Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Curhat Para Mantan Wali Kota Jakarta yang Dicopot dan Kini Jadi Staf

Kompas.com - 17/07/2018, 10:30 WIB
Nibras Nada Nailufar,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengganti semua wali kota dan bupati di Jakarta pada 5 Juli 2018. Empat wali kota yang dicopot kini menceritakan pahitnya nasib mereka kini.

Mereka diangkat sebagai wali kota di era gubernur terdahulu, dan kini tak menduduki jabatan apa pun. 

Kronologi pencopotan itu juga telah disampaikan ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) yang tengah menyelidiki adanya pelanggara aturan dalam pencopotan mereka dan sejumlah kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) lainnya.

Baca juga: Perlawanan Para Pejabat yang Diberhentikan Gubernur DKI Jakarta...

Mantan Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi

Mantan Wali Kota Jakarta Selatan Tri Kurniadi mengaku tak pernah diperingatkan atau ditegur terkait kinerjanya sebelum dicopot. Tri mengaku hanya menerima telepon sehari sebelum pencopotan yang memberitahukan bahwa dia tak lagi menjabat.

"Enggak pernah dipanggil, cuma lewat telepon doang, besok serah terima jabatan," kata Tri saat dihubungi Kompas.com, Senin (16/7/2018).

Dalam SK yang diberikan Gubernur Anies Baswedan, Tri mengaku ditempatkan di Badan Pembinaan Sumber Daya Manusia (BPSDM). Namun, ia tak menempati jabatan struktural.

"Enggak ada jabatan, pelaksana saja. Pelaksana pada BPSDM, tunjangan jabatan nol, tidak ada," kata dia.

Sampai saat ini, Tri tak mengetahui apa kesalahan yang diperbuatnya. Ia menjabat wali kota Jakarta Selatan sejak Agustus 2015. Di bawah kepemimpinannya, sebagian besar lahan untuk proyek mass rapid transit (MRT) dibebaskan.

Di sisi lain, warga yang menolak ganti rugi dan mengajukan gugatan mendiskreditkan langkahnya dalam mengeksekusi lahan warga.

Tri juga memimpin penggusuran di Bukit Duri untuk normalisasi Sungai Ciliwung. Ia juga menggusur permukiman di Rawa Jati yang berdiri di atas lahan hijau. Langkahnya itu menuai pujian sekaligus penolakan.

Selama kepemimpinan Tri, Jakarta Selatan meraih berbagai penghargaan pada 2017, yakni Piala Adipura 2017, Penghargaan Swastisaba Wistara (penghargaan tertinggi dalam menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat), Kabupaten/Kota Layak Anak Kategori Pratama, serta Sekolah Adiwiyata Nasional 2017 (SDN 13 Pagi, SMKN 57 dan SD Tarakanita 2).

Selain itu, ada juga penghargaan Kalpataru Tingkat Provinsi DKI Jakarta, Juara Favorit Perpustakaan Sekolah Tingkat Nasional, dan Program Kampung Iklim Utama di RW 003 Kelurahan Rawajati dan RW 007 Kelurahan Kebayoran Lama Selatan.

Baca juga: Mantan Wali Kota Jaksel: Enggak Ada Jabatan, Tunjangan Nol

Mantan Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana

Sama seperti Tri, Bambang juga tak pernah ditegur menjelang pencopotannya. Ia malah hanya dicopot lewat WhatsApp.

Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (26/9/2017). KOMPAS.com/JESSI CARINA Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (26/9/2017).
"Saya enggak masalah dicopot jabatan, enggak masalah. Yang saya masalahkan selama ini saya belum terima keputusan gubernur yang asli, hanya saya di WhatsApp dipensiunkan," kata Bambang saat dihubungi, Senin.

"Pensiun per tanggal berapa enggak tahu dan posisi sekarang di mana juga enggak tahu," tambah dia.

Menurut Bambang, jauh-jauh hari ia sudah mengurus pensiun ke Badan Kepegawaian Negara (BKN). Ia dijadwalkan pensiun 1 Oktober lewat surat keputusan presiden.

Namun, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiba-tiba mencopotnya pada 5 Juli 2018 dengan pesan bahwa ia dipensiunkan, tetapi tidak ada tanggalnya. Ia juga mengaku tidak mendapat kejelasan dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

"Kebijakan bagaimanapun yang dikeluarkan saya ikuti, tetapi jangan sampai tiap hari suruh absen, tapi kerja gimana enggak jelas. Jadi saya kayak tahanan kota. Mau pergi, tetapi enggak bisa," ujar Bambang.

Bambang menjabat wali kota sejak Januari 2015. Sejumlah prestasi yang pernah disabet Pemkot Jakarta Timur di bawah kepemimpinannya antara lain daerah terbaik terhadap pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) pada 2015, penghargaan atas komitmen dan partispasi pemerintah daerah dalam mewujudkan keamanan pangan di pasar pada 2015, Kota Peduli Hak Asasi Manusia (HAM) pada 2015, hingga plakat Adipura untuk penataan terminal pada 2017.

Baca juga: Mantan Wali Kota Jaktim Mengaku Dipensiunkan lewat WhatsApp

Bambang sendiri mengantongi penghargaa Dwija Praja Nugraha dari Presiden Joko Widodo.

Ia kini menganggur lantaran belum tahu posisinya di mana.

Mantan Wali Kota Jakarta Pusat Mangara Pardede

Mangara Pardede menganggap dirinya sudah dipensiunkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Dia tidak diberitahu di mana tempat dia bertugas setelah tidak lagi menjadi wali kota.

"Karena SK-nya pensiun, ya saya anggap pensiun saja karena, kan, tidak disebut saya ditaruh di mana. Mau ngantor di mana? Saya ditaruh di posisi mana, kan, tidak disebutkan," ujar Mangara, Senin kemarin.

Baca juga: Mantan Wali Kota Jakpus Anggap Dirinya Sudah Dipensiunkan

Mangara diberitahu tidak lagi menjabat wali kota setelah ditelepon Anies. Dia menerima telepon itu pada malam sebelum pelantikan wali kota yang baru berlangsung.

Kata dia, Anies mengatakan akan melakukan penyegaran wali kota Jakarta Pusat esok hari.

"Saya ditelepon tanggal 4 malam, sekitar pukul 21.25 saya ditelepon. Kemudian besok siang pukul 14.00 WIB langsung ada pelantikan," ujar Mangara.

Mangara mengaku memilih bersikap positif terhadap pencopotan dirinya. Ia berpikir, dia dipensiunkan karena sudah berusia 58 tahun.

"Saya menyikapi SK itu dengan baik karena disebut di situ pensiun batas usianya 58, berarti menurut saya, diposisikan Pak Gubernur saya itu pensiun," kata dia.

Mangara mengatakan, batas usia bagi PNS memang 58 tahun. Namun, untuk pejabat eselon II, batas pensiunnya bisa sampai 60 tahun. Mangara mengaku sudah siap kapan pun menghadapi kemungkinan seperti itu.

"Saya juga tidak kaget ketika diberitahu Gubernur karena bagi saya setiap hari adalah hari terakhir kerja. Saya sudah mempersiapkan hal ini sehingga saya siap kapan saja," ujar Mangara.

Mangara menjabat wali kota sejak Januari 2015. Pada 2017, Pemerintah Kota Jakarta Pusat di bawah kepemimpinannya meraih piala Adipura, Kota Layak Anak (KLA), Adiwiyata Mandiri yang diraih SMK 27, Puskesmas Ramah Anak yang diraih Kelurahan Petojo Selatan, dan Program Kampung Iklim (Proklim) di RW 6 Kelurahan Kebon Kosong.

Mantan Wali Kota Jakarta Barat Anas Effendi

Sama seperti keempat rekannya, Anas tak mengetahui apa salahnya. Ia menilai alasan penyegaran tak tepat untuk pencopotan dirinya. Sebab, Gubernur Anies justru melantik pejabat yang lebih tua darinya.

"Ada usia 58 tahun yang dipensiunkan, ada yang mendekati usia 59 tahun. Dalam kurun waktu beberapa bulan sudah dua kali pindah jabatan, padahal yang lainnya dipensiunkan bahkan ada yang merangkap jabatan dan ada pula yang belum memenuhi pangkat dasar jabatan. Itu kan tidak adil, pilih kasih," ucap Anas.

Anas Effendi saat masih menjadi Wali Kota Jakarta Barat.  Foto diambil di GOR Cendrawasih, Cengkareng, Senin (7/5/2018).RIMA WAHYUNINGRUM Anas Effendi saat masih menjadi Wali Kota Jakarta Barat. Foto diambil di GOR Cendrawasih, Cengkareng, Senin (7/5/2018).
Anas mengingatkan, pencopotan pejabat, termasuk terhadap dirinya, mestinya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Baca juga: Mantan Wali Kota Jakbar: Pencopotan Jabatan Tak Boleh Bermotif Politik

"Yang dicopot jabatannya tanpa diketahui alasan dan kesalahannya. Kalau memang salah ya harus dibuktikan, diperiksa apa salahnya," ujar Anas.

Ia berpendapat, pergantian jabatan tidak boleh dipengaruhi apa pun, baik kepentingan politik maupun tekanan pihak lain. Ia tak mengungkapkan apakah ada motif politis di balik perombakan jabatan itu.

"(Pencopotan jabatan) tidak boleh pilih kasih, sebagai bentuk balas jasa, tekanan dari pihak lain, ataupun pengaruh politik."

Anas kini menyerahkan pencopotannya kepada Sekretaris Daerah Saefullah. Ia mengaku kini sibuk mengemong cucu.

Anas terbilang wali kota senior di DKI. Ia menjabat menjabat wali kota Jakarta Selatan sejak 25 November 2011 hingga 14 Februari 2013, kemudian sempat ditempatkan sebagai Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah sebelum menjadi Wali Kota Jakarta Barat pada Maret 2014.

Sejumlah prestasi terakhir yang diraih Pemkot Jakarta Barat di bawah kepemimpinannya, yakni Swasti Saba Wistara Kota Sehat, juara MTQ tingkat provinsi DKI Jakarta, Adiwiyata nasional untuk empat sekolah, Adiwiyata mandiri untuk dua sekolah, dan juara pertama sekolah sehat yang diraih TK Bhakti, ditambah penghargaan Kota Peduli HAM dari Presiden.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com