Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dugaan Malapraktik Pengangkatan Indung Telur di Kedoya Terjadi Tahun 2015

Kompas.com - 10/07/2018, 23:38 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus dugaan malapraktik pengangkatan indung telur terhadap perempuan berinisial S di Rumah Sakit Grha Kedoya terjadi tahun 2015. Saat itu, S mengaku pernah mempermasalahkan kasus yang dialaminya.

Namun, sampai saat ini kasus tersebut belum jelas kelanjutannya. Akhirnya, tahun ini S didampingi kuasa hukum yang baru, yaitu Hotman Paris Hutapea.

"Jadi memang sudah pernah nunjuk pengacara dan dokternya juga sudah tunjuk pengacara. Bahkan pengacara dari dokter itu sudah menawarkan uang Rp 500 juta tapi katanya pihak rumah sakit itu pengacara pribadi dokter HS bukan pengacara rumah sakit. Cuma emang ya tidak begitu menggigit seperti ini," ujar Hotman di Rumah Sakit Grha Kedoya, Selasa (10/7/2018).

Namun, S belum pernah melayangkan gugatan ke pengadilan atas kasus tersebut.

Baca juga: Seorang Perempuan Diduga Jadi Korban Malapraktik Pengangkatan Indung Telur

"Dia ini kan orang awam hukum, menghadapi gedung tinggi ini belum tentu mentalnya kuat kan. Setelah dia datang ke saya, ya gue geruduk siapa pun. Jadi kita maklum lah. Dia tidak mungkin punya nyali untuk menggugat," tambah Hotman.

Hotman menambahkan, ia berencana mengajukan gugatan perdata ke pengadilan tanpa meminta penjelasan kepada pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) atau Majelis Kehormatan Disiplin Kedokteran Indonesia (MKDKI).

Ia berpikir pihak RS seolah-olah lepas tangan dan hanya menyalahkan dokter yang bersangkutan.

"Antar sesama dokter itu solidaritasnya tinggi. Kami akan menempuh gugatan perdata ke pengadilan," tutur Hotman.

Seperti diketahui bahwa S diduga menjadi korban malapraktik saat menjalani operasi kista pada tahun 2015.

Ia mendatangi dokter internis atau penyakit dalam di Rumah Sakit Grha Kedoya pada tanggal 20 April 2015 karena merasakan sakit di bagian perut setelah melakukan olahraga Muay Thai.

Selanjutnya, ia diminta melakukan tes USG. Dari hasil tes USG, ditemukan indikasi kista di perutnya sehingga ia direkomendasikan ke dokter kandungan berinisial HS.

Keesokan harinya pada tanggal 21 April 2015, dia menjalani operasi pengangkatan kista dalam keadaan bius total.

Empat hari kemudian pada tanggal 24 April 2015, ia baru mengetahui bahwa Dokter HS telah mengangkat dua indung telurnya karena sang dokter dilema ada kemungkinan kanker pada indung telur tersebut.

Wakil Direktur RS Grha Kedoya Dr. Hiskia Satrio Cahyadi mengaku tidak bisa memberikan pernyataan terkait kasus yang menimpa S.

"Dalam hal ini yang menentukan adalah Majelis Kehormatan profesi terhadap tindakan dokter tersebut. Mari kita hormati itu. Kami tidak bisa memberikan statement secara teknis," kata Hiskia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Sita 3 Sajam dari Pelaku Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Tak Ada Korban Jiwa dalam Kecelakaan Beruntun Mobil Dinas Polda Jabar di Tol MBZ

Megapolitan
Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Sopir JakLingko Ugal-Ugalan Saat Bawa Penumpang, Komisaris Transjakarta Janji Evaluasi

Megapolitan
Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Petugas Kebersihan Tewas Tertabrak Mobil di Km 39 Tol Cijago Depok

Megapolitan
Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Pemprov DKI Seleksi Paskibraka 2024, Bakal Dikirim ke Tingkat Nasional

Megapolitan
Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Ditampilkan ke Publik, 4 Pengeroyok Mahasiswa di Tangsel Menunduk dan Tutupi Wajah

Megapolitan
Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Tanah Longsor di Perumahan New Anggrek 2 Depok Berulang Kali Terjadi sejak Desember 2022

Megapolitan
Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Curhat Jukir Liar di Minimarket: Orang Mau Kasih Uang atau Tidak, Saya Enggak Paksa...

Megapolitan
Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Polisi Tetapkan 4 Tersangka dalam Kasus Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel

Megapolitan
4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

4 Pelaku Terkait Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Ditangkap Polisi, Ini Perannya

Megapolitan
Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi 'Gemuk' pada Pilkada 2024

Gerindra Kota Bogor Buka Peluang Bentuk Koalisi "Gemuk" pada Pilkada 2024

Megapolitan
Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Sudah dengan PKB, Gerindra Kota Bogor Masih Buka Peluang Koalisi dengan Partai Lain

Megapolitan
Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Khawatirnya Mahmudin soal Rencana Penertiban Juru Parkir Liar, Tak Bisa Lagi Cari Nafkah...

Megapolitan
Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Ketua STIP Sebut Kasus Penganiayaan Putu akibat Masalah Pribadi, Pengamat: Itu Salah Besar, Tidak Mungkin

Megapolitan
Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Berkas Pendaftaran Cagub-Cawagub DKI Jalur Independen Diserahkan 8-12 Mei 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com