Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kloter Terakhir, 33 Kuda Asian Games dari Belgia Tiba di Jakarta

Kompas.com - 21/08/2018, 13:44 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 33 kuda Asian Games kloter terakhir telah tiba di Bandara Soekarno Hatta, Jakarta.

Kementerian Pertanian melalui Badan Karantina Pertanian langsung melakukan pemeriksaan dan pengawalan terhadap kuda-kuda tersebut.

Dengan menggunakan 11 truk kuda yang telah didesinfeksi, kuda-kuda yang diterbangkan dari Belgia ini langsung dibawa menuju area lomba di Jakarta International Equestrian Park (JIEP) Pulo Mas, tanpa melalui proses karantina.

Sebab, negara asal kuda-kuda tersebut merupakan negara yang setara dengan standar Equine Disease Free Zone (EDFZ) atau zona bebas penyakit kuda.

Baca juga: Karantina Pertanian Pastikan Kesehatan 17 Kuda Asian Games Asal Belgia

"Karena 33 kuda ini berasal dari negara setara dengan standar EDFZ, maka dapat langsung kami kawal menuju venue, tidak perlu masuk instalasi karantina terlebih dahulu," ujar Imam Djajadi, Kepala Balai Besar Karantina Pertanian Soekarno-Hatta, Selasa (21/8/2018).

"Untuk kuda yang berangkat dari negara-negara setara dengan standar EDFZ dapat langsung masuk ke area lomba Equestrian di JEP," tambah dia.

Meski Indonesia belum termasuk dalam standar EDFZ, namun area JIEP telah ditetapkan sebagai zona EDFZ.

Dengan datangnya 33 kuda dari Belgia hari ini, total ada 133 kuda dari 25 negara yang berada dalam pengawasan Badan Karantina Pertanian selama berada di area lomba JIEP.

Petugas karantina akan melakukan serangkaian tindakan untuk memastikan kondisi kuda selama di JIEP berada dalam keadaan sehat.

Lalu lintas kuda, manusia, maupun kendaraan yang keluar masuk lokasi equestrian harus melewati kolam bak berisi disinfektan (dipping).

Baca juga: Lokasi Karantina Kuda Asian Games Dilengkapi CCTV dan Dijaga Kepolisian

Proses desinfeksi dilakukan dengan menggunakan bahan yang sudah ada di Indonesia antara lain senyawa peroxigen dan asam organik dan insektisida jenis cypermethrin. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari biosecurity.

"Petugas karantina juga akan melakukan pengamatan dan pemeriksaan klinis secara teratur selama di dalam venue. Khususnya pergerakan atau movement kuda, apabila akan dibawa ke rumah sakit hewan, harus persetujuan petugas karantina," ujar Imam.

Untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit, penempatan kandang 133 kuda tersebut pun didasarkan pada pengelompokkan zona status kesehatan kuda.

Kompas TV Tidak lama kemudian rombongan kuda pacu melaju kencang dan menyambar tubuh perempuan itu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com