Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemprov DKI Akui, Ada Buah-buahan yang Disemprot Pestisida dan Dilapisi Lilin di Pasar

Kompas.com - 29/10/2018, 18:42 WIB
Nursita Sari,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Kelautan, Pertanian, dan Ketahanan Pangan (KPKP) DKI Jakarta Darjamuni mengakui, ada buah-buahan yang disemprot pestisida dan dilapisi lilin dijual di pasar-pasar di Jakarta.

Hal itu diketahui dari pemeriksaan sampel produk pangan yang dijual di 153 pasar tradisional di Jakarta.

"Di anggur atau jeruk, pestisida masih kita temukan. Pestisida supaya enggak diserang ulat, dan lain-lain. Kita pantau terus, makanya saya belum berani mengatakan 100 persen (aman)," ujar Darjamuni di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018).

Baca juga: Karantina Musnahkan Bawang, Daging, dan Buah-buahan Selundupan

Sementara itu, lapisan lilin banyak ditemukan pada buah-buahan impor. Lapisan lilin itu digunakan untuk memperpanjang umur simpan buah.

Darjamuni menyebut lapisan lilin itu sebagai bahan terlarang.

"Setiap importir, sebelum mendistribusikan (buah-buahan), kita cek dulu. Memang enggak bisa dipungkiri, lilin segala macam di bawah impor itu masih banyak banget. Namanya bahan terlarang, kalau kita konsumsi tiap hari ya enggak boleh," kata dia.

Darjamuni mengakui, pihaknya belum bisa mengawasi semua distribusi buah-buahan di pasar-pasar di Jakarta.

Sebab, Dinas KPKP DKI selama ini hanya memeriksa sampel buah-buahan tersebut.

"Staf saya bidang ketahanan pangan, tiap hari turun ke pasar, tapi memang enggak bisa semuanya, kita kan (memeriksa) sampling," ucap Darjamuni.

Ia pun akan menganalisis kebutuhan untuk memperketat pengawasan produk-produk pangan yang dijual di pasar-pasar di Jakarta.

Dia menyebut pengawasan itu tidak bisa hanya dilakukan dengan merekrut penyedia jasa lainnya perorangan (PJLP) baru.

"Kita perlu rekrut misalnya PJLP, enggak bisa, karena dia harus punya keterampilan khusus, analis laboratoriumnya, kecuali kalau memang cuma ngambil sampel di sana, ambil, itu juga tapi ada teorinya, enggak boleh asal," tutur dia.

Selain itu, menurut dia, pengawasan produk pangan harus mempertimbangkan uji laboratorium yang dimiliki Dinas KPKP DKI.

Dinas KPKP saat ini baru memiliki tiga laboratorium yang terakreditasi, yakni lab untuk memeriksa produk peternakan di Bambu Apus, Jakarta Timur; lab untuk memeriksa produk pertanian di Cibubur, Jakarta Timur; dan lab untuk memeriksa produk perikanan di Pluit, Jakarta Utara.

Koordinator Komisi B DPRD DKI Jakarta Ferrial Sofyan sebelumnya mengeluhkan kualitas pangan yang dijual di pasar-pasar tradisional di Jakarta.

Wakil ketua DPRD DKI itu curiga terhadap buah-buahan yang masih aman dikonsumsi setelah ditaruh lama di dalam kios pasar.

Baca juga: Balai Karantina Larang Buah Impor Masuk ke Bandara Adisutjipto

Dia juga sering mendengar keluarganya di rumah mengeluhkan kualitas pangan yang dijual di pasar tradisional.

Oleh karenanya, Ferrial meminta Dinas KPKP DKI Jakarta memperketat pengawasan produk pangan yang dijual di 153 pasar tradisional di Jakarta, salah satunya dengan merekrut PJLP untuk menambah petugas yang mengawasi produk pangan di 153 pasar tradisional.

Menurut Ferrial, Pemprov DKI memiliki anggaran yang cukup untuk menambah petugas tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pakai Caping Saat Aksi May Day, Pedemo: Buruh Seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Pakai Caping Saat Aksi May Day, Pedemo: Buruh Seperti Petani, Semua Pasti Butuh Kami...

Megapolitan
Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Penyebab Mobil Terbakar di Tol Japek: Pecah Ban lalu Ditabrak Pikap

Megapolitan
Massa Buruh Nyalakan 'Flare' dan Kibarkan Bendera di Monas

Massa Buruh Nyalakan "Flare" dan Kibarkan Bendera di Monas

Megapolitan
Ribuan Buruh Ikut Aksi 'May Day', Jalanan Jadi 'Lautan' Oranye

Ribuan Buruh Ikut Aksi "May Day", Jalanan Jadi "Lautan" Oranye

Megapolitan
Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Bahas Diskriminasi di Dunia Kerja pada Hari Buruh, Aliansi Perempuan: Muka Jelek, Eh Tidak Diterima...

Megapolitan
Ribuan Polisi Amankan Aksi 'May Day', Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Ribuan Polisi Amankan Aksi "May Day", Kapolres: Tidak Bersenjata Api untuk Layani Buruh

Megapolitan
Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Korban Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan, Jasad Mengapung 2,5 Kilometer dari Titik Kejadian

Megapolitan
Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Mobil Terbakar di Tol Japek Arah Cawang, Lalin Sempat Tersendat

Megapolitan
Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi 'May Day'

Jalanan Mulai Ditutup, Ini Rekayasa Lalu Lintas di Jakarta Saat Ada Aksi "May Day"

Megapolitan
Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com