Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seputar Uji Kelayakan dan Peluang Gerindra Rebut Kursi Wagub DKI

Kompas.com - 07/11/2018, 10:30 WIB
Nursita Sari,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) akhirnya mendapatkan jatah kursi wakil gubernur DKI Jakarta setelah memperjuangkan posisi tersebut hingga harus berpolemik dengan Partai Gerindra.

Kedua pihak mengakhiri polemik itu saat bertemu pada Senin (5/11/2018). Mereka sepakat bahwa kursi wagub DKI milik PKS, sesuai perjanjian Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan Presiden PKS Sohibul Iman.

Meski sudah ada kesepakatan tersebut, PKS tidak bisa langsung menyerahkan dua nama kadernya kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk dipilih melalui mekanisme pemungutan suara di DPRD DKI Jakarta.

Baca juga: Berebut Kursi Wagub DKI Sesama Kader PKS, Syaikhu: Peluang 50-50

Sebab, Gerindra DKI memberikan syarat, yakni harus melalui uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test.

Dalam pertemuan dua hari lalu, Gerindra DKI mengusulkan, dua nama kandidat wagub pengganti Sandiaga Uno harus dipilih melalui fit and proper test terlebih dahulu.

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohammad Taufik mengatakan, pihaknya tidak ingin begitu saja menerima dua nama dari PKS.

"Kami enggak mau dapat cek kosong. Enggak bisa itu tiba-tiba PKS sudah menentukan dua nama. Enggak mau saya, harus fit and proper test, saya bilang," ujar Taufik, Senin.

Gerindra meminta PKS mengirimkan lebih dari dua kadernya untuk mengikuti tes tersebut.

Pandangan PKS

Kader-kader PKS itu nantinya akan diuji oleh badan penyelenggara fit and proper test yang dibentuk kedua partai.

Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo menyebut pihaknya menyepakati tes tersebut. PKS juga berpeluang menunjuk lebih dari dua kader untuk mengikuti tes tersebut.

"Berkenaan dengan kursi wagub DKI Jakarta, Insya Allah akan ada badan bersama, dan bersama akan melakukan fit and proper test," kata Syakir.

Wakil Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Syarif mengatakan, fit and proper test dilakukan untuk menguji kemampuan kandidat-kandidat yang diusulkan PKS dalam memimpin Jakarta untuk sisa empat tahun masa jabatan.

"Kan kami lagi ngukur, melihat kuat enggak nih calonnya memimpin empat tahun berikutnya," ujar Syarif, Selasa (6/11/2018).

Meskipun kandidat wagub berasal dari PKS, Gerindra harus tetap ikut bertanggung jawab terhadap pemilihan kandidat tersebut.

Baca juga: Jadi Kandidat Wagub DKI, Agung Yulianto Nothing to Lose

Sebab, Gerindra dan PKS merupakan partai pengusung Anies dan Sandiaga pada Pilkada DKI 2017.

"Kalau diminta kami untuk bertanggung jawab terhadap usungannya, empat tahun menjaga pasangan ini (Anies dan wagub baru), itu PR yang agak berat dipikirin," kata Syarif.

Selain itu, fit and proper test juga diperlukan agar dua kandidat wagub yang akan dipilih melalui DPRD DKI Jakarta bisa diterima semua pihak atau acceptable.

Salah satu kriteria yang bisa diterima semua pihak, kata Syarif, yakni tidak terlalu kental berpolitik meskipun yang bersangkutan merupakan kader partai politik.

"Boleh saja kader PKS, tapi orang yang tidak kental berpolitik," ucapnya.

Selain itu, kandidat wagub DKI tidak boleh punya visi dan misi sendiri. Wagub DKI yang terpilih nantinya harus menjalankan visi dan misi Anies-Sandiaga pada Pilkada DKI 2017.

Kata Kandidat dari PKS

PKS saat ini memiliki dua kader yang akan diusulkan sebagai kandidat wagub, yakni mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekretaris DPW PKS DKI Jakarta Agung Yulianto.

Syaikhu tidak mempermasalahkan adanya fit and proper test. Dia akan mengikuti seluruh mekanisme yang ditentukan Gerindra dan PKS DKI.

Syaikhu mengaku tengah mempelajari permasalahan-permasalahan yang dihadapi Provinsi DKI Jakarta. Dia melakukan hal itu untuk mempersiapkan diri menghadapi tes tersebut.

"Sangat penting bagi seorang pemimpin untuk mengenal daerahnya. Ketika dia tidak mengenal daerah dengan baik, permasalahan dengan baik, tentu dia sulit juga berbuat secara optimal. Ini yang sedang saya coba pelajari," kata Syaikhu.

Baca juga: Mendagri: Tak Ada Batas Waktu Penentuan Wagub DKI Jakarta

Sementara itu, Agung mengaku tak punya persiapan khusus menghadapi fit and proper test.

"Iya mengalir saja saya. Kalau diputuskan kan siap untuk diberi amanah, kalau enggak dibutuhkan enggak apa-apa, enjoy saja," tutur Agung.

Keduanya mengaku akan menjalankan visi dan misi Anies-Sandiaga jika terpilih sebagai wagub yang baru. Mereka tidak memiliki visi dan misi sendiri.

Peluang Gerindra

Mekanisme fit and proper test itu rupanya masih memberikan peluang untuk Gerindra mengusulkan calon wagub DKI.

Jika tidak ada kandidat dari PKS yang lulus fit and proper test, Gerindra dan PKS akan kembali rapat untuk menentukan langkah berikutnya.

Saat itulah Gerindra berpeluang mengusulkan kandidat wagub.

"(Peluang Gerindra) ya terbuka dong, masa enggak terbuka. Nanti kalau (calon dari PKS) tidak lulus misalnya ya, kami berembuk lagi," ujar Taufik.

Selain itu, Taufik mengingatkan, pada dasarnya yang menentukan wagub adalah anggota DPRD DKI Jakarta.

Baca juga: PKS Pastikan Sejalan dengan Gerindra soal Wagub DKI karena Target #2019GantiPresiden

Ada ketentuan kuorum dalam paripurna yang harus dipenuhi.

Jika paripurna tak kunjung kuorum, Gerindra DKI akan menangkap sinyal bahwa tidak ada kandidat yang menjadi pilihan DPRD DKI.

Saat itu, kader Gerindra bisa saja mendapat peluang menjadi wagub DKI.

"Kalau proses di DPRD kan bukan urusan kami lagi. Itu mekanisme yang berbeda. Kalau DPRD enggak kuorum, bisa saja kami duduk bareng lagi menentukan kandidat lain," kata Taufik.

Namun, Taufik tidak mau terlalu jauh dengan spekulasi itu. Dia memilih untuk menjalankan prosesnya tahap demi tahap.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Pelanggan Minimarket: Ada atau Enggak Ada Jukir, Tak Bisa Jamin Kendaraan Aman

Megapolitan
4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

4 Bocah Laki-laki di Cengkareng Dilecehkan Seorang Pria di Area Masjid

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com