Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemacetan di Tanjung Priok dan Solusi yang Sedang Disiapkan

Kompas.com - 13/07/2018, 09:01 WIB
Ardito Ramadhan,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

Mahalnya tarif tol juga disebut menyebabkan kemacetan. Sebab, banyak sopir truk yang enggan melewati jalan tol demi menghemat ongkos.

Bila melewati tol, mereka mesti bayar Rp 45.000 untuk jarak tiga kilometer. "Dulu waktu pembangunan tol itu memang parah, setelah tol jadi sebelum ditetapkan (tarifnya) Rp 45.000 itu enak tuh. Terus ditetapkan Rp 45.000, supir-supir sudah enggak mau lagi pakai tol," kata Jimmy.

Jimmy menambahkan, ketiadaan depo yang bisa beroperasi 24 jam di sekitar kawasan pelabuhan, membuat truk-truk terpaksa parkir di pinggir jalan dan menyebabkan kemacetan.


Solusi atasi kemacetan

Deputy GM Commercial Indonesia Port Corporation Budi Waluyo menyatakan, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk dijadikan solusi atas kepadatan di wilayah pelabuhan.

Solusi pertama adalah menyiapkan mesin gate-in yang dapat menerima seluruh uang elektronik. Budi menyebut, saat ini mesin yang ada baru menerima uang elektronik dari sebuah bank.

Akibatnya, masih banyak sopir truk yang mesti melakukan transaksi menggunakan uang tunai dan menyebabkan lamanya antrean.

Budi menargetkan, seluruh uang elektronik dapat difungsikan dalam waktu dua minggu ke depan, sehingga proses gate-in dapat selesai dalam hitungan detik.

"Everything-nya ya, mulai dari sistem sampai integrasi datanya sudah. Lagi-lagi terkait kesisteman ternyata butuh more effort lah ya, untuk synchronize yang tadinya manual, sekarang otomatis," kata dia.

Baca juga: Sudinhub Jakut Akui Sulit Tangani Kemacetan di Tanjung Priok

Budi menambahkan, pihaknya juga sudah memyiaplan lahan seluas dua hektar untuk dijadikan area menunggu jadwal ekspor impor, sehingga truk-truk tidak lagi menunggu di pinggir jalan dan menyebabkan kemacetan.

"Lahan itu akan jadi semacam kantong parkir sementara. Kita kasih waktu maksimal dua jam lah di situ untuk memastikan jam pelayanannya sudah ada," kata Budi.

Sementara itu, Kepala Sudin Perhubungan Jakarta Utara Benhard Hutajulu mengaku tak bisa melakukan rekayasa lalu lintas secara besar-besaran guna mengentaskan kemacetan.

"Enggak bisa kita melarang karena itu levelnya sudah nasional. Kalau driver kita terkendala, wah, kredibilitas negara yang dipertaruhkan," kata dia.

Ia menilai, kemacetan di Tanjung Priok merupakan masalah tingkat nasional, sehingga instansi pemerintah pusat juga harus ikut turun tangan.

Kompas TV Polisi juga membatasi kendaraan yang masuk untuk menghindari penumpukan kendaraan di pintu masuk area peristirahatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Suasana Berbeda di RTH Tubagus Angke yang Dulunya Tempat Prostitusi, Terang Setelah Pohon Dipangkas

Megapolitan
Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Dedie Rachim Daftar Penjaringan Cawalkot ke Partai Lain, Bentuk Bujuk Rayu PAN Cari Koalisi di Pilkada

Megapolitan
Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Kemenhub Tambah CCTV di STIP usai Kasus Pemukulan Siswa Taruna hingga Tewas

Megapolitan
Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Kasus Kecelakaan HR-V Tabrak Bus Kuning UI Diselesaikan Secara Kekeluargaan

Megapolitan
Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Taruna STIP Dipukul Senior hingga Tewas, Kemenhub Bentuk Tim Investigasi

Megapolitan
Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Dedie Rachim Ikut Penjaringan Cawalkot Bogor ke Beberapa Partai, PAN: Agar Tidak Terkesan Sombong

Megapolitan
Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Kebakaran Landa Ruko Tiga Lantai di Kebon Jeruk, Petugas Masih Padamkan Api

Megapolitan
Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Kronologi Penganiayaan Taruna STIP hingga Tewas, Pukulan Fatal oleh Senior dan Pertolongan yang Keliru

Megapolitan
Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Dijenguk Adik di RSJ Bogor, Pengemis Rosmini Disebut Tenang dan Tak Banyak Bicara

Megapolitan
Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Senior yang Aniaya Taruna STIP Panik saat Korban Tumbang, Polisi: Dia Berusaha Bantu, tapi Fatal

Megapolitan
Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com