Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tertipu Penawaran Umrah di Instagram "My Jannah", Jemaah Lapor Polisi

Kompas.com - 31/08/2018, 21:08 WIB
Sherly Puspita,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah orang melaporkan agen perjalanan PT Rifa Jannah Wisata ke Polda Metro Jaya. Pasalnya, biro perjalanan umrah tersebut tak kunjung memberangkatkan para jemaah yang telah membayar lunas biaya umrah.

Seorang korban bernama Indah Puspitasari melaporkan dugaan penipuan tersebut pada Rabu (29/8/2018) lalu. Dalam laporan itu disebutkan 12 orang menjadi korban.

Nama Gery Rama Mahfian dan Farahdiba Panigoro yang kemudian diketahui sebagai pasangan suami istri pemilik biro perjalanan dicantumkan sebagai terlapor dalam kasus dugaan pelanggaran Pasal 378 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tentang penipuan dan atau Pasal 372 KUHP tentang penggelapan.

Saat dihubungi, Indah mengatakan ia mendaftarkan diri pada Maret lalu dan sesuai jadwal ia mestinya diberangkatkan pada Juni. Namun hingga saat ini Indah belum diberangkatkan.

"Saya seharusnya berangkat dengan 4 keluarga lainnya. Saya sudah bayar lunas. Janjinya mau diberangkatkan Juni. Tapi banyak sekali alasan biro. Mulai dari masalah kuota, pengurusan visa, sampai akhirnya katanya uang kami mau di-refund. Tapi tidak di-refund juga sampai sekarang," ujar Indah, Jumat.

Baca juga: 151 Jemaah Umrah Belum Diberangkatkan, Adhy Tour & Travel Dilaporkan ke Polisi

Indah mengatakan, ia mengetahui biro perjalanan umrah itu dari akun Instagram @myjannahtrip.

Akun itu masih aktif saat ini dengan lebih dari 33.000 pengikut. Namun kolom komentar pada setiap unggahannya dimatikan.

"Harganya murah Rp 18,5juta. Dan gambarnya menarik.... Di instagram itu juga saya lihat banyak testimoni bagus makanya saya percaya. Tapi kok sekarang kolom komentarnya dimatiin, saya juga bingung," ujar Indah.

Ia kemudian mendatangi kantor biro perjalanan yang terletak di Jalan Pangeran Antasari Nomor 25, Cilandak Barat, Jakarta Selatan. Alamat kantor biro ini tercantum di keterangan dalam akun tersebut.

Menurut Indah, kondisi kantor sangat sepi. Ia melihat prosedur pembayaran umrah yang janggal.

"Saya ke kantornya jadi kalau saya nilai kantornya juga nggak meyakinkan sih tapi itu cuman kayak ruko kecil begitu. Terus karyawannya juga terima duit udah kayak nerima apa ya, Mbak. Yang tanda tangan yang harusnya direktur tapi ini kok karyawannya. Jadi dia terima-terima duit aja gitu," papar dia.

Indah semakin heran ketika setelah pembayaran, biro perjalanan itu tak memberitahukan kelanjutan proses keberangkatannya.

"Biro enggak tanya soal paspor, saya cuma dapat koper dan tidak ada kelanjutan pemberangkatan. Makanya saya dan teman-teman melapor," ujar dia.

Ada korban lain

Indah tak sendiri. Tri Kusuma Handayani mengatakan, ibundanya juga menjadi korban biro perjalanan itu. Menurut Tri, sang ibu diam-diam mendaftarkan diri untuk mengikuti perjalanan umrah pada Maret 2018 dan dijanjikan berangkat pada 19 April 2018. Namun hingga waktu yang dijanjikan sang ibu tak diberangkatkan.

Baca juga: Berkas Kasus Penipuan Dana Jemaah Umrah PT SBL Dinyatakan P21

"Pihak biro kemudian mengirimkan surat kalau keberangkatan diundur menjadi Mei 2018," kata Tri, Jumat.

Dengan berbagai alasan, biro perjalanan terus memberitahukan penundaan pemberangkatan ibunda Tri.

Karena merasa janggal, Tri meminta pemilik PT Rifa Jannah Wisata atau My Jannah mengembalikan uang yang telah disetorkan. Pihak My Jannah kemudian mentransfer uang sebesar Rp 2 juta dari total uang Rp 30,5 juta yang dibayarkan.

Tri juga kemudian menyambangi kantor My Jannah di Jalan Antasari. Namun kantor tersebut tak beroperasi lagi.

"Dia (Gery pemilik My Jannah) mengaku kolaps sejak Maret 2017 dengan alasan karena membantu korban Abu Tour," kata Tri.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombespol Argo Yuwono mengatakan, polisi saat ini masih menyelidiki kasus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Sekolah

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka pada Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antarpribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com