Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diberi Chip, Hewan Peliharaan Kini Bisa Punya Kartu Identitas

Kompas.com - 04/10/2018, 13:59 WIB
Rima Wahyuningrum,
Ana Shofiana Syatiri

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) Jakarta Barat, melakuakan penyuntikan vaksin rabies dan pemasangan microchip (identitas) pada hewan piaraan di Kompleks Unilever RW 09, Meruya Selatan, Kembangan pada Kamis (4/10/2018), secara gratis.

Pelayanan tersebut menarik perhatian warga setempat. Seorang warga pemilik anjing ras maltese, Diana, membawa hewan piaraanya untuk vaksinasi dan pemasangan microchip.

"Supaya dia punya ID-lah ya, sekarang hewan punya KTP. Jadi kalau nanti ada kenapa-kenapa, kalau dia hilang, enggak tahu yang dapet siapa, kan hewan mirip-mirip ya jadi enggak ketahuan," kata Diana kepada Kompas.com, di RPTRA Meruya Selatan, Kamis.

Diana menyebut memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memberikan suntik vaksin rabies kepada anjing piaraanya. Sebab, selama 6 bulan mengadopsi, anjingnya belum pernah disuntik rabies.

Baca juga: Pro Kontra Larangan Bawa Hewan Peliharaan ke Kebun Bibit Tebet

Sementara untuk pemasangan microchip, ia sempat ragu karena anjingnya masih kecil. Ia juga khawatir dengan kesehatan anjingnya karena chip ditanam di bagian leher belakang.

"Ya sempat nanya-nanya dulu. Katanya aman sih karena bukan ditanam di dagingnya. Ya sudah enggak apa-apa, mumpung free," katanya.

Pemasangan microchip sekaligus vaksinasi dilakukan sebagai pendataan identitas hewan dan status kesehatan. Chip berukuran seperti biji beras tersebut disuntikkan ke leher belakang, tepatnya di bawah kulit.

Namun, aturan pemasangan chip hanya dilakukan untuk hewam piaraan jenis anjing.

Sebelumnya, Sudin KPKP Jakarta Barat juga sudah melakukan pemasangan chip kepada kuda-kuda milik delman di Kemanggisan, Jakarta Barat pada April 2018.

Baca juga: Ada Insiden Digigit Anjing, Warga Dilarang Bawa Hewan Peliharaan ke Kebun Bibit Tebet

Drh Ellita, dokter yang bertugas pada pemasangan microchip dan vaksinasi rabies di RPTRA Meruya Selatan, hanya ada 1 anjing yang bersedia dipasangkan. Setelah pemasangan dan suntik vaksin, anjing akan memiliki kartu identitas langsung ditempat.

"Kita tidak memaksakan orang untuk pasang microchip. Ini kan masih sosialisasi, setelah vaksin kita tawarkan mau atau tidak," kata Ellita.

Dalam tahapan pemasangannya, dokter akan memeriksa kesehatan hewan terlebih dahulu dan menyuntikkan vaksin rabies. Dokter tidak akan melalukan penyuntikan apabila hewan dalam keadaan hamil, sakit atau masih di bawah 5 bulan.

Baca juga: Sekitar 7.000 Harimau Dijadikan Hewan Peliharaan di AS, Ini Dampaknya

Selanjutnya, apabila hewan anjing dan pemiliknya bersedia dipasangkan microchip, dokter akan melakukannya. Anjing difoto oleh petugas untuk kartu identitas, pendataan dan memindai data dari leher belakang hewan untuk memastikan chip telah terpasang.

Tidak sampai 5 menit pemilik sudah mendapatkan kartu identitas dan kartu keterangan kesehatan, tergantung ketenangan hewan. Kemudian hewan diperbolehkan bisa pulang.

Baca juga: Sekitar 7.000 Harimau Dijadikan Hewan Peliharaan di AS, Ini Dampaknya

Di RPTRA Meruya Selatan, mulai pukul 09.00-12.00 WIB, ada dua ekor anjing dan hanya satu ekor yang bersedia dipasangkan microchip. Sementara hewan lainnya adalah kucing yang hanya melalukan vaksinasi rabies.

Program pemasangan microchip dan vaksin rabies dilakukan mulai 1-5 Oktober 2018 oleh Suku Dinas KPKP Jakarta Barat di kawasan Meruya Selatan dan Kalideres.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com