Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaleidoskop 2018: Tarik Ulur Gerindra-PKS, Penyebab Posisi Wagub DKI Kosong...

Kompas.com - 26/12/2018, 05:15 WIB
Dean Pahrevi,
Kurnia Sari Aziza

Tim Redaksi

BEKASI,  KOMPAS.com - Ibu Kota tidak memiliki wakil gubernur sejak Kamis (9/8/2018) hingga Rabu (26/12/2018). 

Kursi wagub kosong sejak ditinggalkan Sandiaga Uno yang maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto pada Pilpres 2019.  

Usai ditunjuk menjadi cawapres, Sandiaga pun memutuskan mengundurkan diri dari posisi wagub DKI.  

Baca juga: Soal Cawagub DKI, DPP PKS Yakin DPRD DKI Beritikad Baik

Dia mengantarkan surat pengunduran diri sebagai wagub DKI Jakarta kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pada 10 Agustus 2018. 

Pengunduran diri Sandiaga mengacu pada Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Kemudian pada Senin (27/8/2018), Sandiaga membacakan surat pengunduran dirinya di hadapan anggota DPRD, di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.

Baca juga: DPP PKS: Alasan Cawagub DKI dari PKS Tak Dikenal Mengada-ada

Tarik ulur PKS dan Gerindra...

Dua partai pengusung pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno pada Pilkada 2017, Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) berhak mengajukan calon wakil gubernur pengganti Sandiaga. 

Bendahara Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerindra DKI Jakarta Iman Satria mengatakan, partai pengusung Anies-Sandiaga berhak mengajukan dua nama ke DPRD DKI Jakarta.

"Menurut saya, ya, ikuti aturan main saja. Satu (calon dari) PKS, satu (calon) dari Gerindra dan nanti dipilih DPRD," kata Iman di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (14/8/2018).

Baca juga: Jadi Cawagub DKI, Agung Yulianto Tak Ingin Bersaing dengan Syaikhu

Sementara itu, Presiden PKS Sohibul Iman mengatakan, seharusnya Partai Gerindra memberi wewenang kepada PKS untuk mengisi jabatan wagub DKI.

Sebab, lanjut dia, PKS telah memberi kewenangan penuh kepada Prabowo untuk memilih calon wakil presiden pada Pilpres 2019. 

"Tetapi tentu dari PKS memberikan posisi wakil presiden, tentu mereka (Partai Gerindra) memberikan hak prioritas kepada PKS untuk menjadi wagub," ucap Sohibul.

Baca juga: Gerindra Berharap Pembahasan Cawagub DKI Rampung Sebelum Pilpres

Dalam kondisi tersebut, PKS dan Gerindra terus tarik menarik nama yang akan diajukan sebagai wagub.  

Pihak PKS menganggap kursi wagub menjadi hak mereka sesuai kesepakatan Presiden PKS Sohibul Iman dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.

"Secara prinsip di level pimpinan sudah ada kesepakatan. Pak Prabowo sudah istilahnya menyetujui bahwa kursi wakil gubernur menjadi milik PKS. Secara prinsip begitu," ujar Direktur Pencapresan DPP PKS Suhud Aliyudin di Kantor Populi Center, Jakarta Barat, Kamis (27/9/2018).

Baca juga: Gerindra Pesimistis Pembahasan Cawagub DKI Rampung Tahun Ini

Kontestan Pilkada Jabar, Ahmad Syaikhu saat ditemui usai rapai pleno terbuka penetapan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat di Kantor KPU Jabar, Selasa (24/7/2018).KOMPAS.com/DENDI RAMDHANI Kontestan Pilkada Jabar, Ahmad Syaikhu saat ditemui usai rapai pleno terbuka penetapan gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat di Kantor KPU Jabar, Selasa (24/7/2018).
Berdasarkan kesepakatan internal, PKS mengajukan dua nama kandidat kepada Prabowo, yakni mantan Wakil Wali Kota Bekasi Ahmad Syaikhu dan Sekretaris Umum DPW PKS DKI Jakarta Agung Yulianto.

Meski demikian, kesepakatan itu dibantah Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.

Dia mengatakan, kesepakatan Prabowo dengan Sohibul soal kursi wagub DKI belum pernah dibahas dalam rapat Gerindra.

Baca juga: Gerindra: PKS Jangan Khawatir dengan Tes untuk Cawagub DKI

"Soal kesepakatan-kesepakatan itu, saya pribadi enggak tahu persis, karena itu belum pernah dibahas juga dalam rapat DPP (dewan pimpinan pusat) atau rapat dewan pembina," ucap Dasco.

Di sisi lain, Gerindra melalui rapat pimpinan DPD Gerindra DKI Jakarta dengan DPP Gerindra sudah sepakat menetapkan Mohamad Taufik sebagai calon wakil gubernur DKI.

Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi PKS DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi menilai pembahasan soal wagub dengan Gerindra semakin berjalan alot.

Baca juga: Fit and Proper Test Cawagub DKI, Gerindra Bantah Anggapan PKS

Padahal, lanjut dia, Prabowo sudah berkomitmen dengan Sohibul untuk memberikan posisi wagub DKI kepada PKS. 

Ancaman PKS 

Persoalan ini semakin berjalan alot hingga akhirnya PKS DKI mengeluarkan ancaman. Menurut Suhaimi, tidak adanya kejelasan mengenai cawagub DKI bisa saja membuat kader PKS sulit memenangkan Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019. 

"Kekecewaan itu sudah terasa di bawah. Kalau kader pada kecewa, otomatis mesin partai pasti mati tuh karena PKS itu, kan, partai kader," ujar Suhaimi.

Ia mengatakan, PKS berkomitmen mendukung Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019. Namun, ia tidak bisa memastikan kader PKS bisa optimal memenangkan Prabowo-Sandiaga. 

Baca juga: Anies Senang dengan 2 Kandidat Cawagub DKI dari PKS

Kandidat wakil gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Agung Yulianto di Restoran Natrabu, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2018).KOMPAS.com/NIBRAS NADA NAILUFAR Kandidat wakil gubernur DKI Jakarta dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Agung Yulianto di Restoran Natrabu, Jakarta Pusat, Rabu (19/12/2018).
Menanggapi pernyataan Suhaimi, M Taufik meyakini PKS tidak akan meninggalkan Gerindra pada Pilpres 2019 hanya karena persoalan wagub DKI.

Taufik yakin DPD Gerindra DKI dan DPW PKS DKI tetap akan sama-sama memenangkan Prabowo-Sandiaga di Jakarta.

"Prabowo menang jadi presiden, di DKI menang, yakin dong. Saya yakin PKS enggak akan meninggalkan Gerindra, itu, kan, PKS partai besar," kata dia.

Baca juga: Beda Persepsi PKS dan Gerindra soal Fit and Proper Test Cawagub DKI

Gerindra sepakat serahkan kursi wagub ke PKS

Untuk meredakan ketegangan tersebut, Gerindra DKI mengundang DPW PKS DKI duduk bersama membahas kandidat wagub pada Senin (5/11/2018). 

Dalam pertemuan tersebut diputuskan bahwa kursi wagub DKI pengganti Sandiaga Uno akan diserahkan kepada PKS.

"Sudah disepakati bahwa kursi (wagub) itu diamanatkan, dimandatkan kepada PKS. Mudah-mudahan pada waktu berikutnya nanti segera disampaikan kepada publik tentang dua nama kader PKS yang akan disampaikan ke pimpinan DPRD DKI Jakarta," kata Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo.

Baca juga: PKS Tak Ingin Fit and Proper Test Cawagub DKI Gugurkan Calonnya

Kedua partai juga sepakat akan membentuk badan untuk melakukan fit and proper test kepada para kandidat wagub DKI.

PKS mengajukan Ahmad Syaikhu dan Agung Yulianto untuk mengikuti fit and proper test setelah mengadakan uji kelayakan internal terhadap dua kader tersebut. 

Fit and proper test tak kunjung dimulai

Gerindra dan PKS DKI sudah memilih dua orang yang akan masuk ke dalam tim fit and proper test.

Gerindra memilih Wakil Ketua DPD Gerindra DKI Syarif dan Peneliti Senior LIPI Siti Zuhro.

Sementara itu, PKS memilih Ketua DPW PKS DKI Syakir Purnomo dan Ketua Dewan Syariah Wilayah PKS DKI Abdurrahman Suhaimi sebagai anggota tim.

Baca juga: PKS Ingin Samakan Persepsi Fit and Proper Test Cawagub DKI dengan Gerindra

Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (14/11/2018).KOMPAS.com/NURSITA SARI Ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Mohamad Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (14/11/2018).
PKS dan Gerindra mulanya akan bertemu pada 4 Desember untuk menyamakan persepsi soal fit and proper test.

Dalam hal ini, PKS yang mengundang Gerindra ingin membahas soal mekanisme fit and proper test tersebut.

Sebab, kedua partai belum memiliki pemahaman yang sama soal fit and proper test untuk menentukan kandidat wagub DKI.

Baca juga: DPP PKS: Alasan Cawagub DKI dari PKS Tak Dikenal Mengada-ada

PKS berpendapat seharusnya fit and proper test tidak perlu dilakukan. Nantinya, anggota DPRD DKI hanya perlu melakukan voting untuk memilih antara Syaikhu atau Agung Yulianto yang akan menjadi wagub DKI. 

Namun, Gerindra meminta pertemuan itu diundur.

Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018). KOMPAS.com/NURSITA SARI Ketua Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) DPRD DKI Jakarta Abdurrahman Suhaimi di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (29/10/2018).
Gerindra pun berencana mengundang PKS untuk kembali bertemu. Meski demikian, pertemuan itu belum juga terealisasi. 

Baca juga: Surati Gerindra, PKS Beri 2 Nama Cawagub DKI yang Mereka Usung

Baru-baru ini, beberapa perwakilan fraksi DPRD DKI mengaku tidak mengenal Syaikhu dan Agung Yulianto. Mereka berharap kandidat wagub yang diajukan ke DPRD adalah yang memahami permasalahan Jakarta. 

Gubernur Anies pun berulang kali mengeluhkan belum adanya wagub DKI. 

Anies mengatakan, ia tidak bisa ikut memilih wagub DKI.

"Di Indonesia itu unik, penentuan wakil itu bukan gubernur yang menentukan. Jadi, ini kembali ke zaman Siti Nurbaya di mana kita tidak terlibat untuk menentukan," kata Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com