"Pasukan datang dari kapal yang ada di utara menuju ke selatan. Saya ngebayangin atlet kita siap bertempur kayak Majapahit itu yang tidak gentar," ujar dia.
Sebagai seniman bambu, Joko meyakini bambu Indonesia memiliki keistimewaan jika dibanding bambu lain di dunia.
"Itu saya pernah pakai bambu Jepang, bambu Jepang itu gagal treatment dari saya, enggak kepake itu bambu dari Jepang dari China," kata Joko.
Baca juga: Cerita Seniman yang Diberi Waktu Sepekan Menyelesaikan Karya Seni Bambu di Bundaran HI
Joko menuturkan karakter bambu yang berbuku-buku dan beruas-ruas bisa diolah menjadi bentuk-bentuk yang menarik.
"Signature saya itu dibelah-belah sehingga dia bisa lenturlah kekuatannya," katanya.
Menjawab kritikan
Joko tak memusingkan interpretasi masyarakat soal karya seninya.
Ia menilai, nama dan karyanya yang kini dilibatkan dalam diskusi politik soal Gubernur Anies Baswedan, justru menjadi keuntungannya.
"Itu keuntungan sih buat saya sebagai seniman ya, maksudnya diangkat terus diceritakan," ujar dia.
Baca juga: Saat Karya Seni Bambu Berdiri Kokoh Di Tengah Modernnya Bundaran HI...
Ada juga yang memuji karya seninya, tetapi menilai lebih baik tidak diletakkan di tengah Bundaran HI yang sudah dihiasi air mancur serta Patung Selamat Datang.
Selain itu, kritikan juga terkait nilainya yang mencapai Rp 550 juta untuk sebuah instalasi yang hanya dapat bertahan enam bulan.
Baca juga: Karya Seni dari Bambu Dipasang di Bundaran HI untuk Sambut Asian Games
"Kalau di negara lain yang punya empat musim dibongkar 3 bulan terus diganti winter karya yang lain. Ruang-ruang itu tuh ruang kreatif yang dibuka, difasilitasi pemprov dan mungkin saya jadi case pertama karena kebetulan memang menghadapi Asian Games dan 17 Agustus," ujar Joko.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.