Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Identifikasi 24 Kantong Jenazah dari JT 610 Selesai Sabtu Malam

Kompas.com - 03/11/2018, 14:37 WIB
Anandita Getar Rezha Pratama,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil pencarian hari pertama tim gabungan dan Basarnas untuk korban pesawat Lion Air JT 610, yaitu 24 kantong jenazah, dipastikan selesai diidentifikasi pada Sabtu (3/11/2018) malam.

Dalam konferensi pers di RS Polri Kramatjati, Kabag Infodok Divisi Humas Polri Kombes Sulistyo Pudjo bersama Kepala Lab DNA Pusdokkes DVI Mabes Polri Kombes Pol. dr Putut T Widodo menjelaskan bagaimana proses identifikasi dilakukan.

"Perlu waktu paling cepat 4 hari. Biasanya antara 4-8 hari kami mampu mengidentifikasi jenazah," kata Putut.

Baca juga: 3 Proses Pemeriksaan Jenazah Penumpang Lion Air JT 610 di RS Polri

Pada Senin lalu, RS Polri menerima 24 kantong jenazah yang menghasilkan 87 sampel DNA. Sementara proses identifikasi tiap kantong korban pesawat JT 610 hari pertama terhitung dimulai dari Rabu (31/10/2018).

"Jangan dihitung dari didapatkannya kantong korban masuk ke sini, tapi prosesnya baru terhitung hari Rabu yang kami dapat kantong di hari pertama. Begitu juga pada hari kedua, itu baru bisa hari Kamis, dan seterusnya. Oleh karena itu, kantong di hari pertama mudah-mudahan Sabtu malam sudah dapat diidentifikasi seluruhnya," tutur Putut.

Proses pengenalan dengan DNA dinilai paling efektif dalam pencarian identitas korban. Hal itu dikarenakan DNA dari keluarga mampu memperkuat identitas dari para korban.

Baca juga: Bantu Identifikasi Korban Lion Air JT 610, Kemenhub Kirim Dokter Gigi ke RS Polri

Berbeda dengan sidik jari, karena bagi korban yang masih anak-anak sulit untuk mendapatkan sidik jarinya karena belum memiliki KTP.

Namun kekurangan dari proses DNA adalah biaya yang mahal dan memerlukan waktu lama serta bergantung pada teknologi tertentu.

"Dunia real belum sampai di situ. Database juga masih sedikit, tetapi seluruh keluarga korban Lion JT 610 sudah memberikan sampel DNA-nya kepada kami," tambahnya.

Pudjo berpesan kepada masyarakat untuk berdoa agar proses identifikasi yang dilakukan Tim DVI Polri dapat berjalan dengan baik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Tegar Tertunduk Dalam Saat Dibawa Kembali ke TKP Pembunuhan Juniornya di STIP...

Megapolitan
Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Rumah Warga di Bogor Tiba-tiba Ambruk Saat Penghuninya Sedang Nonton TV

Megapolitan
Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Jadwal Pendaftaran PPDB Kota Bogor 2024 untuk SD dan SMP

Megapolitan
Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Sejumlah Warga Setujui Usulan Heru Budi Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Taruna Tingkat 1 STIP Dipulangkan Usai Kasus Penganiayaan oleh Senior

Megapolitan
Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Ketika Ahok Bicara Solusi Masalah Jakarta hingga Dianggap Sinyal Maju Cagub DKI...

Megapolitan
Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Kelakuan Pria di Tanah Abang, Kerap Makan di Warteg tapi Bayar Sesukanya Berujung Ditangkap Polisi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com