Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warung Sekitar Polsek Ciracas Diminta Tutup Sebelum Penyerangan Terjadi

Kompas.com - 12/12/2018, 18:36 WIB
Ryana Aryadita Umasugi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa pedagang di sekitar Polsek Ciracas diminta menutup warungnya sebelum penyerangan Polsek Ciracas, Jakarta Timur, terjadi pada Selasa (11/12/2018) malam. 

J, pedagang warung nasi, mengaku diminta menutup warungnya oleh beberapa orang tak dikenal.

"Iya, memang sebelum kejadian itu sempat diminta untuk tutup warung. Tapi orangnya enggak kenal," ujar J saat ditemui, Rabu (12/12/2018).

Baca juga: Kesaksian Warga Melihat Pengeroyokan Anggota TNI di Ciracas

J mengatakan, jika warung-warung tidak ditutup maka akan terimbas kerusuhan di Polsek Ciracas. 

"Enggak lama memang sudah mulai dengar rusuh gitu, akhirnya saya tutup (warung) terus lari," kata dia.

Hal senada juga disampaikan pedagang sekitar yang tak ingin disebutkan namanya.

Baca juga: Sebelum Polsek Ciracas Dibakar, Jalan Ditutup oleh Orang Tak Dikenal

"Sebelum mereka lakukan penyerangan, seluruh warung di sekitar polsek disuruh tutup. Karena ramai, penjaga warung takut akhirnya menutup warung," ujarnya.

Ia mengaku menuruti permintaan beberapa orang tersebut dengan langsung menutup warungnya.

"Pas disuruh (warung) tutup, ya saya langsung tutup dan masuk ke dalam, enggak berani lihat keluar. Apalagi ada ibu saya, ibu saya lagi sakit, jadi saya lebih baik jagain ibu saya di dalam,” kata dia.

Baca juga: Polri Bentuk Tim Selidiki Pembakaran Mapolsek Ciracas

Selama kejadian, ia tidak berani keluar rumah hingga peristiwa perusakan dan pembakaran Polsek Ciracas usai.

Sebelumnya, massa merusak dan membakar Polsek Ciracas, Jakarta Timur, Selasa (11/12/2018) malam.

Kapolda Metro Jaya Irjen Idham Aziz mengatakan, perusakan terjadi sekitar pukul 23.00 hingga Rabu dini hari.

Baca juga: Perusakan Polsek Ciracas Bermula dari Soal Parkir, Anies Panggil UPT Perparkiran

"Ada sekelompok massa yang kami belum tahu berasal dari mana," kata Idham seperti dikutip dalam wawancara yang ditayangkan di KompasTV, Rabu.

Idham melanjutkan, aksi massa diduga akibat tidak puas penanganan kasus pengeroyokan anggota TNI oleh beberapa juru parkir di Arundina, Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur, Senin (10/12/2018).

Dalam kasus ini, ada empat pelaku pengeroyokan.

Seorang pelaku berinisial AP sudah ditangkap pihak kepolisian, sedangkan tiga pelaku lainnya, yakni I, H, dan D masih dalam pengejaran polisi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com