Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/11/2018, 06:50 WIB
Ardito Ramadhan,
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com — Pemerintah Kota Jakarta Utara melempar wacana penanaman tumbuhan eceng gondok di Kali Sentiong atau Kali Item.

Wakil Wali Kota Jakarta Utara Ali Maulana Hakim menyatakan, penanaman eceng gondok bertujuan menaturalisasi dan memperbaiki kualitas air di kali tersebut.

"Mau coba di Kali Sentiong yang dibilang Kali Item, jadi kalau akar-akarnya menyedot racun-racun yang berbahaya di air, daunnya juga kan bagus buat pemandangan," kata Ali.

Baca juga: Mungkinkah Kali Item Bersih dengan Eceng Gondok?

Lebih lanjut, Kepala Satuan Pelaksana UPK Badan Air Jakarta Utara Lambas Sigalingging menyebut wacana itu muncul setelah ia melihat bahwa perairan yang ditanami eceng gondok umumnya jadi jernih.

"Kenapa itu bisa bening? Karena lengket itu kotoran-kotoran ke akarnya itu. Itulah salah satu kehebatan tumbuhan itu, ada buktinya," ujar Lambas.

Kendati demikian, Lambas mengakui belum ada kota lain yang sengaja menanam eceng gondok guna menjernihkan air. Ia pun menegaskan wacana itu masih berupa uji coba.

Efektif?

Pakar Limnologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Gadis Sri Haryani menyebut tanaman itu memang efektif dalam membantu Kali Sentiong menjadi lebih jernih.

Baca juga: Bila Eceng Gondok di Kali Item Sukses, Bunga Teratai Juga Akan Ditanam

"Eceng gondok memang bersifat fitoremediasi. Artinya, bisa menyerap senyawa organik dan anorganik," kata Gadis.

Menurutnya, eceng gondok juga mudah hidup selama asal ada nutrien berupa polutan yang bisa dihirup tanaman bernama ilmiah Eichhornia crassipes itu.

Walaupun begitu, Gadis mengingatkan, pemerintah sebaiknya menekankan upaya pencegahan daripada penanggulangan menggunakan eceng gondok.

Ia berpendapat, pemerintah semestinya mencari sumber polusi Kali Sentiong. Ia mengusulkan, pemerintah membuat tempat pengolahan limbah agar polusi tidak masuk ke Kali Sentiong.

"Akan lebih sulit mengolah kali terus-menerus dibanding membuatkan tempat pengolahan limbah yang bersifat komunal, misalnya beberapa industri dibuatkan satu tempat pengolahan limbah," katanya.

Baca juga: Alasan Pemkot Jakarta Utara Akan Tanami Eceng Gondok di Kali Sentiong

Gadis melanjutkan, eceng gondok yang ditanam juga harus bisa dikendalikan karena tanaman itu bersifat invasif. Ia mencontohkan eceng gondok yang menginvasi Rawa Pening dan Danau Limboto.

Pemerintah mengaku sudah mengantisipasi hal tersebut. Rencananya, eceng gondok yang ditanam adalah yang berbentuk bibit dan persebarannya akan dibatasi oleh high density polyethelene (HDPE).

Bila cara itu berhasil, Lambas berencana menanam pohon teratai di kali tersebut untuk menambah indah pemandangan.

"Coba kalian lihat kali itu kalau sudah di-sheetpile itu kan gersang banget ya, coba kita bayangin kalau di situ ada tumbuhan yang terawat," kata Lambas.

Baca juga: Dibersihkan sejak 2016, Rawa Pening Baru Bebas Eceng Gondok 2 Tahun Lagi

Sebelumnya, kotornya Kali Sentiong menjadi sorotan karena dikhawatirkan mengganggu kenyamanan atlet Asian Games yang menginap di Wisma Atlet Kemayoran yang terletak tak jauh dari Kali Sentiong.

Sejumlah upaya temporer diterapkan untuk memperbaiki kualitas air dengan memasang aerator, nano bubble, hingga waring supaya bau tak sedap tidak muncul.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Rute Mikrotrans JAK10 Tanah Abang-Kota

Rute Mikrotrans JAK10 Tanah Abang-Kota

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam | Runtuhnya Kejayaan Pusat Belanja di Jakarta

[POPULER JABODETABEK] Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam | Runtuhnya Kejayaan Pusat Belanja di Jakarta

Megapolitan
Rute dan Jadwal Bus Citra Raya Tangerang 2023

Rute dan Jadwal Bus Citra Raya Tangerang 2023

Megapolitan
Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu di Jakarta Juga untuk Mengedukasi Warga soal Emisi Karbon

Hari Ozon Sedunia, Pemadaman Lampu di Jakarta Juga untuk Mengedukasi Warga soal Emisi Karbon

Megapolitan
Cerita Warga Kemang Banyak yang Foto 'Prawedding' Saat Bunga Tabebuya Bermekaran

Cerita Warga Kemang Banyak yang Foto "Prawedding" Saat Bunga Tabebuya Bermekaran

Megapolitan
Klarifikasi Maxim Soal 'Suspend' Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tanpa Helm

Klarifikasi Maxim Soal "Suspend" Akun Ojol yang Turunkan Penumpang Tanpa Helm

Megapolitan
Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam Demi Peringati Hari Ozon Sedunia

Lampu Sejumlah Kawasan di Jakarta Dipadamkan Sabtu Malam Demi Peringati Hari Ozon Sedunia

Megapolitan
Viral Video AC di LRT Jabodebek Bocor, Air Rembes ke Gerbong Penumpang

Viral Video AC di LRT Jabodebek Bocor, Air Rembes ke Gerbong Penumpang

Megapolitan
'Vibes' Jepang di Kemang Luntur Karena Bunga Tabebuya Berguguran, Warga Masih Banyak yang Datang

"Vibes" Jepang di Kemang Luntur Karena Bunga Tabebuya Berguguran, Warga Masih Banyak yang Datang

Megapolitan
Sosiolog UNJ Nilai Penutupan Lokalisasi di Gang Royal Tak Hentikan Masalah

Sosiolog UNJ Nilai Penutupan Lokalisasi di Gang Royal Tak Hentikan Masalah

Megapolitan
Lurah Papanggo Pelajari Syarat yang Diajukan Warga Kampung Bayam

Lurah Papanggo Pelajari Syarat yang Diajukan Warga Kampung Bayam

Megapolitan
Bertemu 5 Jenderal Purnawirawan TNI, Cak Imin: Saya Dapat Petuah dan Nasehat

Bertemu 5 Jenderal Purnawirawan TNI, Cak Imin: Saya Dapat Petuah dan Nasehat

Megapolitan
Bunga Tabebuya di Kemang Sedang Tak Mekar, 'Vibes' Jepang Pun Hilang...

Bunga Tabebuya di Kemang Sedang Tak Mekar, "Vibes" Jepang Pun Hilang...

Megapolitan
Sosiolog: Penggusuran Lokalisasi Gang Royal Harus Dilanjutkan dengan Pemberdayaan

Sosiolog: Penggusuran Lokalisasi Gang Royal Harus Dilanjutkan dengan Pemberdayaan

Megapolitan
Warga Kampung Bayam Survei ke Rusun Nagrak, Keluhkan Akses yang Sulit untuk Anak Sekolah

Warga Kampung Bayam Survei ke Rusun Nagrak, Keluhkan Akses yang Sulit untuk Anak Sekolah

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com