JAKARTA, KOMPAS.com - Kenaikan harga telur ayam dikeluhkan warga, khususnya pedagang makanan yang menggunakan telur sebagai bahan pokok dagangan mereka.
Salah satunya adalah Agus (27), penjual telur gulung di depan Puskesmas Tambora, Jakarta Barat.
Agus mengurangi jumlah telur yang ia gunakan untuk membuat satu tusuk telur gulung setelah harga telur melejit dalam sepekan terakhir.
Biasanya, Agus memakai 2 telur untuk satu adonan yang bisa dibuat menjadi 10 tusuk telur gulung.
Namun, karena harga telur melejit, ia hanya menggunakan 1 telur untuk satu adonan.
"Kayaknya dari minggu lalu mulai naiknya mbak. Kemarin saya beli harganya sudah Rp 29.000. Kalau sudah naik begini ya pintar-pinternya saya mengatur bahan pembuatannya saja mbak," kata Agus saat ditemui Kompas.com, Jumat (13/7/2018).
Baca juga: Harga Telur Melejit, Konsumen Mengeluh
Untuk satu tusuk telur gulung, Agus menjualnya dengan harga Rp 1.000. Menurut dia, tidak mudah menaikkan harga satu tusuk telur gulung.
Ia lebih memilih mengurangi penggunaan telur dibandingkan menaikkan harga. "Kalau saya naikin harga satu tusuknya, ya semua kabur ke penjual yang lain mbak," ucap Agus.
Ia pun berharap harga telur bisa kembali stabil sehingga tidak berdampak pada penjualan telur gulungnya.
"Biasanya kan naik pas Lebaran, eh ini naik sesudah Lebaran. Kalau bisa ya cepet turun sih, kan kalau dikurangin bahan telurnya kan enggak enak juga ke rasanya mbak," kata Agus.
Sementara itu, penjual nasi padang di sekitar Pasar Angke, Halimah (50), mengaku terbiasa dengan lonjakan harga kebutuhan pokok.
Ia mengaku berjualan nasi padang selama 10 tahun. "Tetapi yang bikin heran kenapa naiknya tuh pas setelah lebaran," ujar Halimah, Jumat (13/7/2018).
Kendati demikian, seperti Agus, Halimah mengakali kenaikan harga telur ini dengan mengurangi porsi makanannya.
"Kalau ada yang mau beli nasi sama telur, ya sudah saya kurangi porsi nasinya," kata Halimah.
Biasanya, Halimah menjual dua telur balado tanpa nasi seharga Rp 6.000. Namun, harga 2 telur ia naikkan menjadi Rp 8.000 apabila pelanggan membeli tanpa nasi.