Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Lahirnya Akun Dramaojol.id yang Bermula dari Pangkalan Ojek

Kompas.com - 28/05/2018, 21:08 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suatu hari di bulan Februari 2017, seorang pemuda bernama Febriansyah Ramadhan yang tengah duduk santai di sebuah pangkalan ojek, iseng membuat sebuah akun Instagram.

Setahun berselang, akun itu menjadi salah satu akun Instagram yang cukup populer di Indonesia, dengan jumlah pengikut lebih dari 750.000 akun. Nama akun tersebut adalah dramaojol.id.

Pemuda berusia 24 tahun itu menuturkan, kemunculan dramaojol.id didasari pengalaman teman-teman kuliahnya yang mengambil pekerjaan sambilan sebagai pengemudi ojek online (ojol).

"Banyak teman saya yang sambilan jadi driver ojol, kalau lagi ngumpul suka cerita enak dan enggak enaknya, terus lucunya, sukanya, dukanya. Karena banyak cerita dari teman, saya coba iseng bikin dramaojol.id," kata Febri, saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (28/5/2018).

Baca juga: Saat Ratusan Pengemudi Ojek Online Berbagi Takjil...

Tak hanya itu, keberadaan akun serupa di media sosial Twitter yang mengisahkan kisah para pengemudi ojol, turut menginspirasinya mendirikan dramaojol.id dalam media Instagram.

"Selain lucu, akun itu juga educate dan ada pesan moralnya juga. Saya pikir, 'coba ah bikin kaya gini', toh ke depannya ini bakal besar atau tidak urusan belakangan, yang penting jalani dulu," ungkap dia.

Kisah pengemudi ojol

Febri mengakui, dirinya tak berasal dari kelompok pengemudi ojol. Dirinya juga tak selalu menggunakan transportasi online untuk menunjang mobilitasnya membelah Jakarta.

Namun, ia ingin akun dramaojol.id yang didirikannya dapat mengangkat suka duka dan keluh kesah para pengemudi ojek online, ketika berjuang di tengah kerasnya jalanan Ibu Kota.

"Selain buat hiburan, juga ngasih tahu ke masyarakat, suka dukanya mereka (pengemudi ojol) tuh gimana sih? Bagaimana resikonya mereka di jalan? Lalu customer seperi apa yang mereka temui," kata Febri.

Jawabannya ada dalam konten-konten yang ia unggah di dramaojol.id. Selain cerita soal interaksi antara pengemudi dan penumpang ojol yang kerap mengundang tawa, banyak pula kisah mengharukan yang diunggahnya.

Baca juga: Selter Ojek Online di Stasiun Depok Baru Dinilai Mudahkan Penumpang

"Tujuan saya semoga akun ini bisa jadi wadah driver dan customer untuk share keluh kesah mereka tanpa harus bingung ke mana," kata Febri.

Tidak SARA

Satu tahun lebih mengelola akun dramaojol.id, tidak sedikit warganet yang menuding kisah-kisah di sana sebagai rekaan atau sandiwara.

Namun, Febri mengaku tak ambil pusing. Baginya, tujuannya membagikan kisah-kisah menarik dari pengemudi dan penumpang ojol dapat tercapai.

"Perihal lucu atau enggak kan kembali ke selera humor mereka. Dibilang fake atau enggak, itu juga bukan urusan saya. Selama itu juga tidak menyinggung siapapun, ya saya share," ujar dia.

Baca juga: Menengok Shelter Ojek Online di Stasiun Depok Baru

Febri punya standar dalam menentukan konten yang akan diunggahnya. Misalnya, tidak mengunggah konten yang menyinggung SARA.

Selain itu, konten yang berhubungan dengan pelayanan yang buruk juga tidak akan diunggahnya. Ia menilai, hal itu lebih tepat diselesaikan oleh perusahaan transportasi online ketimbang disebar lewat media sosial.

Ia mengaku, dapat membedakan mana konten yang bohong dan asli. "Ya dari font saja bisa keliatan sih, tata cara mereka berbicara via chat natural apa enggak," kata dia.

Kompas TV Sementara, untuk tarif akan ada penurunan tarif hanya di ruas tol baru, bukan ruas tol lama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Perjuangkan Peningkatan Upah Buruh, Lia dan Teman-temannya Rela ke Jakarta dari Cimahi

Megapolitan
Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Cerita Suratno, Buruh yang Khawatir Uang Pensiunnya Berkurang karena UU Cipta Kerja

Megapolitan
Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Pembunuh Perempuan Dalam Koper Tak Melawan Saat Ditangkap Polisi di Palembang

Megapolitan
Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Said Iqbal Minta Prabowo Hapus UU Cipta Kerja Klaster Ketenagakerjaan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Ajak Korban Masuk ke Kamar Hotel di Bandung

Megapolitan
Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Said Iqbal: Upah Buruh di Jakarta yang Ideal Rp 7 Juta Per Bulan

Megapolitan
Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Ikut Demo May Day 2024, Buruh Wanita Rela Panas-panasan demi Memperjuangkan Upah yang Layak

Megapolitan
Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Dua Orang Terluka Imbas Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek

Megapolitan
Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Korban Kedua yang Tenggelam di Sungai Ciliwung Ditemukan Tewas 1,2 Kilometer dari Lokasi Kejadian

Megapolitan
Rayakan 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Rayakan "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Padati Stadion Madya GBK

Megapolitan
Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Fahira Idris: Gerakan Buruh Terdepan dalam Perjuangkan Isu Lintas Sektoral

Megapolitan
Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Polisi Tangkap Pembunuh Wanita Dalam Koper di Bekasi

Megapolitan
Hadiri 'May Day Fiesta', Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Hadiri "May Day Fiesta", Massa Buruh Mulai Bergerak Menuju GBK

Megapolitan
Pakai Caping Saat Aksi 'May Day', Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi "May Day", Pedemo: Buruh seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com