JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Pendeta Chrisye Gosal menyampaikan enam sikap PGI dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), merespons peristiwa pemboman tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018).
Pertama, Chrisye menyatakan, tindakan kekerasan, dengan alasan apapun, tidak akan pernah mampu menyelesaikan masalah. Kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan dan pada akhirnya menuju kehancuran.
"Lihatlah Siria sekarang ini yang luluh lantak oleh kekerasan demi kekerasan," ucap Chrisye, di dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Minggu.
Baca juga: Pasca-Ledakan Bom di Surabaya, 3 Kompi Polisi Sisir Gereja Se-Bandung
Kedua, lanjut Chrisye, sesungguhnya tidak ada agama yang mengajarkan kekerasan dan pembunuhan. Agama apapun mengajarkan kemanusiaan, damai, dan cinta kasih.
Kesesatan berpikirlah yang membawa penganut agama melakukan kekerasan dan tindak terorisme.
Ketiga, para pemimpin agama perlu lebih serius mewaspadai munculnya para pendukung kekerasan dan tindak terorisme ini, dengan berbalutkan penginjil atau pendakwah lewat kotbah maupun pernyataannya.
Baca juga: Korban Tewas Bom Surabaya Jadi 10 Orang dan 41 Lainnya Terluka
Program deradikalisasi BNPT menurut dia akan sia-sia jika masyarakat justru memberi panggung kepada pemimpin agama yang menyebarkan paham radikalisme dan kekerasan, lewat misi dan dakwahnya.
"Oleh karena itu, kami menghimbau para pemimpin agama dan masyrakat, untuk tidak memberi angin dan simpati kepada pelaku kekerasan dan terorisme apapun motifnya," ucap Chrisye.
Keempat, pihaknya menghimbau masyarakat menghentikan penyebaran foto dan video karena ini justru tujuan teroris, yakni menebarkan rasa takut di tengah masyarakat. Pihaknya menghimbau masyarakat untuk menebarkan kasih dan rasa damai melalui ragam media.
Kelima, pihaknya menghimbau seluruh elit politik dan masyarakat untuk menghentikan komentar yang justru memperkeruh keadaan.
Baca juga: Wali Kota Surakarta Prihatin dan Doakan Korban Bom Gereja di Surabaya
Semua pihak diminta tidak menggunakan peristiwa kekerasan dan tindak terorisme ini untuk menangguk kepentingan politik dan sesaat, karena harga yang sedang dipertaruhkan adalah masa depan bangsa.
Keenam, PGI dan KWI meminta semua pihak tidak perlu takut menghadapi ancaman terorisme ini, dan menyerahkan sepenuhnya penanganan kasus ini kepada negara. PGI dan KWI mendukung sepenuhnya tindakan negara dalam memberantas semua perilaku kekerasan dan aksi-aksi terorisme di Tanah Air.
Dalam konferensi pers tersebut hadir juga hadir Romo Agus Ulahayanan sebagai Sekretaris Eksekutif Hubungan Agama dan Kepercayaan KWI, Pendeta Gomar Gultom sebagai Sekretaris Umum PGI dan Jerry Sumampoy, Kepala Humas PGI.
Sebelumnya, ledakan terjadi di tiga gereja di Surabaya. Yaitu, Gereja Santa Maria Tak Bercela di Jalan Ngagel Madya, Gereja Kristen Indonesia (GKI) di Jalan Diponegoro, dan Gereja Pantekosta Pusat di Jalan Arjuna.
Jumlah korban tewas sampai pukul 12.30 WIB tadi sudah 10 orang, sementara 41 lainnya disebut mengalami luka-luka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.