Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Mau Naik Kereta Mesti Antre Tiket Kertas, Ini Sih Balik ke Zaman Dulu"

Kompas.com - 23/07/2018, 06:53 WIB
Jessi Carina,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Antrean tiket terjadi di Stasiun Universitas Indonesia pagi ini, Senin (23/7/2018). Hal ini disebabkan kartu multitrip dan kartu bank tidak bisa digunakan di stasiun-stasiun hari ini.

"Hari ini hanya berlaku tiket kertas, hanya tiket kertas," ujar petugas PT Kereta Commuter Indonesia di Stasiun Universitas Indonesia.

Para pekerja yang biasanya bisa langsung tap in dengan kartu mereka kini harus mengantre terlebih dahulu. Di Stasiun UI, ada dua meja yang disediakan untuk tempat pembelian tiket kertas.

Antrean dua baris pun semakin panjang ketika satu per satu calon penumpang tiba di stasiun. Kondisi seperti ini membuat calon penumpang mengeluh sambil antre.

"Mau naik kereta mesti antre tiket kertas, ini sih namanya balik ke zaman dulu lagi," ujar salah satu calon penumpang.

Baca juga: Antre Beli Tiket Kertas, Pengguna KRL Diimbau Berangkat Lebih Pagi Hari Ini

Calon penumpang tersebut bernama Almira yang merupakan pegawai di kawasan Sudirman. Almira mengatakan sudah mengetahui informasi ini dari media sebelumnya. Dia juga sudah menyiapkan uang pas untuk membeli tiket.

"Ini saya juga datang lebih pagi supaya enggak telat karena tahu mesti antre, kan," ujar dia.

Meski sudah melakukan persiapan, Almira tetap saja kesal. Dia menyayangkan kenapa situasi seperti ini berlangsung di hari kerja.

"Ini sampai kapan ya harus seperti ini? Kalau berlarut-larut mungkin saya cari alternatif transportasi lain," kata Almira.

Tidak seperti Almira, seorang pria paruh baya bernama Ibrahim tidak mengetahui hari ini tiket yang berlaku adalah tiket kertas. Ibrahim padahal sudah meminjam kartu multitrip milik anaknya untuk naik kereta hari ini.

Dia ingin pergi ke Stasiun Cawang untuk datang ke rumah temannya. Dia berulang kali berkata "huh" kala harus ikut antre juga.

"Bagaimana sih ini, katanya kereta sudah bagus," kata dia.

Baca juga: Jual Tiket Kertas Rp 3.000, PT KCI Imbau Pengguna KRL Siapkan Uang Tunai

Upgrade sistem

VP Komunikasi PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) Eva Chairunisa mengatakan, mulai Senin (23/7/2018) akan diberlakukan transaksi tiket kertas di 79 stasiun KRL

Hal ini dilakukan karena sistem pembaruan dan pemeliharaan sistem e-ticketing masih berlangsung. 

"Untuk kelancaran mobilitas pengguna KRL, transaksi tiket KRL akan menggunakan tiket kertas yang diberlakukan di 79 stasiun KRL. Transaksi dengan tiket kertas dimulai dari perjalanan kereta pertama hingga kereta terakhir," ujar Eva dalam keterangan tertulis, Minggu (22/7/2018). 

Pihaknya mengimbau pengguna jasa KRL agar menyiapkan waktu lebih untuk menggunakan layanan KRL commuter line.

Sebab, pemeliharaan sistem e-ticketing masih akan berlangsung di stasiun-stasiun besar.

"Selama pembaruan dan pemeliharaan sistem e-ticketing masih berlangsung, pengguna KRL diimbau menyiapkan waktu lebih untuk menggunakan layanan KRL," kata Eva.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com