Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korban Tanah Ambles di Pademangan Keluhkan Tenda Pengusian yang Pengap

Kompas.com - 22/11/2018, 13:42 WIB
Ardito Ramadhan,
Egidius Patnistik

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Para pengungsi di Pademangan mengeluhkan kondisi tenda pengungsian yang panas dan pengap. Mereka merupakan korban permukaan tanah yang ambles, yang telah membuat rumah mereka miring, bahkan ambruk.

Namun, sejumlah pengungsi itu menyatakan, tenda yang mereka tempati saat ini sudah lebih baik dari tenda sebelumnya.

"Saya pas Pak Anies (Gubernur Anies Baswedan) datang kemarin sampai pingsan, sekarang sudah mendinganlah. Panasnya waktu itu kan luar biasa sampai tiga hari enggak tidur," kata Eli (53 tahun), Kamis (22/11/2018).

Baca juga: Pemprov DKI Akan Bangun Kembali Rumah Warga yang Ambles di Pademangan

Selain udara yang pengap, Eli juga khawatir tenda yang ia tempati terendam banjir bila hujan. Ia mengatakan, lokasi tempat tenda didirikan merupakan area yang kerap tergenang.

"Untungnya belum hujan, tapi saya jelas khawatir wong ini daerahnya banjir. Soalnya (air) kiriman dari pelabuhan yang mau ke kali," kata ibu satu anak itu.

Ia bercerita, genangan air di kawasan itu bisa setinggi tumit orang dewasa. Mereka tidur tanpa dipan, hanya beralaskan matras yang diletakan di atas tanah.

Ade Irawan (37), pengungsi lain, punya cerita serupa. Menurut dia, kondisi tenda yang pengap membuat anaknya yang berusia balita rewel.

"Iya lebih rewel, suka gelisah, jadi mondar-mandir kemana-mana. Terus kalau malam juga suka banyak nyamuk," kata Ade.

Kendati demikian, Ade dan Eli menganggap fasilitas bantuan yang disediakan sudah cukup memadai. Setiap hari, para pengungsi mendapat dua kali pasokan makanan.

Sebuah mobil MCK (mandi, cuci, kakus), tangki air juga tersedia tak jauh dari tenda. Listrik  mengalir ke dalam tenda sehingga pengungsi bisa menyalakan lampu, kipas angin, dan menonton televisi.

Baca juga: Ketika Rumah Warga di Pademangan Miring akibat Tanah yang Ambles

Beberapa perlengkapan darurat seperti matras, selimut, dan sandang juga disediakan bagi para pengungsi yang berjumlah sekira 20 orang.

Ade dan Eli berharap, pemerintah bisa segera menyelesaikan perbaikan rumah mereka yang rusak akibat amblesnya tanah pada akhir pekan lalu.

"Karena saya sudah cocok tinggal di situ, dari tempat kerja juga sudah dekat. Jadi ya sayang senang kalau diperbaiki, saya juga enggak ada saudara di dekat sini," kata Ade.

Beberapa rumah semi-permanen milik warga miring hampir roboh akibat tanah yang ambles di bantaran Kali Anak Ciliwung, RT 001 RW 008, Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.

Gubernur Anies Baswedan berjanji akan kembali membangun rumah-rumah warga yang terdampak kejadian tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Pengemis yang Suka Marah-marah Dijenguk Adiknya di RSJ, Disebut Tenang saat Mengobrol

Megapolitan
BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com