Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semprotan Cairan Mikroba Dinilai Efektif Hilangkan Bau di Kali Item

Kompas.com - 29/07/2018, 23:43 WIB
Rindi Nuris Velarosdela,
Dian Maharani

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com —  Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama) DKI Jakarta Peduli Sampah menyemprotkan 2.500 liter cairan mikroba ke Kali Sentiong atau yang dikenal Kali Item.

Ketua Kagama DKI Peduli Sampah Shodiq Sihardianto mengatakan, cairan bakteri tersebut dinilai efektif menghilangkan bau.

Sebab, warna hitam pekat dan bau menyengat Kali Sentiong terjadi akibat zat-zat organik dan sulfur yang masuk ke dalam sungai yang terkontaminasi dengan bakteri patogen.

"Kita berpikir satu-satunya solusi hanya bisa melalui injeksi dengan mikroba," ujar  Shodiq kepada Kompas.com, Minggu (29/7/2018).

Tim Kagama UGM telah melakukan uji laboratorium pada Sabtu (28/7/2018). Dari hasil laboratorium itu, Shodiq menilai, pencemaran limbah di Kali Sentiong sudah terjadi selama bertahun-tahun.

Terkait warna air di kali tesebut, Shodiq mengatakan, zat-zat organik yang terkontaminasi dengan bakteri patogen akan menghasilkan asam lemak. Asam lemak ini dapat menghasilkan warna air hitam dan timbulnya bau menyengat.

Selain itu, bau menyengat juga bisa disebabkan sulfur yang bereaksi dengan bakteri Patogen dan berubah menjadi gas sulfida. Apabila kadar zat besi tinggi, sulfur akan bereaksi sehingga air menjadi hitam.

Baca juga: 2.500 Liter Cairan Mikroba Disemprotkan ke Kali Item

Shodiq mengatakan, zat-zat organik tersebut berasal dari limbah di sekitar Kali Sentiong.

"Zat-zat organik itu biasanya berasal dari limbah rumah tangga, hotel, pasar, rumah sakit, gedung perkantoran, serta apartemen yang berada disekitar sungai," papar Shodiq.

Berdasarkan hasil laboraturium tersebut, ia menyimpulkan, cara mengatasi pencemaran di Kali Sentiong adalah menggunakan cairan mikroba atau probiotikasam laktat.

Shodiq menjelaskan, ada beberapa manfaat asam laknat, antara lain menghambat pertumbuhan bakteri patogen dengan cara diurai secara biologis menjadi senyawa organik yang bermanfaat.

Manfaat lainnya adalah mengatasi bau menyengat yang disebabkan metana gas seperti H2S dan NH3 serta menekan unsur COD, BOD, dan TSS.

Seperti diketahui, Kagama DKI Jakarta Peduli Sampah menyemprotkan 2.500 liter cairan mikroba ke Kali Sentiong atau Kali Item pada Minggu (29/7/2018) pukul 08.30 WIB.

Shodiq mengatakan, penyemprotan dilakukan di lima titik sepanjang aliran Kali Sentiong.

"Kami semprotkan di lima titik sepanjang Kali Sentiong dari ujung sampai titik terakhir di Danau Sunter. Pokoknya yang ada kaitannya dengan bau yang menyebar hingga Wisma Atlet," tutur Shodiq.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com