Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sandiaga: Demokrat Ingin AHY Dapat Tempat di Koalisi Gerindra

Kompas.com - 15/07/2018, 08:28 WIB
Jessi Carina,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno mengatakan, partainya terbuka dengan semua, termasuk Partai Demokrat.

Rencana untuk berkoalisi dengan Partai Demokrat terus dipertimbangkan.

"Kami sangat mengetahui bahwa Pak SBY dan Demokrat itu tentunya menginginkan Pak AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) untuk mendapatkan tempat yang sangat dipertimbangkan oleh koalisi kami yang dipimpin Gerindra," ujar Sandiaga di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (14/7/2018).

Baca juga: SBY Sebut Cawapres Bukan Harga Mati bagi Demokrat

Hal ini untuk menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang mengatakan posisi cawapres bukan harga mati.

Sandiaga kemudian ditanya mengenai peluang Gerindra berkoalisi dengan Demokrat setelah pernyataan SBY itu.

Sandiaga mengatakan, Partai Gerindra akan merangkul semuanya. Partainya mengangkat tema ekonomi yang menurutnya memprihatinkan.

Baca juga: Sandiaga : Apa Saja yang Kami Lakukan Pasti Dibilang Salah Oleh PDI-P

Ia mengatakan, masalah itu harus dibereskan bersama-sama dan tidak hanya satu dua partai saja.

"Jangan kita tambah keruwetan ini dengan isu-isu yang berpotensi untuk memecah belah, justru kita harus mempersatukan semua elemen bangsa sekarang," katanya. 

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dalam rekaman video resminya menegaskan bahwa posisi calon wakil presiden bukanlah harga mati bagi partainya pada pemilihan presiden 2019 mendatang.

Baca juga: Jalin Kerja Sama Politik, SBY Utus AHY dan Mega Utus Puan Maharani

Namun demikian, Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari menegaskan pula bahwa pernyataan SBY itu bukan berarti partainya berhenti mengkampanyekan Agus Harimurti Yudhoyono untuk menjadi cawapres.

"Saya akan menyatakan Anda salah dalam hal ini (Demokrat berhenti mengkampanyekan AHY sebagai cawapres) dan tidak seperti itu melihatnya," ujar Imelda.

Seperti diketahui, hingga saat ini Partai Demokrat belum menentukan dukungan pada Pilpres 2019.

Baca juga: SBY Sebut Cawapres Bukan Harga Mati, Demokrat Tak Kampanyekan AHY?

Bahkan, belakangan elite Partai Demokrat memunculkan wacana akan membuat poros ketiga di luar pendukung Presiden Joko Widodo dan Prabowo Subianto.

Partai Demokrat menggadang-gadang Wakil Presiden Jusuf Kalla berpasangan dengan AHY sebagai capres dan cawapres.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com