Namun, saat ini ia merasa agak sulit untuk mendapatkan untung sebanyak itu lagi.
"Dulu pernah seminggu dapat Rp 1,5 juta. Kalau sekarang ya agak susah karena ada 'aplikasi tuyul'," ujar Harno.
Menurut Harno, adanya 'aplikasi tuyul' yang digunakan pengendara lain untuk curang ini merugikannya dan beberapa rekan kerja pengendara ojek online.
Ia menilai bahwa aplikasi tuyul memonopoli sebagian besar pelanggan dan tidak terbagi secara merata antar sopir ojek online.
Mengetahui hal tersebut, Harno hanya bisa pasrah terhadap peraturan yang berlaku dan tetap menjalani kedua pekerjaan ini.
Ketika bekerja tentu ada rasa suka dan duka. Pekerjaan menjadi badut ultah membuat Harno merasa senang dan tidak merasakan duka. Salah satu suka yang dirasakannya adalah saat bertemu anak-anak.
"Saat keadaan susah, kita (bekerja) jadi badut, terus ketemu anak-anak jadi senang lagi. Kalau enggak begitu, pikiran akan jadi jenuh dan tidak terbuka," ujar Harno.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.