Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dinas LH Perkirakan Sampah di Jakarta Menumpuk Setelah Idul Fitri

Kompas.com - 13/06/2018, 11:55 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Lingkungan Hidup Isnawa Adji memperkirakan puncak penumpukan sampah di musim Lebaran ini bakal jatuh usai Idul Fitri.

Pihaknya memperkirakan puncak penanganan sampah itu akan terjadi pada H+7, H+8, H+9 dan H+10 Lebaran. Setelah itu, volume sampah akan kembali ke rata-rata normalnya.

"Peningkatan tonase disebabkan sebagian besar warga Jakarta telah kembali dari kampung halamannya karena sudah berakhir masa cuti bersama," kata Isnawa, melalui keterangan tertulisnya, Rabu (13/6/2018).

Selain itu, tukang gerobak sampah yang sempat mudik diperkirakan telah kembali bertugas. Sehingga, akumulasi tumpukan-tumpukan sampah yang sempat tertinggal di tempat sampah di rumah tangga, mulai dikirim ke Tempat Penampungan Sementara (TPS).

Baca juga: Antisipasi Tumpukan Sampah Selama Lebaran, TPS Mobile Disiagakan

Dinas Lingkungan Hidup mengangkut sampah dari TPS ke TPST Bantargebang. TPST Bantargebang tetap beroperasi selama libur Lebaran.

"Semua personel divisi operasional dan administrasi tetap stand by dengan pengaturan jadwal piket, sehingga kegiatan pelayanan operasional di TPST Bantargebang tetap optimal," kata Isnawa.

Semua prasarana dan sarana di TPST Bantargebang juga tetap dioptimalkan kinerjanya. Seperti alat berat, truk penunjang operasional, pengolahan kompos, pengolahan air sampah, dan pemanfaatan gas metana.

Personel yang bertugas tidak kurang dari 300 orang per hari. Pada hari H, pelayanan operasional TPST Bantargebang dihentikan sementara pada pukul 04.00-12.00 WIB karena jalan TPST Bantargebang digunakan oleh warga sekitar untuk mengelar Shalat Id.

Baca juga: Buang Sampah Sembarangan, Kebiasaan Pemudik yang Tak Berubah...

 

Namun, personel tetap bersiaga dan segera membuka pelayanan begitu Shalat Id selesai. Hal ini dipastikan tidak akan mengganggu operasional pengelolaan sampah.

"Pada hari H hingga pukul 04.00 pagi tetap dibuka pelayanan di 4 lokasi titik buang, karena berdasarkan pengalaman tahun-tahun sebelumnya biasanya truk sampah dari wilayah giat mengosongkan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) di wilayahnya. Ini agar dapat menampung sampah dengan kapasitas maksimal pada saat libur hari H dan H+1 lebaran," ujar Isnawa.

Dari perhitungan pihaknya, beban sampah meningkat empat persen selama Ramadhan. Rata-rata per hari tonase sampah selama bulan Ramadhan yang masuk ke TPST Bantargebang adalah 7.999 ton per hari.

Terjadi peningkatan tonase sampah dibandingkan dengan sebelum Ramadan yang besarnya 7.710 ton per hari.

Baca juga: Buang Sampah Sembarangan, Pemudik dengan Mobil Fortuner Ditegur Petugas

Adapun jenis sampah yang meningkat kebanyakan berupa sampah rumah tangga, seperti sayur-mayur, buah-buahan, plastik, serta pembungkus makanan lainnya.

Meski terjadi peningkatan timbunan sampah saat Ramadhan, keadaan akan berbalik turun saat pra dan pasca Lebaran atau H-6 sampai dengan H+6.

Isnawa menilai, hal ini terjadi karena dimulainya cuti bersama dan libur Lebaran. Pada saat itu, banyak warga Jakarta yang melakukan mudik.

Kompas TV Untuk mudik tahun ini, Pemprov DKI Jakarta menyiapkan lebih dari 5.000 bus, baik reguler maupun pariwisata.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com