Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Pengemudi Mengenai Fasilitas GrabBike Lounge

Kompas.com - 09/10/2018, 22:36 WIB
Rima Wahyuningrum,
Robertus Belarminus

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Area GrabBike Lounge di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, pada Selasa (9/10/2018) pukul 13.00 WIB, ramai oleh para pengendara GrabBike yang beristirahat.

Rosyid, Badri, dan Abu misalnya, menikmati fasilitas istirahat seperti kantin dan ruang tidur.

Mereka berasal dari tempat kumpul yang sama yaitu wilayah Jakarta Utara dan sedang melintas di Daan Mogot.

Rosyid mengatakan, sejak ada GrabBike Lounge yang dibuka pada Maret 2018 lalu, dia jarang beristirahat di rumah makan langganannya yang ada di jalan.

"Kalau dulu warteg jadi tempat favorit buat istirahat, bisa makan (dan) minum. Tapi, di sini juga bisa, malah harganya bisa lebih murah," kata Rosyid, kepada Kompas.com, di lokasi, Selasa.

Baca juga: Menengok Fasilitas GrabBike Lounge, dari Kamar, Kantin, hingga Barbershop

Menu makanan dinilai terjangkau mulai dari Rp 3.000-Rp 18.000. "Ini teh manis beli empat cuma Rp 12.000. Biasa segelas kan bisa Rp 4.000," kata dia.

Fasilitas kantin yang terdiri atas televisi, colokan dan WiFi, lanjut dia, juga dapat menghibur pengendara yang sedang beristirahat.

Namun, fasilitas tempat tidur adalah yang paling menarik buat para pengemudi. Di ruang berukuran sekitar 5x3 meter tersebut, dilengkapi dengan matras dan juga pendingin ruangan.

"Kasur di sini lebih empuk daripada di rumah. Nyaman lah istirahat di sini, benar-benar istirahat. Kalau bisa ngontrak di sini," kata Abu, pengendara lainnya sembari tertawa.

Kenyamanan yang diberikan membuatnya bisa sampai 3-5 jam beristirahat di GrabBike Lounge.

Sebab, ia terbiasa keluar bekerja pada jam sibuk hingga malam hari dan kemudian baru pulang ke rumah.

"Karena kan yang istirahat di sini rata-rata yang ngalong (kerja malam). Jadi, siang sampai sore istirahat di sini," kata dia.

Baca juga: Pengemudi GrabBike Didorong Kuasai Bahasa Asing

Sementara, Badri mengatakan, GrabBike Lounge adalah tempat beristirahat yang sempurna baginya.

 

Sebab, jika ingin beristirahat di kala sedang di jalan, ia tak bisa merebahkan badannya.

"Ini tempat istirahat paling nyaman, perfect lah. Mau tempat tidur atau makannya. Kalau istirahat pulang ke rumah dikit-dikit direcokin anak," kata Badri.

Sebelum ada GrabBike Lounge, ia mengatakan, terbiasa beristirahat di pangkalan komunitasnya di Pluit, Jakarta Utara.

Namun, ia tak bisa leluasa beristirahat karena keterbatasan tempat dan waktu karena mesti bergantian dengan teman lainnya.

"Kalau di basecamp agak segan ya sama yang lain juga. Tempatnya enggak besar. Kalau di sini leluasa, nyaman (dan) pakai AC lagi," kata dia.

Namun, Badri menyayangkan kehadiaran GrabBike Lounge baru dibangun di kawasan Jakarta Barat. Ia berharap, tempat semacam ini bisa dibangun di wilayah lainnya.

Baca juga: Komunitas GrabBike Jabodetabek Deklarasi Dukung Asian Games 2018

"Kan kita ada di mana-mana. Rata-rata keliling juga Jabodetabek. Ya kalau bisa setiap wilayah ada ya," harap dia.

Public Relation Manager Grab Indonesia Dewi Nuraini mengatakan, pembangunan GrabBike Lounge akan dilakukan bertahap sambil mencari titik strategis agar membuat pengendara nyaman.

"Tujuan utamanya (dibangun) ini karena kadang suka lihat bikers yang istirahat di pinggir jalan, di trotoar, di mana-mana tidurnya. Mudah-mudahan bikers tahu kalau sudah punya selter buat istirahat di sini," kata Dewi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Ada 292 Aduan Terkait Pembayaran THR 2024 Lewat Website Kemenaker

Megapolitan
Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Bantah Gonta-ganti Pengurus Tanpa Izin, Ketua RW di Kalideres: Sudah Bersurat ke Lurah

Megapolitan
Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Pelaku Pelecehan Payudara Siswi di Bogor Diduga ODGJ, Kini Dibawa ke RSJ

Megapolitan
Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Longsor di New Anggrek 2 GDC Depok, Warga: Sudah Hubungi Semua Pihak, Tidak Ada Jawaban

Megapolitan
Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Cuaca Panas Ekstrem di Arab Saudi, Fahira Idris Minta Jemaah Haji Jaga Kondisi Fisik

Megapolitan
Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Mahasiswa Dikeroyok di Tangsel, Setara Institute Minta Hentikan Narasi Kebencian Pemicu Konflik

Megapolitan
Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Khawatir Kalah karena Politik Uang, Hanya 1 Kader PKB Daftar Pilkada Bogor

Megapolitan
Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Dari 11, 4 Aduan Pekerja di Jakarta Terkait Pembayaran THR 2024 Telah Ditindaklanjuti

Megapolitan
Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Ketum PITI Diperiksa Polisi Terkait Laporan Terhadap Pendeta Gilbert

Megapolitan
Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Lurah di Kalideres Tak Masalah jika Digugat soal Penonaktifan Ketua RW, Yakin Keputusannya Tepat

Megapolitan
Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Polisi Selidiki Kepemilikan Pelat Putih Mobil Dinas Polda Jabar yang Kecelakaan di Tol MBZ

Megapolitan
Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Hanya 1 Kader Daftar Pilkada Bogor, PKB: Khawatir Demokrasi Rusak seperti Pemilu

Megapolitan
Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Pemkot Tangsel Bakal Evaluasi Ketua RT-RW Imbas Pengeroyokan Mahasiswa

Megapolitan
Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Meski Tersangka Sudah Ditetapkan, Polisi Sebut Penyidikan Kasus Tewasnya Taruna STIP Belum Final

Megapolitan
Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, 'Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan'

Mengingat Lagi Pesan yang Ada di STIP, "Sekolah Ini Akan Ditutup Jika Terjadi Kekerasan"

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com