Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meneladan Sosok Gus Dur Melalui Pameran Lukisan

Kompas.com - 22/11/2018, 15:50 WIB
Rima Wahyuningrum,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Berawal dari mengagumi sosok Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, pelukis Nabila Dewi Gayatri (48) membuka pameran tunggak seni rupa dengan karyanya.

Pameran bertajuk "Sang Maha Guru" tersebut diadakan di Lagoon Lounge, The Sultan Hotel, Senayan, Jakarta Pusat mulai 22-30 November 2018.

"Saya berusaha menghadirkan Gus Dur di ruang kegiatan kita, saya berusaha menghidupkan Gus Dur kembali di setiap kehidupan kita," kata Nabila di lokasi, Kamis (22/11/2018).

Baca juga: Gus Dur Diusulkan Jadi Nama Jalan Baru di Karawang

Ia mengatakan, sosok Gus Dur berjasa bagi Indonesia dalam kemajuan negara dan keberagaman.

Sosok tersebut juga memberikan pengaruh dalam kehidupan pribadinya, misalnya dalam mengambil keputusan saat menemukan hal yang melampaui batas dalam diri.

"Karena Gus Dur itu fenomenal bagi saya. Fenomenal dalam artian, saya enggak tahu apa ini sebuah keyakinan ya, mungkin Gus Dur ini adalah sosok yang dilahirkan dari bangsa ini, 100 atau 200 atau 300 ke depan belum tentu ada yang seperti beliau," katanya.

Sementara itu, dalam pameran "Sang Maha Guru" ia merampungkan lukisan dalam dua tahun dan menargetkan dua lukisan selesai dalam satu bulan.

Baca juga: 6 Nama Diusulkan Jadi Pahlawan Nasional, Tak Ada Soeharto dan Gus Dur

Ia melukis di sebuah studio lukis miliknya yang berada di Surabaya.

Adapun jumlah lukisan dalam pameran kali ini sebanyak 29 kanvas dengan berbagai ukuran.

Rincian ukuran kanvas acrylic 140 x 110 centimeter sebanyak 23 karya dan ukuran kanvas acrylic 150 x 110 centimeter sebanyak 5 karya.

Ada pula sebuah lukisan yang penggambarannya gabungan acrylic dan pensil pada kanvas berukuran 150 x 150 centimeter.

Baca juga: PPP: Keluarga Gus Dur Masih Memiliki Pengaruh dan Pesona

Dalam kanvas-kanvas tersebut, ia menggambarkan Gus Dur dalam berbagai konsep. Seperti konsep dengan bangunan-bangunan rumah ibadah dari berbagai agama, bangunan bersejarah seperti candi, Istana Negara, alat musik Gamelan, dan lainnya.

"Gus Dur itu sosok yang mengedepankan pluralisme, keragaman. Gus Dur selalu (memperlihatkan) bagaimana menghormati agama satu dan agama lain. Sehingga kita ada ikatan kasih sayang," kata Nabila.

Baca juga: Anita Wahid: Kami sebagai Keluarga Gus Dur Tetap Menjaga Kenetralan

Selain itu, ada pula lukisan-lukisan sosok Gus Dur yang disandingkan dengan berbagai tokoh. Di antaranya yaitu Presiden RI Joko Widodo, Ma'ruf Amin, Ketua PBNU Said Aqil Siroj, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Mahfud MD, Basuki Tjahaja Purnama, dan kumpulan mantan Presiden Republik Indonesia.

"Ketika saya melukis Gus Dur, saya membawa nilai kebaikan. Artinya saya melukis orang baik. Saya ingin orang melihat, paling tidak meniru ini orang baik yang saya lukis. Tentu saja saya mengharapkan yang baik-baik ini dilihat orang," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com