Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Marak Pungli, UPK Kota Tua Imbau Warga yang Foto "Prewedding" Izin ke Instansi Resmi

Kompas.com - 27/08/2018, 13:24 WIB
Rima Wahyuningrum,
Dian Maharani

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Unit Pengelola Kawasan (UPK) Kota Tua Norviadi S. Husodo mengimbau agar masyarakat yang ingin melakukan foto prewedding atau peliputan untuk izin ke pihak yang tepat. Sebab, ia tak ingin ada lagi kejadian pungutan liar dari preman di wilayahnya.

"Yang ingin beraktiviats foto prawedding kepada instansi yang terkait, ke UPK (atau) Kecamatan atau PTSP. Jangan bertanya ke orang yang tidak jelas atau preman. Kalau tanya ke lapangan akan diuangin," kata Norviadi kepada Kompas.com, Senin (27/8/2018).

Ia menegaskan, perizinan foto dan peliputan media tidak dipungut biaya alias gratis. Hanya saja, untuk perizinannya disarankan langsung ke instansi wilayah.

"Bahkan akan kami lakukan pendampingan bila perlu, agar tidak terjadi salah informasi yang dimanfaatkan orang lain," katanya.

Baca juga: Preman Kali Besar Minta Uang dari Orang yang Ingin Lakukan Foto Prewedding

Norviadi mengatakan, pemungutan biaya di kawasan Kota Tua hanya dilakukan untuk kegiatan komersial dengan perizinan ke PTSP (Pelayanan Terpadu Satu Pintu). Tidak termasuk foto prewedding atau peliputan media.

"Ada Perda retirbusi untuk kegiatan yang bersifat komersial. Itu pun stelah ditetapkan bagian perizinna di PTSP. Ketika bayar bajak retribusi daerah di kecamatan bukan perorangan atau instansi yang tak bersangkutan," katanya.

Imbauan ini ditegaskan setelah ramai pengaduan dari pasangan AB (30) dan DY (26) yang menjadi korban pungli preman di kawasan Kali Besar, Kota Tua, Tamansari, Jakarta Barat pada Minggu (26/8/2018).

Saat dihubungi Kompas.com, AB bercerita kalau pada Minggu fotografernya ditegur dan dimintai uang oleh seorang. Dia menyebutnya peminta uang tersebut sebagai preman dengan ciri-citi mengenakan celana pendek jeans, kaos hitam dan bertopi.

Baca juga: Ada Pungli, Pemprov DKI Tegaskan Foto Prewedding di Kali Besar Gratis

"Waktu lagi survei lokasi prewed buat tanggal 29 (Agustus), fotografer saya disamper preman, diminta uang. 'Mas kalau mau aman bayar Rp 500.000'," ujar AB mengulangi kalimat preman tersebut, Senin.

Mendengar hal itu, ia langsung menceritakan pengalaman ke temannya. Kemudian, mencari tahu kebenaran pungutan biaya untuk foto di kawasan Kota Tua.

"Saya kaget kok harus bayar. Setahu saya gratis. Itu kan tempat wisata, tempat umum. Orang lain juga banyak kok yang foto dengan kamera digital," katanya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com