Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari Ini dalam Sejarah: Stasiun "Beos" Diresmikan, Kini Jadi Jakarta Kota

Kompas.com - 08/10/2018, 10:45 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hari ini 89 tahun yang lalu, tepatnya pada 8 Oktober 1929, Gubernur Jenderal Hindia Belanda Andries Cornelies Dirk de Graeff meresmikan sebuah stasiun yang terletak di wilayah Batavia. Stasiun itu kini dikenal sebagai Stasiun Jakarta Kota.

Stasiun itu sebelumnya dikenal dengan nama "Beos", yang digunakan pada era 1880-an dan kini sudah mengalami renovasi bangunan.

Setelah dibuka, lebih dari sepuluh jalur rel dipersiapkan untuk menunjang transportasi.

Kini, stasiun ini hanya untuk melayani KRL Commuter Line setelah kereta jalur jauh dan menengah dipindahkan menuju Stasiun Pasar Senen.

Era awal

Pada era kolonial, Batavia memiliki peran penting bagi pemerintahan Hindia Belanda di Nusantara. Hindia Belanda selalu memperbaiki sarana dan insrastruktur yang ada di Batavia. Salah satunya adalah dengan pengembangan jalur kereta api.

Setelah jalur kereta api pertama dibangun di Semarang Jawa Tengah, berbagai perusahaan kereta api mulai bermunculan. Mereka mulai mengembangkan jalur kereta untuk transportasi dan mendapatkan keuntungan.

Dilansir dari buku Arsitektur Bangunan Stasiun Kereta Api di Indonesia (2016), pada akhir abad ke-19, ada lebih dari dua stasiun kereta di Batavia.

Salah satunya adalah Batavia Selatan (Batavia Zuid) yang dikelola oleh perusahaan swasta bernama Bataviasche Oosterspoorweg Maatschapij. Oleh sebab itu, stasiun itu sering disebut dengan nama "Beos", singkatan dari perusahaan itu.

Versi lain, ada yang menyebut bahwa Beos diambil dari kata Batavia En Omstreken atau Batavia dan sekitarnya.

Stasiun Batavia Zuidwikipedia Stasiun Batavia Zuid

Perusahaan ini melayani jalur kereta dari Batavia menuju Karawang sepanjang 63 kilometer.

Pada 1898, perusahaan kereta api milik Pemerintah Hindia Belanda, Staatspoorwegen (SS) mengambil alih pengelolaan jalur kereta ini.

Kemudian, pada 1926 stasiun ini ditutup dan direnovasi. Selama masa renovasi, jalur dialihkan menuju Batavia Utara (Batavia Noord) yang juga sudah diakusisisi oleh SS.

Sebagai arsitek, Pemerintah Hindia Belanda menunjuk Ghijsels. Ia tergabung dalam Algemeen Ingenieur Architectenbureau atau Algemeen Ingenieur Architecten (AIA), sebuah biro umum sipil dan arsitektur. Tiga punggawa biro ini, selain Ghijsels, adalah Ir Hein von Essen, dan Ir F Stlitz.

Akhirnya, pada 8 Oktober 1929 Gubernur Jenderal Hindia Belanda Andries Cornelies Dirk de Graeff membuka stasiun baru.

Karyawan kereta api bahkan mengubur dua kepala kerbau sewaktu peresmian, yaitu satu di stationsplein (tanah lapang) di antara jam dan pintu masuk utama, dan satu lagi di belakang bangunan baru.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Sabtu dan Besok: Tengah Malam Berawan

Megapolitan
Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Pencuri Motor yang Dihakimi Warga Pasar Minggu Ternyata Residivis, Pernah Dipenjara 3,5 Tahun

Megapolitan
Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Aksinya Tepergok, Pencuri Motor Babak Belur Diamuk Warga di Pasar Minggu

Megapolitan
Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Polisi Temukan Ganja dalam Penangkapan Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez

Megapolitan
Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Bukan Hanya Epy Kusnandar, Polisi Juga Tangkap Yogi Gamblez Terkait Kasus Narkoba

Megapolitan
Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Diduga Salahgunakan Narkoba, Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez Ditangkap di Lokasi yang Sama

Megapolitan
Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Anies-Ahok Disebut Sangat Mungkin Berpasangan di Pilkada DKI 2024

Megapolitan
Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Pria yang Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Cengkareng Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Disuruh Beli Rokok tapi Tidak Pulang-pulang, Ternyata AF Diamuk Warga

Megapolitan
Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com