Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Tumpahan Oli di Jalan Juanda Depok Rampung Ditangani, Lalu Lintas Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com