Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Shandra Mendulang Emas dari Limbah Elektronik...

Kompas.com - 03/07/2018, 21:15 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tak banyak orang yang mengetahui bahwa limbah elektronik seperti rongsokan bekas telepon genggam dan komputer, dapat menghasilkan emas.

Shandra Setiawan, adalah salah satu "penambang" emas dari limbah elektronik tersebut. Shandra mengambil material bernilai itu dengan cara melebur komponen pada limbah elektronik.

Sudah 10 tahun dia menggeluti pekerjaan tersebut. Proses pengolahan dimulai dengan mengumpulkan limbah-limbah elektornik. Barang rongsok itu, kata Shandra, bisa diperoleh dari berbagai tempat.

"Kemarin saya baru ambil dari Cianjur. Sering juga nerima kiriman dari luar kota, kayak dari Jayapura juga ada, macem-macem jadinya," kata Shandra, kepada Kompas.com, beberapa waktu lalu.

Baca juga: Suka dan Duka Shandra Mengolah Limbah Elektronik

Setelah memperoleh barang rongsok tersebut, Shandra memilah bagian-bagian yang bisa diolah menjadi emas. Integrated circuit (IC) merupakan bagian yang paling banyak kandungan emasnya.

"Di bagian lempengannya juga ada serat-serat emas juga. Cara tahu kadarnya dari warna kuningnya. Kalau kuning yang bagus yang enggak kelihatan kusam, masih cerah," kata Shandra.

Setelah dipilah, lempengan-lempengan IC itu akan dilebur menggunakan timah panas. Bila proses itu selesai dilakukan, aneka zat logam akan muncul dari lempengan tersebut.

Shandra mengatakan, zat-zat yang bisa muncul bukan hanya emas, melainkan juga perak, tembaga, dan kuningan. Proses berikutnya, dia akan memisahkan emas dari zat-zat lainnya.

"Setelah dicelupin ke timah panas, baru timbul emasnya, tapi masih kecampur sama perak dan logam lainnya. Setelah itu, dicampur pakai netrit, sekali bakar lagi sudah jadi emas," ujar Shandra.

Netrit sendiri merupakan sebuah zat kimia yang digunakan untuk memunculkan emas setelah dilebur. Bila proses itu selesai, maka emas telah siap dijual.

Baca juga: Shandra Mendulang Emas Murni dari Barang Bekas Ponsel dan Komputer

Shandra mengatakan, emas-emas itu akan dijual ke toko-toko emas di beberapa tempat atau kepada para pengepul. Ia mengklaim, emas yang diolah dari limbah elektronik mempunyai kadar yang lebih bagus.

"Ini kadarnya kan 99 persen, ya tergantung kita yang ngolahnya. Biasanya emas dari barang elektronik ini hasilnya emas murni, jadi lebih bagus dari toko," kata Shandra.

Shandra menuturkan, proses pengolahan limbah elektronik menjadi emas itu tak memakan waktu lama. Bila semua bahan siap, limbah dapat disulap menjadi emas dalam hitungan jam.

"Kalau limbahnya prosesor, semalaman bisa (selesai). Kalau IC bisa dua-tiga hari, gimana banyaknya. Lebih lama IC," kata Shandra.

Kompas TV Bahkan Kapolres dan Wakapolres Murung Raya serta beberapa aparat kepolisian juga terluka akibat lemparan batu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Sendiri Pakai Senpi

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

2 Pria Rampok Taksi Online di Jakbar, Leher Sopir Dijerat dan Ditusuk

Megapolitan
Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Polisi Periksa Kejiwaan Orangtua yang Buang Bayi ke KBB Tanah Abang

Megapolitan
Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Golkar Buka Peluang Lanjutkan Koalisi Indonesia Maju pada Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Di Tanah Tinggi Hampir Mustahil Menyuruh Anak Tidur Pukul 10 Malam untuk Cegah Tawuran

Megapolitan
Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Cekoki Remaja dengan Narkoba hingga Tewas, Pelaku: Saya Tidak Tahu Korban Masih Dibawah Umur

Megapolitan
Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Polisi Periksa 5 Saksi Terkait Kasus Begal Mobil di Tajur Bogor

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, Petugas: Mereka Keukeuh Ingin Gunakan Alamat Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Keluarga Tolak Otopsi, Korban Tewas Kebakaran Cinere Depok Langsung Dimakamkan

Megapolitan
Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Beberapa Warga Tanah Tinggi Terpaksa Jual Rumah karena Kebutuhan Ekonomi, Kini Tinggal di Pinggir Jalan

Megapolitan
Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Polisi Tewas dengan Luka Tembak di Kepala, Kapolres Jaksel Sebut karena Bunuh Diri

Megapolitan
Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Polisi Dalami Dugaan Perempuan Dalam Koper di Bekasi Tewas karena Dibunuh

Megapolitan
Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Bursa Pilkada DKI 2024, Golkar: Ridwan Kamil Sudah Diplot buat Jabar

Megapolitan
Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Prioritaskan Kader Internal, Golkar Belum Jaring Nama-nama untuk Cagub DKI

Megapolitan
Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Korban Kebakaran di Depok Ditemukan Terkapar di Atas Meja Kompor

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com